Pemeliharaan Tanaman Luas Produksi dan Proses Produksi

59 4 Bibit markisa ditanam secara tegak tepat di tengah-tengah lubang tanam, dan tanah di dekat pangkal batang bibit dipadatkan pelan-pelan. 5 Tanah di sekeliling perakaran bibit markisa disiram hingga cukup basah lembap, terutama bila tidak turun hujan.

6.2.2.4. Pemasangan Tempat Perambatan

Pemasangan tempat perambatan dilakukan segera setelah penanaman. Model perambatan yang biasa dipraktekkan dalam budidaya tanaman markisa adalah model perdu, model pekarangan, model para-para, dan model pagar. Budidaya tanaman markisa secara komesial lebih cocok menggunakan model pagar. Pada model pagar, produksi buah dapat mencapai dua kali lipat dan biaya produksi yang diperlukan relatif murah. Pada model pagar, tanaman markisa menjadi lebih pendek dan lebih banyak bercabang, serta perawatan tanaman dan pemanenan buah lebih mudah. Pagar dibuat membujur dengan arah timur-barat dan jarak antar-pagar 4 m. Pagar dibuat dari dua buah tiang atau lebih yang terbuat dari kayu gamal atau jaran. Tiang pagar dipasang sejauh 1,5 m dari batang tanaman markisa dan ditanam tegak lurus. Tiang yang satu dihubungkan dengan tiang yang lain menggunakan kawat yang dipasang dengan posisi lurus mendatar pada ketinggian 1 m dan jarak antar-kawat 40 cm – 50 cm.

6.2.2.5. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman markisa meliputi aktivitas penyulaman, penyiraman, penyiangan, perambatan, pemangkasan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan untuk mencukupkan tanaman per satuan luas lahan. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin setelah penanaman sampai umur tanaman 30 hari. Setelah penyulaman sebaiknya dilakukan penyiraman pada bidang tanah di sekitar perakaran tanaman. Tanaman markisa yang berumur 1-3 bulan membutuhkan air yang cukup, sehingga memerlukan pengairan penyiraman. Penyiraman harus dilakukan secara kontinu 1-2 kali sehari, terutama bila tidak turun hujan. Pada tanaman markisa yang sudah dewasa, interval penyiraman dapat dikurangi menjadi 1-2 kali seminggu karena sistem perakaran tanaman telah cukup kuat dan dalam untuk 60 menjangkau tanah. Waktu penyiraman yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan sinar matahari tidak terlalu terik. Penyiraman dilakukan dengan cara mengambil air dari titik-titik sumber air. Kemudian diangkut menggunakan motor bak menuju beberapa lokasi penyiraman. Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma. Pada umur antara 15- 30 hari setelah tanam, biasanya kebun markisa sudah ditumbuhi rumput-rumput liar gulma. Penyiangan akan meniadakan persaingan antara tanaman markisa dengan gulma. Penyiangan pertama biasanya dilakukan pada saat tanaman markisa berumur dua minggu. Penyiangan berikutnya dilakukan setiap 2-4 minggu atau tergantung pada keadaan pertumbuhan gulma. Selain penyiangan penggemburan tanah juga dilakukan untuk memperbaiki tata udara aerasi tanah, dan memudahkan pencabutan gulma. Perambatan tanaman markisa dilakukan dengan cara: mula-mula bibit markisa dibiarkan tumbuh setinggi satu meter atau lebih, kemudian diikat pada kawat tegak lurus dengan tali rafia. Tanaman dibiarkan tumbuh memanjang hingga bagian ujungnya melebihi kawat terbawah pada pagar. Apabila tanaman markisa telah tumbuh melebihi kawat terbawah pagar, dilakukan pembentukan pohon dan pemangkasan. Pembentukan pohon bertujuan untuk memperoleh percabangan yang lebar sehingga tanaman akan dapat berbuah lebat. Kegiatan pemangkasan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan mengatur cabang-cabang yang diharapkan sehingga bentuk tanaman menjadi bagus dan tanaman produktif berbuah. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur empat bulan. Pupuk yang diberikan adalah campuran Urea, TSP, dan KCL 3:3:2, dengan dosis atau takaran 150 g Urea + 150 g TSP + 100 g KCL untuk setiap tanaman markisa. Sehingga kebutuhan pupuk per hektar lahan dengan populasi 500 tanaman untuk satu kali pemupukan adalah 200 kg, terdiri dari 75 kg Urea + 75 kg TSP + 50 kg KCL. Pemupukan berikutnya dilakukan setiap empat bulan, sehingga dalam satu tahun dilakukan tiga kali pemupukan, masing-masing dengan dosis yang sama. Sehingga, kebutuhan pupuk untuk tiap hektar lahan dengan populasi 500 tanaman adalah 225 kg Urea + 225 kg TSP + 150 kg KCL setiap tahunnya. 61 Tanaman markisa tidak luput dari Organisme Pengganggu Tanaman OPT, terutama hama dan penyakit. Perlindungan tanaman yang dianjurkan terhadap OPT adalah penerapan pengendalian hama penyakit secara terpadu. Komponen pengendalian hama penyakit secara terpadu antara lain adalah sebagai berikut: 1 Penggunaan benih dan bibit yang sehat. 2 Penggunaan bibit sambungan. 3 Perbaikan drainase tanah. 4 Pemupukan berimbang. 5 Pemotongan atau pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat. 6 Kebersihan atau sanitasi kebun. 7 Pengurangan kelembapan kebun dengan memangkas daun yang terlalu rimbun. 8 Penyemprotan pestisida yang selektif dan dianjurkan.

6.2.2.6. Panen