Paradigma dan Strategi Penelitian

III. METODOLOGI

3.1. Paradigma dan Strategi Penelitian

Paradigma penelitian terbagi atas empat alternatif, yaitu paradigma positivisme, post-positivisme, teori kritis dan kontruktivisme Guba dan Lincoln, dalam Salim, 2001. Mengacu atas rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigm teori kritis. Paradigma teori kritis ini dapat digunakan untuk membahas masalah intervensi kebijakan negara dalam sistem penguasaan sumberdaya alam dan strategi adaptasi nafkah masyarakat Desa Baru Pangkalan Jambu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif qualitative Approach, menggunakan metodologi studi kasus. Secara umum, studi kasus memberikan akses dan peluang yang kepada peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, intensif dan menyeluruh terhadap unit sosial yang diteliti. Studi kasus juga dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar variabel serta proses- proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas. Selain itu juga studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar belakang permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam. Yin 1997. Data kualitatif diperoleh dari informasi informan. Metode kualitatif diambil dengan cara mempelajari sebuah fenomena yang spesifik secara mendalam dan rinci Marshall dan Rossman, 1989. Untuk mendapatkan sumber informasi atau informan kunci yang tepat dilakukan tiga tahap, yaitu a pemilihan informan awal yang terkait dengan penelitian, b pemilihan informan lanjutan guna memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi informasi yang mungkin ada, dan c menghentikan pemilihan informan lanjutan apabila dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi. Dalam menempuh tiga tahapan tersebut digunakan metode secara snowball sampling. Dalam penelitian ini subyek penelitian tidak tergantung kepada jumlah subyek penelitian, melainkan potensi kasus yang menggambarkan kedalaman subyek penelitian yang mengalami gejala sosial. Informan dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua kategori, yaitu informan untuk wawancara mendalam dan informan untuk peserta focus group discussion FGD Informan untuk wawancara mendalam terdiri dari orang-orang yang dinilai mampu memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian Karakteristik Informan. Informan untuk peserta focus group discussion FGD terdiri dari orang- orang yang dinilai representatif untuk mewakili masyarakat atau kelompok yang dianggap menguasai datainformasi yang dibutuhkan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian