Indeks Nilai Penting Kondisi Mangrove

51 Indeks nilai penting suatu jenis berkisar antara 0 – 300. Nilai penting ini memberikan gambaran tentang peranan suatu jenis mangrove dalam ekosistem dan dapat juga digunakan untuk mengetahui dominansi suatu spesies dalam komunitas.

3.3.1.2 Struktur Komunitas Ekosistem Mangrove

 Keanekaragaman H′ Keanekaragaman spesies dapat dikatakan sebagai keheterogenan spesies dan merupakan ciri khas struktur komunitas. Rumus yang digunakan untuk menghitung keanekaragaman adalah rumus dari Indeks Diversitas Shannon Bengen, 2002, yaitu : H ′ = − p i ln p i dimana p i = ni N s i=1 Keterangan : H′ : Indeks Keanekaragaman n i : Jumlah Individu Jenis ke-i N : Jumlah Total Individu S : Jumlah Spesies Kisaran nilai Indeks Keanekaragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut : H’ ≤ 2.3026 : Keanekaragaman rendah 2.3026 ≤ H’ ≤ 6.9078 : Keanekaragaman sedang H’ ≥ 6.9078 : Keanekaragaman tinggi  Analisis Keseragaman Populasi E Indeks Keseragaman digunakan untuk mengetahui seberapa besar kesamaan penyebaran jumlah individu dalam komunitasnya Bengen, 2002. Rumus yang digunakan adalah : E = H′ H maks dimana H maks = ln s Keterangan : E : Indeks Keseragaman S : Jumlah Spesies INP = RD i + RF i + RC i 52 Nilai Indeks Keseragaman berkisar antara 0 - 1. Semakin kecil nilai E mendekati 0, keseragaman semakin kecil yang berarti penyebaran jumlah individu setiap jenis tidak sama, ada kecenderungan terjadi dominansi oleh jenis- jenis tertentu. Semakin besar nilai E mendekati 1 menunjukkan keseragaman populasi yang tinggi, jumlah individu setiap jenis dapat dikatakan sama atau tidak jauh berbeda. Kisaran nilai indeks keseragaman adalah : E ≤ 0.4 : Keseragaman rendah 0.4 ≤ E ≤ 0.6 : Keseragaman sedang E 0.6 : Keseragaman tinggi  Analisis Dominansi D Nilai indeks dominansi D dihitung untuk mengetahui ada atau tidaknya spesies tertentu yang mendominasi suatu ekosistem. Indeks dominansi diperoleh dengan menggunakan formulasi Simpson Brower dan Zaar in Candra, 2007, yaitu : D = ∑p i 2 dimana p i = ni N Keterangan : D : Indeks Dominansi n i : Jumlah Individu Jenis ke-i N : Jumlah Total Individu Nilai indeks dominansi berkisar antara 0 - 1. Jika nilai D mendekati 0, berarti tidak ada jenis yang mendominasi. Sedangkan jika nilai D besar mendekati 1 berarti ada jenis yang mendominasi. Kisaran nilai indeks dominansi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 0 D ≤ 0.3 : Dominansi rendah .3 D ≤ 0.6 : Dominansi sedang 0.6 D ≤ 1 : Dominansi tinggi

3.3.2 Analisis Substrat

Analisis fraksi sedimen merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara pasir, liat, dan debu pada suatu sample sedimen yang diambil pada kondisi lapang yang sesungguhnya. Pada hasil perhitungan 53 prosentasi sample tersebut kemudian dimasukkan kedalam Segitiga Millar Gambar 10 untuk mengetahui tipe substrat di lokasi penelitian. Gambar 10 Tipe substrat berdasarkan Segitiga Miller Penentuan tipe substrat berdasarkan Segitiga Miller dilakukan melalui beberapa langkah yang dicontohkan sebagaimana berikut : 1. Menentukan komposisi dari masing-masing fraksi substrat. Misalnya fraksi pasir sand 40, debu silt 40, dan liat clay 20. 2. Menarik garis lurus pada sisi persentase pasir di titik 40 sejajar dengan sisi persentase debu, kemudian ditarik garis lurus pada sisi persentase debu di titik 40 sejajar dengan sisi persentase liat, dan tarik garis lurus pada sisi persentase liat 20 sejajar dengan persentase pasir. 3. Hasil perpotongan dari ketiga garis tersebut akan menentukan tipe substrat yang dianalisis, misalnya dalam hal ini lempung.