Karakteristik Fisika Kimia Sedimen
83 dengan spesies mangrove yang dapat hidup pada tipe substrat tersebut. Hal
tersebut dikarenakan masing-masing spesies mangrove memiliki karakteristik sedimen yang berbeda-beda tiap jenisnya.
Selain itu tekstur sedimen sangat menentukan terhadap daya dukung penerimaan limbah yang masuk. Semakin kasar suatu tekstur, maka semakin besar
pula kemampuannya dalam menerima laimbah. Sebaliknya semakin kecil ukuran suatu tekstur sedimen, maka semakin kecil pula daya dukung sedimen dalam
menerima beban limbah. Kemampuan tersebut sangat terkait dengan kondisi oksidatif sedimen. kondisi oksidatif tersebut menyebabkan hasil degradasi bahan-
bahan organik tidak akan bersifat toksik, namun sebaliknya akan lebih bisa bermanfaat bagi organisme akuatik pada umumnya.
Kandungan bahan organik dalam sedimen berbeda-beda berdasarkan jenis substrat yang menyusunnya. Substrat yang lebih halus memiliki kemampunya
menyimpan bahan organik yang lebih baik dari pada substrat yang lebih kasar. Nilai rata-rata C-organik pada masing-masing stasiun penelitian menunjukkan
perbedaan yang cukup signifikan pada masing-masing lokasi yang berbeda. Stasiun S1, S4, S7, dan S10 yang merupakan pusat pencemaran memiliki
konsentrasi C organik sebanyak 14,53 – 18,36 pada saat surut dan 13,47 –
16,47 pada saat pasang. Sedangkan stasiun S2, S5, S8, dan S11 merupakan kawasan ekosistem mangrove memiliki konsentrasi C organik pada saat surut
berkisar antara 17,04 – 24,04 dan pada saat pasang sebesar 15,12 – 22,86.
Adapun pada stasiun S3, S6, S9, dan S12 konsentrasi C organik pada saat surut berkisar antara 6,19
– 30,67 dan pada saat pasang sebesar 10,12 – 25,82. Tingginya konsentrasi C organik pada stasiun S1, S4, S7, dan S10
dikarenakan posisi stasiun tersebut berada pada pusat pencemaran sehingga bahan organik dari limbah antropogenik banyak terendap pada stasiun-stasiun tersebut.
Sedangkan tingginya C organik pada stasiun dimana ekosistem mangrove berada dikarenakan banyaknya serasah mangrove yang mengakibatkan kandungan C
organik tinggi. Selain itu kondisi substrat juga sangat berpengaruh, semakin halus fraksi substrat di suatu lokasi, maka semakin banyak pula kandungan C
organiknya. Menurut Foth 1978 in Iswahyudi 2008, faktor yang
84
Gambar 19 Karakteristik fisika kimia sedimen pada stasiun pusat pencemar
85 mempengaruhi jumlah dan penyebaran bahan organik antara lain : iklim, vegetasi,
kondisi drainase dan tekstur tanah. Semakin rapat tegakan mangrove yang ada pada suatu lokasi, maka semakin tinggi pula kandungan bahan organiknya.
Nitrogen total merupakan gambaran nitrogen dalam bentuk organik dan amonia pada air limbah Davis dan Cornwell, 1991 in Effendi, 2003. Terlihat
bahwa stasiun pusat pencemaran S1, S4, S7, dan S10 memiliki konsentrasi N organik yang tinggi yaitu berkisar antara 0,89
– 1,23 saat pasang dan pada saat surut sebesar 0,92
– 1,26. Sedangkan stasiun S2, S5, S8, dan S11 stasiun pada ekosistem mangrove memiliki konsentrasi N organik pada saat pasang berkisar
antara 0,96 – 1,26 dan pada saat surut sebesar 0,98 – 1,22. Adapun stasiun S3,
S6, S9, dan S12 memiliki konsentrasi saat pasang 0,49 – 1,05 dan saat surut
0,54 – 1,00. Terlihat jelas bahwa stasiun yang berada pada pusat pencemaran
memiliki kandungan N organik yang lebih tinggi dari pada stasiun lainnya dan selanjutnya diikuti oleh stasiun pada ekosistem mangrove. Tingginya N organik
pada keseluruhan stasiun secara umum berkorelasi positif dengan tingginya C organik. Selain itu diduga bahwa tingginya N total adalah disebabkan oleh
perbedaaan fraksi sedimen dimana fraksi sedimen yang lebih halus lebih banyak memerangkap bahan organik dari pada sedimen yang berukuran lebih kasar. Wu
et al., 2008 menyatakan bahwa sedimen merupakan media utama yang mampu
memerangkap nitrogen. Zhang et al., 2010 menambahkan bahwa 97 TN dan 95 TP pada ekosistem mangrove diendapkan oleh sedimen.
Kadar Total P sangat tergantung pada bahan organik yang tersedia, semakin tinggi bahan organik yang tersedia, maka semakin banyak fosfat yang
tersedia. Menurut Sanchez 1976 in Iswahyudi 2008 tingkat P dalam tanah mineral dikendalikan oleh komposisi mineral dam sifat-sifat tanah seperti : pH
tanah, Kadar Fe dan Al-terlarut, Ca-tersedia, bahan organik, dan aktivitas mikroorganisme tanah. Pada stasiun S1, S4, S7, dan S10 diketahui bahwa saat
pasang konsentrasi total P berkisar antara 0,12 – 0,23 dan saat surut 0,16 –
0,24, sedangkan stasiun S2, S5, S8, dan S11 pada saat pasang memiliki konsentrasi antara 0,09
– 0,25 dan saat surut 0,11 – 0,27. Adapun stasiun S3, S6, S9, dan S12 pada saat pasang memiliki konsentrasi sebesar 0,07
– 0,25 dan saat surut 0,08
– 0,28.
