dilintasinya sehingga kaki kuda dan tanduk kerbau yang dibawanya sampai penuh dengan emas. Cindur mato menyebutkan satu nama daerah yaitu Sungai Mancur.
Maka diutuslah robongan untuk mencari tahu daerah yang banyak mengandung emas tersebut yang dipimpin oleh Datuk Mendaro Kayo, Datuk Penghulu Kayo,
Datuk Raja Bantan, dan dua orang datuk yang tidak diingat namanya. Setelah diketahui secara jelas bahwa daerah tersebut memang mengandung banyak emas
maka rombongan itupun kembali ke Pagarruyung. Beberapa waktu kemudian berangkat lagi rombongan untuk mencari penghidupan baru di daerah yang
diketahui banyak mengandung emas. Setelah sampai di daerah sungai Mancur maka didirikanlah pemukiman sementara yang disebut Pondok Panjang sekarang
merupakan daerah Desa Nangka, rombongan dibagi menjadi dua untuk membuka wilayah hunian. Sebagian dari rombongan menebasmembuka wilayah dari
Pondok Panjang menuju arah ke hulu Sungai Mancur dan sebagian lagi membuka wilayah ke arah hilirmuaro Sungai Mancur. Hal ini dilakukan dari pagi hingga
sore hari dan kembali lagi ke Pondok Panjang. Setelah mereka berkumpul di Pondok Panjang, maka dtanyalah batas daerah bukaan masing-masing.
Rombongan yang membuka ke arah hulu menyebutkan bahwa daerah yang mampu dibuka sampai batas sungai Pe‘nim sungai Supenin sedangkan
rombongan yang membuka ke arah hilirmuaro menyebutkan daerah yang mampu dibuka sampai batas sungai Sigata daerah Lubuk Gelam dekat Desa Tanjung
Mudo.
4.4.1. Asal Nama Marga “Pangkalan Jambu” serta terbentuknya Desa Baru
Pangkalan Jambu
Dahulu, Marga Pangkalan Jambu bernama Renah Sungai Kunyit. Kemudian setelah terbentuknya pemerintahan Datuk Berempat Menti Batigo,
datanglah Raja Jambi beserta beberapa orang pengiringnya melihat keadaan negeri ini. Di tepian Dusun Nangko ada sebatang pohon Jambu. Sewaktu Raja
Jambi sampai ke tempat ini, berhentilah ia dan perahu tersebut ditambatkannya pada batang jambu itu. Sejak itu raja menamakan negeri ini dengan sebutan
Pangkal Jambu. Lama-kelamaan nama Pangkal Jambu berubah menjadi
Pangkalan Jambu. Setelah itu dikenal orang negeri ini Pangkalan Jambu. Dari tahun 1901 sampai dengan tahun 1926 Pangkalan Jambu bernama ―Distrik Datuk
Berempat Pangkalan Jambu‖ dan mulai dari tahun 1926 sampai dengan 1979
bernama Marga Pangkalan Jambu. Luas penguasaan wilayah dari masa Pemerintahan Marga Pangkalan Jambu adalah mulai dari Desa Sungai Jering
sampai dengan Desa Sungai Petai saat ini disebut dengan perbatasan Kabupaten Kerinci. Pada zaman Marga Pangkalan Jambu akses masyarakat terhadap
sumberdaya lahan tidak dibatasi oleh peraturan negara. Namun sejak tahun 1979 sejak diberlakukannya undang-undang pemerintahan desa nama marga pangkalan
jambu pun diganti dengan pemerintahan desa, terlebih lagi sejak diberlakukannya Undang-Undang tentang Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS secara resmi
ditetapkan menjadi Taman Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 1049Kpts-II1992 pada tanggal 12 November 1992. Kemudian surat
Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 192Kpts-II1996, menetapkan luasan TNKS sebesar kurang lebih 1.368.000 Ha membuat akses masyarakat Desa Baru
Pangkalan Jambu terhadap sumberdaya lahan pun semakin sulit. Asal mula terbentuknya Desa Baru Pangkalan Jambu adalah Sebelum
menjadi kampung, wilayah Desa Baru Pangkalan Jambu dulunya dihuni secara tersebar oleh para pendatang. Ada yang menempati wilayah sekitar Sungai
Supenin, Sungai Paniyu, Sungai Garabak, dan Lubuk Enggen. Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, untuk memudahkan pengawasan terhadap
aktivitas pribumi, maka orang-orang yang menempati wilayah sekitar Desa Baru Pangkalan Jambu yang tersebar tadi dikumpulkan ke dalam satu kawasan yang
sekarang merupakan pusat Desa Baru Pangkalan Jambu. Pada mulanya orang- orang tersebut menempati pemukiman yang terpusat di Dusun Dalam dan
selanjutnya berkembang ke Dusun Baru dan pada saat pemerintahan Jepang berkembanglah Dusun Padang Lalang. Jadi Desa Baru artinya adalah Desa di
wilayah Pangkalan Jambu yang dibentuk kemudian melalui pemusatan pemukiman ke dalam satu kawasan oleh pemerintah kolonial Belanda.
4.5. Struktur Pemerintahan Desa Baru Pangkalan Jambu