105 Pada parameter amonia secara keseluruhan stasiun A3, A6, A9, A12 dan
A14 berada pada kondisi under capacity. Adapun model analisis parameter amonia menghasilkan persamaan y = 603,95x
– 21,142 dengan R
2
= 0,8901 Gambar 36.
Gambar 36 Analisis regresi antara konsentrasi amonia dan beban pencemar amonia
Nilai kapasitas asimilasi maksimum parameter amonia adalah sebesar 160,388 kgjam dengan nilai konsentrasi amonia sebersar 0,3 mgl. dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa stasiun A3, A6, A9, A12 dan A14 belum tercemar oleh parameter amonia.
Nilai kapasitas asimilasi yang diizinkan bagi parameter fosfat stasiun stasiun A3, A6, A9, A12 dan A14 adalah sebesar 8,019 kgjam dengan
konsentrasi sebesar 0,015 mgl Gambar 37.
Gambar 37 Analisis regresi antara konsentrasi fosfat dan beban pencemar fosfat
Baku mutu = 0,008 mgL
Baku mutu = 0,015 mgL
106 Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
stasium penelitian A3, A6, A9, A12 dan A14 mengalami pencemaran terhadap parameter fosfat. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi fosfat telah melebihi 0,015
mgl. persamaan regresi yang diperoleh pada parameter fosfat adalah y = 444,88x + 1,967 dengan R
2
= 0,9487. Persamaan regresi linier beban limbah dengan konsentrasi BOD
5
di stasiun A3, A6, A9, A12 dan A14 adalah y = 534,06x
– 173,8 dengan R
2
= 0,9971. Nilai kapasitas asimilasi maksimum adalah sebesar 10692,54 kgjam. Gambar 38
menunjukkan bahwa secara keseluruhan stasiun memiliki nilai beban pencemar dibawah batas maksimum yang diizinkan. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa keseluruhan stasiun yang berada di setelah ekosistem mangrove A3, A6, A9, A12 dan A14 dinyatakan belum tercemar parameter BOD
5
under capacity
.
Gambar 38 Analisis regresi antara konsentrasi BOD
5
dan beban pencemar BOD
5
b
Baku mutu = 20 mgL
107
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Struktur ekosistem mangrove pada stasiun Tanjung Tembing TTB
didominasi oleh Avicennia officinalis, stasiun Panamparan PNP didominasi oleh Pandanus tectorius, stasiun Pajan Barat PJB didominasi oleh Avicennia
officinalis dan Ceriops tagal, stasiun Tanjung Kiaok TJK didominasi
Rhizophora apiculata , dan stasiun Pajan Barat 2 PB2 didominasi oleh
Avicennia officinalis . Dari keseluruhan jenis mangrove yang ditemukan,
terdapat 6 spesies langka menurut IUCN. 2. Secara umum kondisi lingkungan pada keseluruhan stasiun ekosistem
mangrove berada pada posisi yang sangat mendukung bagi kehidupan mangrove dan biota yang berasosiasi.
3. Aktifitas penduduk pada Pulau Sepanjang pada saat ini tidak berpengaruh terhadap lingkungan perairan sekitar ekosistem mangrove. Hal tersebut
dibuktikan dengan kondisi beban pencemar pada keseluruhan stasiun ekosistem mangrove dan stasiun setelah ekosistem mangrove berada pada
kondisi yang sangat mendukung bagi kehidupan biota. Nilai kapasitas asimilasi stasiun pada ekosistem mangrove A8, A11, dan A13 secara umum
memiliki nilai kapasitas asimilasi pada kondisi under capacity pada parameter deterjen, amonia, dan BOD
5
, sedangkan pada parameter kekeruhan, nitrat, dan fosfat telah mengalami over capacity. Adapun pada stasiun setelah ekosistem
mangrove A3, A6, A9, A12 dan A14 secara umum memiliki nilai kapasitas asimilasi under capacity pada parameter deterjen, amonia, dan BOD
5
, sedangkan parameter nitrat dan fosfat telah mengalami over capacity.
Parameter kekeruhan, memiliki nilai over capacity pada saat surut, dan mengalami under capacity pada saat pasang.
108
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah : 1. Sangat perlu dilakukan penelitian secara temporal yang mewakili musim,
yaitu pada musim kemarau dan musim hujan. 2. Pada penelitian ini dilakukan kajian terhadap limbah organik, sehingga sangat
diperlukan kajian pula terhadap limbah anorganik. 3. Penambahan pengamatan terhadap pola arus di lokasi penelitian.
4. Perlu penambahan pengamatan pada jaringan tumbuhan untuk mengamati uptake
limbah organik oleh individu mangrove.
109
DAFTAR PUSTAKA
Adame MF, D Neil, SF Wright, CE Lovelock . 2010. Sedimentation within and
among mangrove forests along a gradient of geomorphological settings. J.Ecss
. 86:21 –30.
Affandi R dan Tang UM. 2002. Fisiologi Hewan Air. UNRI Press. Riau. Akamatsu Y, Ikeda S, Toda Y. 2009. Transport of nutriens and organik matter in a
mangrove swamp. J.Ecss. 82:233 –242.
Alamsyah, Benny R. 1999. Kebijaksanaan, Strategi, dan Program Pengendalian Pencemaran dalam Pengelolaan Pesisir dan Laut, Prosiding Seminar Sehari
Teknologi dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Pesisir dan Laut, Bandung: Jurusan Teknologi Lingkungan ITB.
Amrul HMZN. 2007. Karakteristik fisika kimia sedimen dan hubungannya dengan struktur komunitas makrozoobentos di estuary Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang. [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Anna S. 1999. Analisis beban pencemaran dan kapasitas asimilasi Teluk Jakarta. [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Arksonkoae S. 1993. Ecology and management of mangroves. Bangkok. IUCN. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumenep. 2006. Luas
Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Sumenep . Sumenep: BPS
Sumenep. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2006. Kecamatan Sapeken dalam
Angka . Sumenep: BPS Sumenep.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2008. Kecamatan Sapeken dalam Angka
. Sumenep: BPS Sumenep. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2009. Kecamatan Sapeken dalam
Angka . Sumenep: BPS Sumenep.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2009. Sumenep dalam Angka. Sumenep: BPS Sumenep.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2010. Kecamatan Sapeken dalam Angka
. Sumenep: BPS Sumenep. Barnes RSK, Hughes RN. 1999. An introduction to marine ecology. Third edition.
Blackwell science. USA. Bengen DG, Dutton IM. 2004. Interactions : Mangrove, Fisheries And Forestry
Management in Indonesia. Di dalam: Northcote TG, Hartman GF, Editor. Fishes and Forestry.
Blackwell science. hlm. 632-653. Bengen DG, Retraubun ASW. 2006. Menguak realitas dan urgensi pengelolaan
berbasis eko-sosio sistem pulau-pulau kecil . Jakarta. Pusat Pembelajaran dan
Pengembangan Pesisir dan Laut P4L.