9 termasuk  Ficus  microcarpus  F.  retusa,  Intsia  bijuga,  N.  fruticans,
Lumnitzera racemosa, Pandanus sp. dan Xylocarpus moluccensis.
2.1.3 Karakteristik Abiotik dan Lingkungan Hidup Mangrove
Mangrove memiliki
tipe karakter
khusus dalam
mendukung perkembangannya.  Terdapat  3  komponen  yang  mengatur  lingkungan  hidup
mangrove  diberbagai  lokasi,  yaitu  :  geofisika,  geomorfik,  dan  biologis  Thom, 1982 in Knox, 2000. Sedangkan menurut Hutabarat et al., 2009; Dahuri et al.,
2008;  Bengen  dan  Dutton  2004,  ada  beberapa  parameter  lingkungan  utama karakter  abiotik  yang  menentukan  kelangsungan  hidup  dan  pertumbuhan
mangrove, yaitu : a.  Suplai air tawar dan salinitas
Karakteristik habitat yang menonjol di daerah hutan mangrove diantaranya adalah  suplai  atau  pasokan  air  tawar  yang  cukup  dari  darat  seperti  dari  sungai,
mata  air,  dan  air  tanah.  Tingkatan  salinitas  pada  air  dikategorikan  sebagai oligohalin  yaitu  apabila  memiliki  salinitas  0.5
–  5  ppt,  mesohalin  apabila mempunyai  salinitas  antara  5
–  30  ppt  dan  polyhalin  yaitu  dengan  salinitas sebesar 18
– 30 ppt Bengen dan Dutton, 2004. Nirarita et al, 1996 in Nursal et al.,
2005 berpendapat bahwa airnya payau mempunyai salinitas 2 - 22 ppt atau asin  dengan  salinitas  sekitar  38  ppt.  Berbedanya  salinitas  tersebut  dikarenakan
masuknya  dan  bercampurnya  air  polihalin  dan air  dengan  salinitas  rendah  dalam hutan mangrove.
Ketersediaan  air  tawar  dan  konsentrasi  kadar  garam  salinitas  sangat mempengaruhi  keberlangsungan  ekosistem  mangrove.  Ketersediaan  air  tawar
tergantung dari  : a frekuensi dan volume air dari sistem sungai dan irigasi dari darat,  b  frekuensi  dan  volume  air  pertukaran  pasang  surut,  dan  c  tingkat
evaporasi  ke  atmosfir.  Walaupun  ekosistem  mangrove  memiliki  mekanisme adaptasi terhadap salinitas yang tinggi, namun tidak adanya suplai air tawar yang
mengatur kadar garam dan isi air tergantung dari tipe tanah dan sistem pembuatan irigasi.