kesulitan bisa meminta bantuan kepada toke terutama kesulitan dalam masalah keuangan.
f. Penambangan Emas
Upaya penambangan emas dilakukan oleh sebagian warga Desa Baru Pangkalan Jambu secara tradisonal yaitu pola mendulang. Mendulang inipun
terdiri dari dua macam, mendulang pasir yang umum dilakukan oleh kaum perempuan dan mendulang pecahan napal yang umum dilakukan oleh kaum laki-
laki. Mendulang pasir tidak dibutuhkan banyak peralatan, cukup alat dulang, sayak lawak tempat penampung hasil, dan puro tempat emas untuk dibawa
pulang sedangkan mendulang pecahan napal dibutuhkan banyak peralatan seperti penjepit untuk menyimpulkan biji emas, dulang memisahkan emas dengan
pasirdebu, tajak kauik untuk menggarutmenoreh napal yang mengandung emas, linggis untuk memecah napal, sayak kauik, puro, dan kaca mata selam
untuk daerah napal yang berada di dalam air. Aktivitas mendulang biasanya dilakukan pada saat musim kemarau. Lokasi mendulang terbagi dua, di sungai
ketika air sungai dangkal dan di daerah batu-batu napal. Pada daerah batu napal yang diyakini mengandung emas biasanya sebelum mendulang dilakukan
pemotongan ayam. Jika pada saat ayam mati kepalanya menghadap ke atas maka keberadaan napal yang mengandung emas dangkal atau tidaklah dalam dari
permukaan air, demikian sebaliknya. Warga biasanya menjual emas hasil mendulang berupa biji atau serbuk
emas dengan harga 1 emas menurut takaran lokal dimana 1 emas = 2,5 gram Rp. 400.000,- . Namun aktivitas mendulang ini tidak selalu memberikan hasil yang
memuaskan. Hal ini sesuai dengan pepatah yang diyakini oleh warga bahwa hidup mendulang ibarat ―mujur sehari malang setahun‖, artinya setelah mendapatkan
hasil yang banyak maka sampai bertahun-tahun baru akan mendapatkan hasil lagi.
g. Mencari Madu
Mencari madu bukanlah merupakan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh semua warga karena jenis pekerjaan ini memerlukan keterampilan dan
pengetahuan khusus. Madu lebah banyak terdapat di pohon-pohon sialang
10
yang tinggi. Bagi warga yang menggeluti jenis pekerjaan ini biasanya mencari madu
dilakukan pada malam hari. Tidak sepanjang tahun lebah menghasilkan madu, kebanyakan pada saat padi mulai berbuah atau ketika musim durian berbunga.
Untuk mencari madu diperlukan beberapa jenis peralatan, diantaranya selalo alat untuk menyalakan api guna mengusir induk lebah, pasak untuk dijadikan patok
tempat berpijak ketika memanjat pohon, tali untuk menurunkan madu yang diperoleh dari atas pohon, ember untuk menampung madu, dan pisau untuk
memotong sarang lebah dari pohon. Hasil madu yang diperoleh ketika mencari madu tidak selalu banyak,
tergantung musim. Warga yang menggeluti jenis pekerjaan ini biasanya menjual madu yang dihasilkan seharga Rp. 30.000,-botol ukuran botol limun. Hingga
saat ini belum terpikirkan oleh warga untuk membudidayakan lebah seperti yang sudah ada di Desa Kersik Tuo Kecamatan Kayu Aro Kerinci, meskipun dilihat
10
Pohon sialang adalah jenis tumbuhan kayu yang banyak terdapat di hutan dan sekitar kebun yang sengaja dipelihara karena lebah sangat menyukai jenis pohon ini untuk membuat sarang
dan menghasilkan madu. Biasanya lebah menempatkan sarangnya pada ketinggian 30 – 50 m.
Gambar 9. Masyarakat Sedang Mencari Spot Emas
Gambar 10. Masyarakat Mendulang Emas
dari harga jual madu, jenis usaha ini cukup mampu menopang biaya kebutuhan hidup.
h. Menangkap Ikan