Oksigen Terlarut DO Parameter Kualitas Air

32 Tabel 5 Skala Wentworth Nama Ukuran mm Batuan boulder 256 Batuan bulat cobble 256 – 64 Batuan kerikil pebble 64 – 4 Butiran granule 4 – 2 Pasir paling kasar very coarse sand 2 – 1 Pasir kasar coarse sand 1 – 0.5 Pasir sedang medium sand 0.5 – 0.25 Pasir halus fine sand 0.25 – 0.12 Pasir sangat halus very fine sand 0.125 – 0.0625 Lempung silt 0.0625 – 0.0039 Liat clay 0.0039 Pengendapan sedimen atau sedimentasi ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kecepatan arus, kondisi dasar perairan, turbulensi, densitas sedimen, bentuk sedimen dan diameter sedimen Libes, 1992 dan Odum, 1971 in Idris 2000 sedimen dengan diameter 104 µm akan tererosi oleh arus dengan kecepatan 150 cmdet dan terbawa arus pada kecepatan antara 90-150 cmdet, selanjutnya akan mengendap pada kecepatan 90 cmdet. Hal yang sama untuk sedimen halus dengan diameter 102 µm, sedimen ini tererosi pada kecepatan arus 30 cmdet dan terdeposisi pada kecepatan 15 cmdet Holme dan Mclyntyre 1971 in Amrul 2007. Selanjutnya Wood 1986 in Amrul 2007 menyatakan partikel yang halus akan mengendap pada kecepatan arus 5 cmdet tetapi dapat kembali keperairan dengan kecepatan arus 15 cmdet. Tabel 6 Kecepatan endapan sedimen Tipe Sedimen Diameter µm Kecepatan Endapan cmdetik Pasir halus 250 – 125 1.2037 Pasir sangat halus 125 – 62 0.3484 Silt 31.2 – 3.9 0.0870 – 0.0014 Clay 1.95 – 0.12 3.47 x 10 -4 - 1.16 x 10 -6 Sumber : King 1976 in Supriharyono 2000 Tekstur sedimen sangat menentukan terhadap daya dukung limbah yang masuk. Semakin kasar tekstur sedimen maka kemampuan untuk menerima limpahan limbah semakin besar. Hal ini berkaitan dengan kondisi oksidatif 33 sedimen. Kondisi yang oksidatif menyebabkan hasil degradasi bahan-bahan organik tidak akan bersifat toksik, namun sebaliknya akan lebih bisa bermanfaat bagi organisme akuatik pada umumnya. Berbeda halnya dengan tekstur sedimen halus dimana daya dukungnya terhadap masukan limbah relatif kecil. Hal ini disebabkan oleh sudah adanya konsentrasi bahan organik yang harus didekomposisi sebelumnya. Masukan limbah apalagi dalam jumlah banyak dan konstan akan menyebabkan keadaan anoksik pada sedimen. Kondisi seperti ini menyebabkan hasil dekomposisi bahan- bahan organik kebanyakan bersifat toksik bagi organisme akuatik.

2.5 Makrozoobentos

Zoobentos adalah hewan yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup di dasar endapan Odum, 1983. Makrozoobenthos merupakan organisme akuatik yang hidup di dasar perairan dengan pergerakan relatif lambat yang sangat dipengaruhi oleh substrat dasar serta kualitas perairan. Makrozoobenthos berperan penting dalam proses mineralisasi dan pendaurulangan bahan organik maupun sebagai salah satu sumber makanan bagi organisme konsumen yang lebih tinggi. Selain itu bentos berfungsi juga menjaga stabilitas dan geo fisika sedimen. Penurunan komposisi, kelimpahan dan keanekaragaman dari makrozoobenthos biasanya merupakan indikator adanya gangguan ekologi yang terjadi pada sungai tersebut Setiawan, 2009. Komunitas fauna bentik ini pada dasarnya terbagi menjadi 5, yaitu Mollusca, Crustacea, Polychaeta, Echinodermata, dan kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson kecil seperti Sipunculidae Romimohtarto dan Juwana, 2001. Berdasarkan keberadaannya di perairan, makrobentos digolongkan menjadi kelompok epifauna, yaitu hewan bentos yang hidup melekat pada permukaan dasar perairan, sedangkan hewan bentos yang hidup didalam dasar perairan disebut infauna. Tidak semua hewan dasar hidup selamanya sebagai bentos pada stadia lanjut dalam siklus hidupnya. Hewan bentos yang mendiami daerah dasar misalnya, kelas polychaeta, echinodermata dan moluska mempunyai stadium larva yang sering kali ikut terambil pada saat melakukan pengambilan contoh plankton.