sawah, panen padi di ladang dan sawah, dan pengangkutan hasil
11
. Upah buruh harian lepas berkisar Rp. 45.000,-oranghari untuk laki-laki dan Rp. 30.000,-
oranghari untuk perempuan.
6.2.3. Aspek Pengembangan Industri Rumah Tangga
Kegiatan industri rumah tangga belum berkembang di Desa Baru Pangkalan Jambu. Belum ada warga yang menjadikan lapangan pekerjaan ini
sebagai salah satu bentuk sumber penghasilan rumah tangga. Kendatipun demikian beberapa jenis potensi industri rumah tangga seperti pembuatan galamai
dodol dan kerajinan anyaman khususnya pembuatan tikar sewaktu-waktu juga memberikan sumbangan terhadap penghasilan rumah tangga yang dilakukan
secara sampingan dan ketika ada pesanan.
a. Pembuatan Galamai Dodol
Di kalangan warga Desa Baru Pangkalan Jambu, membuat galamai adalah sebuah tradisi yang diwarisi secara turun-temurun. Pembuatan galamai biasanya
marak dilakukan menjelang perayaan hari raya Idul Fitri yang merupakan suatu keharusan bagi warga Desa Baru Pangkalan Jambu dan bagi mereka yang tidak
membuat galamai pada waktu tersebut akan mendapat cemoohan dari warga lain dalam desa. Oleh sebab itu ketika menjelang lebaran, warga mengutamakan
menyisihkan uang untuk pembuatan galamai ketimbang untuk membeli pakaian atau kebutuhan lainnya. Bahan makanan yang disebut oleh warga Desa Baru
Pangkalan Jambu dengan sebutan galamai terdiri dari campuran tepung beras ketan putih, kelapa, gula pasir ada juga yang menggunakan gula aren, susu
coklat, dan vanili. Uniknya, galamai tersebut menurut warga tahan disimpan selama satu tahun dan umumnya warga ketika membuat galamai sekaligus juga
membuat tempat penyimpanan kasang menurut instilah lokal yang terbuat dari anyaman pandan yang menyerupai kantong kecil yang juga memiliki keindahan
yang khas. Hampir rata-rata warga Desa Baru Pangkalan Jambu menguasai teknik
11
Seorang yang mengambil upahan pengangkutan hasil sebenarnya tidak dihitung berdasarkan jumlah hari kerja tetapi kebanyakan lebih bersifat upah borongan yang besarnya upah ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.
pembuatan galamai baik perempuan maupun laki-laki karena ketika mereka membuat galamai biasanya dilakukan secara bersama-sama melalui kelompok-
kelompok tetangga maupun kerabat terdekat. Ini merupakan sebuah potensi untuk pengembangan industri rumah tangga di Desa Baru Pangkalan Jambu. Alasan
bagi warga untuk tidak menjadikannya sebagai sumber tambahan penghasilan adalah aspek pemasaran lokal yang tidak mendukung.
b. Kerajinan Anyaman
Kerajinan anyaman yang berkembang di kalangan warga Desa Baru Pangkalan Jambu meliputi pembuatan tikar, ambung, dan bakul. Mereka terbiasa
membuat tikar dengan memanfaatkan bahan daun pandan yang banyak tumbuh secara liar maupun dibudidayakan di desa. Daun pandan tersebut juga digunakan
sebagai bahan untuk membuat kasang tempat mengemas galamaidodol dan bakul yang biasa digunakan sebagai alat untuk mengangkut padi menuju lumbung
ketika habis panen. Sedangkan ambung dibuat dengan menggunakan bahan rotan dari berbagai jenis yang diperoleh dari kawasan hutan sekitar desa. Produk
kerajinan anyaman ini ternyata cukup memiliki nilai ekonomis. Sebuah tikar yang berukuran 2 x 3 m
2
biasanya dijual dengan harga Rp. 20.000 – 25.000,- per
lembar. Produk ambung biasanya dijual dengan harga Rp. 30.000,- per buah. Kendatipun demikian warga Desa Baru Pangkalan Jambu juga belum
mengembangkan kerajinan anyaman tersebut sebagai sumber penghasilan tambahan. Aktivitas menganyam hanya dilakukan untuk kebutuhan sendiri dan
memenuhi pesanan jika ada warga desa yang membutuhkan.
6.3. Perubahan Pola Nafkah Masyarakat Desa Baru Pangkalan Jambu