23
3.2.4 Keanekaragaman Karang-karang Fungi dan Genus Scleractinia
REA 2003 mencatat sebanyak 31 spesies karang fungi mushroom dari 29 sampai 31 lokasi sampel. Walaupun Wakatobi adalah pusat dari keanekaragaman
hayati, wilayah ini tidak cukup kaya akan karang fungi. Satu faktor pembatas keragaman karang fungi di Wakatobi adalah keragaman habitat yang relatif rendah;
dibandingkan dengan daerah lain seperti Kepulauan Spermonde di Sulawesi Barat Daya, setidaknya dua tipe habitat yang berbeda yang secara umum kumpulan karang
fungi berkumpul terumbu berpasir di kedalaman dan terumbu yang dipengaruhi aliran air tawar dari sungai tidak terlalu banyak. Spesies fungi yang ditemui di
Wakatobi mencakup sebagian besar yang biasanya ditemukan di lokasi lepas pantai di area dengan suatu landas kontinen seperti Spermonde. Sebagai perbandingan
kumpulan fungi ini mirip dengan yang ada di Sulawesi Utara dan Kepulauan Togian dimana keduanya jarang terdapat habitat terumbu berpasir di kedalaman.
Terkait dengan jenis karang scleractinia, secara umum walaupun agak beragam, tidak menunjukkan adanya sesuatu yang unik – bisa jadi karena rendahnya
tingkat keragaman habitat yang ada. Meskipun begitu REA 2003 mencatat beberapa temuan yang cukup menarik, yaitu adanya suatu kumpulan karang di area hamparan
padang lamun seperti Catalaphyllia Jardineri, Fungia Cycloseris sinensis dan F. C. cyclolites- dimana pada umumnya ada di kedalaman. Ada juga, suatu perubahan
warna yang tidak biasa pada Hydrocoral Distichopora Violacea dimana cabang yang diamati mempunyai suatu pita putih di bawah ujung berwarna ditemukan dan
mungkin merupakan suatu subspesies endemik Sulawesi Tenggara TNW 2008.
3.2.5 Foraminifera
Selama REA, 31 spesies dari foraminifera berhasil dikoleksi dimana 9 diantaranya belum dapat diidentifikasi atau memerlukan pengamatan lebih lanjut
untuk menentukan jenis taksonomi yang tepat. Ini merupakan jumlah yang tinggi dibandingkan dengan keragaman di lain tempat di Indo-West Pacific yang pernah
diamati seperti Cebu, Kepulauan Spermonde di Sulawesi, dan Bali. Secara umum
24 tiga kelompok foraminifera dapat diidentifikasi : hamparan terumbu reef flat, dan
bagian dalam laguna dan terumbu miring. Hamparan terumbu yang meluas di daerah ini, sebagian besar ditutupi padang lamun, merupakan habitat penting bagi
foraminifera, seperti halnya di bagian dalam laguna atol – keduanya merupakan rumah bagi sejumlah spesies foraminifera yang unik. Keragaman yang tinggi,
pembagian habitat yang tinggi dan densitas yang tinggi dikombinasi dengan densitas yang rendah dari foraminifera yang non simbiose menunjukkan bahwa kondisi
pertumbuhan terumbu di wilayah ini sangat baik TNW 2008.
3.2.6 Stomatopoda
Terdapat 34 spesies dari 8 famili dan 16 genus yang telah diobservasi REA 2003. Dua spesies yang terkumpul belum dapat diidentifikasi, dari genus
Gonodactylopsis dan genus Chrosquilla yang ditemukan pada kedalaman 20 meter pada dinding vertikal. Seperti yang diharapkan, spesies-spesies yang ditemukan di
Wakatobi mencerminkan spesies-spesies yang dominan di perairan jernih tipikal dari terumbu yang menghadap ke laut dalam atau laut lepas.
Koleksi yang ada menambah jumlah spesies stomatopoda terumbu yang sudah diketahui, menempatkan Wakatobi sejajar dengan Kepulauan Raja Ampat yang
memiliki jumlah tertinggi untuk spesies stomatopoda yang berasosiasi dengan terumbu. Jelas bahwa TNW merupakan tempat yang memiliki keanekaragaman
stomatopoda yang berasosiasi dengan terumbu yang memperkuat arti penting kawasan konservasi ini bagi pelestarian keanekaragaman hayati TNW 2008.
3.2.7 Ikan Target Komersial
Ditemukan sejumlah 647 ekor Serranidae dan 29 ekor Napoleon Wrasse Chelinus undulatus. Dari kerapu yang dicatat, hanya 100 ekor kurang dari 16
merupakan spesies yang memiliki nilai tinggi dalam perdagangan ikan karang hidup umumnya spesies Epinephelus dan Plectropomus. Bahkan bila kita secara
konservatif menduga hanya 50 dari species target yang ada yang tercatat, total
25 sejumlah 260 target spesies dalam waktu observasi selama 20 jam menunjukkan
bahwa densitas yang relatif rendah dan ini menunjukkan telah terjadi tekanan dari usaha perikanan yang tinggi pada spesies ini TNW 2008.
3.2.8 Tumbuhan Lamun