59
4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pulau Sepanjang merupakan salah satu pulau besar di Kepulauan Kangean. Secara  administratif  Pulau  Sepanjang  masuk  ke  dalam  wilayah  Kecamatan
Sapeken.  Pulau  Sepanjang  terdiri  dari  2  desa  yaitu  Desa  Sepanjang  dan  Desa Tanjung  Kiaok.  Luas  Pulau  Sepanjang  adalah  72,11  km
2
sehingga  merupakan pulau  terbesar  di  Kecamatan  Sapeken  34.73  dimana  Kecamatan  Sapeken
memiliki luas total 204,77 km
2
. Desa Sepanjang memiliki jarak 8 km dari Kecamatan Sapeken yang berada
di  Pulau  Sapeken,  sedangkan  desa  Tanjung  Kiaok  berjarak  21  km  Bappeda, 2009.  Pulau  Sepanjang  memiliki  pantai  yang  dikelilingi  oleh  terumbu  karang.
Pada sisi selatan pulau ini berhadapan langsung dengan laut dalam. Adapun batas administratif Pulau Sepanjang adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Laut Kalimantan
• Sebelah Barat : Laut Jawa
• Sebelah Selatan : Laut Bali
• Sebelah Timur : Laut Sulawesi
Pulau Sepanjang memiliki daratan yang landai dan rata dengan ketinggian maksimum  13  meter  diatas  permukaan  laut,  sehingga  pada  pulau  ini  mangrove
dapat berkembang biak dengan baik. Potensi yang dimiliki oleh Pulau Sepanjang diantaranya  adalah  sebagai  kawasan  budidaya  rumput  laut,  pembenihan  ikan,
kawasan  penanaman  pohon  jati.  Selain  itu  Pulau  Sepanjang  sangat  berpotensi dikembangkan  sebagai  ekowisata  mangrove,  snorkling,  diving,  renang,  layar
yach dan  pancing.  Dapat  dikembangkannya  wisata  mangrove  di  pulau  ini
dikarenakan masih terhampar luas mangrove yang ada yang disertai berbagai jenis satwa  seperti  biawak,  ular,  kera,  berbagai  jenis  burung,  dan  biota  lainnya  DKP,
2006;  Suharjono  dan  Rugayah,  2007.  Mangrove  di  Pulau  Sepanjang  berada dibawah  pengelolaan  PT  Perhutani  Unit  II  Jawa  Timur  dan  kesemuanya  berada
dalam kondisi yang baik DKP, 2006.
60
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Ekostruktur Mangrove
Pengamatan  struktur  ekosistem  mangrove  dilokasi  penelitian  terbagi menjadi  5
lokasi  penelitian  yaitu  Tanjung  Tembing,  Panamparan,  Pajan  Barat, Tanjung  Kiaok,  dan  Pajan  Barat  2.  Untuk  stasiun  Sepanjang  dikarenakan  tidak
ditemukan  mangrove,  maka  tidak  dilakukan  transek.  Pada  masing-masing  lokasi penelitian  dilakukan  transek  sebanyak  3  stasiun  pengamatan  mangrove  yang
terdiri  dari  3  plot  pengamatan.  Pengamatan  terhadap  ekostruktur  mangrove dilakukan melalui beberapa pendekatan, yaitu dari INP dan indeks keseragaman,
keanekaragaman serta dominansi. 5.1.1
Distribusi dan Kerapatan Jenis Vegetasi Mangrove
Distribusi  dan  kerapatan  merupakan  keberadaan  suatu  individu  dalam satuan  luas  tertentu  yang  didalamnya  juga  diketahui  jumlah  total  tegakannya.
Tabel 11 menunjukkan distribusi dan kerapatan jenis mangrove per satuan area 10
m
2
.  Pada  lokasi  penelitian  ditemukan  9  spesies  mangrove  yang  terbagi  dalam  5 famili  mangrove.  Kesepuluh  spesies  tersebut  adalah  Aegiceras  floridum  dari
famili  Myrsinaceae;  Avicennia  officinalis  dari  famili  Avicenniaceae;  Bruguiera gymnorrhiza,  Ceriops  decandra,  Ceriops  tagal,  Rhizophora  apiculata,
dan Rhizophora mucronata
dari famili Rhizohoraceae; Pandanus tectorius dari famili Pandanaceae; dan Sonneratia alba dari famili Sonneratiaceae.
Secara  keseluruhan  pada  lokasi  pengamatan  komunitas  mangrove,  dapat diketahui  bahwa  setiap  stasiun  pengamatan  memiliki  tegakan  mangrove  yang
relatif  berbeda  baik  dari  segi  spesies  maupun  kerapatannya.  Distribusi  terbanyak adalah  mangrove  dari  jenis  Rhizophora  apiculata  dengan  tegakan  sebanyak  73
pohon,  kemudian  Avicennia  officinalis  dengan  jumlah  tegakan  sebanyak  51 pohon.  Adapun  jumlah  tegakan  yang  paling  sedikit  adalah  Sonneratia  alba
dengan jumlah tegakan hanya 5 pohon.
61 Tabel 11 Jumlah tegakan mangrove setiap 300m
2
No Famili
Spesies Stasiun
TTB PNP
PJB TJK
PB2
1 2
3 1
2 3
1 2
3 1
2 3
1 1  Myrsinaceae
Aegiceras floridum 10
2  Avicenniaceae Avicennia officinalis
11 13
11 5
2 9
3  Rhizohoraceae Bruguiera gymnorrhiza
2 9
4  Rhizohoraceae Ceriops decandra
9 9
2 3
5  Rhizohoraceae Ceriops tagal
2 1
17 7
2 18
6 6  Pandanaceae
Pandanus tectorius 3
2 3
7  Rhizohoraceae Rhizophora apiculata
5 18
14 19
17 8  Rhizohoraceae
Rhizophora mucronata 2
2 3
4 9  Sonneratiaceae
Sonneratia alba 2
1 2
Sumber : Data Lapang 2011 Keterangan : TTB Tanjung Tembing; PNP Panamparan; PJB Pajan Barat; TJK Tanjung Kiaok; PB2 Pajan Barat 2
Tegakan mangrove  yang paling banyak ditemukan  di stasiun TTB adalah dari spesies  Avicennia officinalis. Meskipun substrat yang ada di lokasi tersebut adalah didominasi pasir, namun spesies tersebut masih bisa tumbuh dikarenakan pada layer 60 cm stasiun 1
dan  30  cm  stasiun  2  Lihat  Lampiran  2  dapat  ditemukan  lempung  yang  mampu  menunjang  kehidupan mangrove  jenis  ini.  Sedangkan pada  stasiun  3,  mangrove  yang  paling  banyak  tegakannya  adalah  spesies  Aegiceras  floridum.  Banyaknya  spesies  tersebut  pada  stasiun 3
dikarenakan pada lokasi tersebut bersubstrat pasir dan berbatu. PNP merupakan stasiun pengamatan yang berada di sisi selatan Pulau Sepanjang. Pada stasiun tersebut, tegakan mangrove yang
bisa  ditemui  hanya  berasal  dari  famili  Pandanaceae  berupa  Pandanus  tectorius  dikarenakan  stasiun  ini  berbatasan  langsung  dengan  laut lepas dan memiliki substrat pasir. Pada stasiun PJB mangrove yang paling banyak ditemui adalah dari spesies Bruguiera gymnorrhiza.