57
Gambar 11 Hubungan antara beban pencemaran dan konsentrasi pencemar Selanjutnya  nilai  kapasitas  asimilasi  dianalisis  dengan  melihat  seberapa
besar  peran  masing-masing  parameter  terhadap  beban  pencemarannya,  dengan asumsi dasar :
a.  Nilai  kapasitas  asimilasi  hanya  berlaku  di  wilayah  pesisir  Pulau  Sepanjang lokasi penelitian.
b.  Nilai  hasil  pengamatan  yang  dilakukan  di  perairan  pesisir  dan  di  ekosistem mangrove  maupun  perairan  yang  telah  melewati  ekosistem  mangrove
diasumsikan  telah  dapat  mencerminkan  dinamika  yang  ada  di  perairan tersebut.
c.  Perhitungan pencemar hanya yang berasal dari limbah antropogenik Data  yang  diamati  merupakan  hubungan  data  pencemar  yang
mempengaruhi  kualitas  lingkungan  sebelum  ekosistem  mangrove,  pada  kawasan ekosistem mangrove dan kawasan perairan setelah ekosistem mangrove.
3.3.5 Analisis Data
Analisis  data  yang  digunakan  dalam  mengolah  data  individu  mangrove adalah  dengan  menggunakan  analisis  kelompok  cluster  analysis.  Cluster
analysis merupakan  analisis  yang  digunakan  dalam  mengelompokkan  unit-unit
yang homogen dari suatu kelompok data tertentu Bengen, 2000. Software yang digunakan  dalam  analisis  ini  adalah  SPSS  16.0.  Adapun  dalam  menganalisis
kualitas  air  dan  lingkungan  digunakan  Analisis  Komponen  Utama  Principal Component Analysis
PCA. Adapun software yang digunakan adalah Minitab 16.
58 Untuk  menganalisis  hubungan  mangrove  dengan  kualitas  lingkungan  digunakan
Analisis  factorial  koresponden  Correspondence  Analysis  CA  dengan menggunakan software SPSS 16.0.
59
4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pulau Sepanjang merupakan salah satu pulau besar di Kepulauan Kangean. Secara  administratif  Pulau  Sepanjang  masuk  ke  dalam  wilayah  Kecamatan
Sapeken.  Pulau  Sepanjang  terdiri  dari  2  desa  yaitu  Desa  Sepanjang  dan  Desa Tanjung  Kiaok.  Luas  Pulau  Sepanjang  adalah  72,11  km
2
sehingga  merupakan pulau  terbesar  di  Kecamatan  Sapeken  34.73  dimana  Kecamatan  Sapeken
memiliki luas total 204,77 km
2
. Desa Sepanjang memiliki jarak 8 km dari Kecamatan Sapeken yang berada
di  Pulau  Sapeken,  sedangkan  desa  Tanjung  Kiaok  berjarak  21  km  Bappeda, 2009.  Pulau  Sepanjang  memiliki  pantai  yang  dikelilingi  oleh  terumbu  karang.
Pada sisi selatan pulau ini berhadapan langsung dengan laut dalam. Adapun batas administratif Pulau Sepanjang adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Laut Kalimantan
• Sebelah Barat : Laut Jawa
• Sebelah Selatan : Laut Bali
• Sebelah Timur : Laut Sulawesi
Pulau Sepanjang memiliki daratan yang landai dan rata dengan ketinggian maksimum  13  meter  diatas  permukaan  laut,  sehingga  pada  pulau  ini  mangrove
dapat berkembang biak dengan baik. Potensi yang dimiliki oleh Pulau Sepanjang diantaranya  adalah  sebagai  kawasan  budidaya  rumput  laut,  pembenihan  ikan,
kawasan  penanaman  pohon  jati.  Selain  itu  Pulau  Sepanjang  sangat  berpotensi dikembangkan  sebagai  ekowisata  mangrove,  snorkling,  diving,  renang,  layar
yach dan  pancing.  Dapat  dikembangkannya  wisata  mangrove  di  pulau  ini
dikarenakan masih terhampar luas mangrove yang ada yang disertai berbagai jenis satwa  seperti  biawak,  ular,  kera,  berbagai  jenis  burung,  dan  biota  lainnya  DKP,
2006;  Suharjono  dan  Rugayah,  2007.  Mangrove  di  Pulau  Sepanjang  berada dibawah  pengelolaan  PT  Perhutani  Unit  II  Jawa  Timur  dan  kesemuanya  berada
dalam kondisi yang baik DKP, 2006.