86
Gambar 20 Karakteristik fisika kimia sedimen pada stasiun ekosistem mangrove
87 Total organik matter bahan organik pada sedimen di seluruh lokasi
penelitian menunjukkan angka yang fluktuatif sebagaimana terjadi pada air. Konsentrasi TOM tertinggi didapat pada stasiun S8 baik pasang maupun surut
dengan konsentrasi 55,2 saat pasang dan 46,48 saat surut. Hal tersebut dikarenakan stasiun tersebut memiliki kondisi mangrove sangat rapat sekaligus
menerima beban limbah dari stasiun S7 dimana stasiun tersebut merupakan pusat terjadinya pencemaran di desa Pajan Barat. Adapun stasiun yang memiliki
konsentrasi TOM paling rendah adalah stasiun S6 dimana stasiun tersebut berada di sisi selatan Pulau Sepanjang dengan memiliki substrat pasir dan tidak jauh dari
stasiun tersebut terdapat palung yang kedalamannya mencapai 300 m. Sebaran pH sedimen berkisar antara 6,40
– 7,44. Adapun secara terperinci nilai pH pada stasiun S1, S4, S7, dan S10 pada saat pasang berkisar antara 6,70
– 6,94 dan pada saat surut 6,62
– 6,90. Sedangkan pada stasiun S2, S5, S8, dan S11 pada saat pasang nilai pH berkisar 6,40
– 6,85, dan berkisar antara 6,40 – 6,80 pada saat surut. Adapun stasiun S3, S6, S9, dan S12 memiliki rata-rata nilai pH
pada saat pasang surut 7,20 – 7,44 dan pada saat pasang 7,12 – 7,43. Secara
umum stasiun yang menghadap ke laut memiliki nilai pH substrat yang tinggi. Sebaliknya stasiun yang berada pada pusat pencemaran memiliki nilai pH substrat
yang rendah. Hal tersebut dikarenakan pada pusat pencemaran memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi. pH substrat memiliki nilai
berbanding terbalik dengan kadar C organik Notohadiprawiro, 1986 in Emiyarti, 2004.
Secara umum kandungan deterjen di keseluruhan stasiun penelitian adalah sangat kecil yaitu berkisar antara 0,0001 sampai dengan 0,00035. Sedangkan
secara terperinci di stasiun S1, S4, S7, dan S10 pada saat pasang memiliki kandungan konsentrasi deterjen sebesar 0,00019
– 0,00031 dan pada saat surut sebesar 0,00014
– 0,00035. Pada stasiun S2, S5, S8, dan S11 memiliki konsentrasi deterjen saat pasang berkisar antara 0,00013
– 0,00022 dan pada saat surut berkisar antara 0,00014
– 0,00027. Adapun pada stasiun S3, S6, S9, dan S12 pasang berkisar antara 0,0001
– 0,00019 dan pada saat surut berkisar antara 0,00007
– 0,00024. Tingginya konsentrasi deterjen pada stasiun S1 dan S4 dikarenakan tingginya konsentrasi deterjen di air pada stasiun tersebut.
88
Gambar 21 Karakteristik fisika kimia sedimen setelah ekosistem mangrove
89
Gambar 22 Biplot karakteristik fisika kimia sedimen pada kondisi pasang tertinggi
Gambar 23 Biplot karakteristik fisika kimia sedimen pada kondisi surut terendah
Hasil analisis biplot pada distribusi karakteristik fisika dan kimia sedimen saat pasang tertinggi menunjukkan karakter yang menyebar luas bagi masing-
masing stasiunnya Gambar 22. Stasiun S3, S6, S10, dan S13, berada dalam satu kelompok yang sama, dalam artian stasiun tersebut memiliki yang sama dimana
tidak memiliki pengaruh yang dominan terhadap beban pencemar. Stasiun S1, S2, S4, S5, dan S7 memiliki karakter yang penyumbang konsentrasi N organik dan
deterjen. Adapun stasiun S8, S9, dan S13 secara umum memiliki konsentrasi yang
90 dominan pada beban pencemar berupa C organik, P, dan TOM. Sedangkan stasiun
S12, dan S14 memiliki karakter yang kuat pada pH tanah. Gambar 23 menunjukkan hasil analisis biplot karakteristik fisika dan
kimia sedimen saat kondisi perairan mengalami surut terendah. Stasiun S3, S6, S10, dan S11 memiliki karakter yang sama dan tidak memberikan pengaruh yang
signifikan dalam menyumbang beban pencemar. Stasiun S1, S2, S4, dan S7 berada pada satu kelompok yang sama dengan memlikiki karakter yang kuat pada
deterjen dan N organik. Parameter TOM dan P berkorelasi positif, sedangkan deterjen berkorelasi negatif dengan nilai pH tanah. Adapun stasiun S8, S11, dan
S13 memiliki karakter yang kuat dalam menyumbang beban pencemar berupa C organik, P, dan TOM. Adapun stasiun S12 dan S14 memiliki karakter yang kuat
pada parameter pH tanah.