Jenis-Jenis Markisa Analisis kelayakan finansial perencanaan agrowisata markisa di Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan

20 Sarana pemotretan ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi pengunjung dan diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi obyek agrowisata.

2.6. Jenis-Jenis Markisa

Di antara jenis dan spesies markisa yang sudah dikenal oleh para ahli botani, terdapat empat jenis markisa yang dibudidayakan secara komersial yaitu: 1 Markisa Ungu Passiflora edulis var. edulis Markisa ungu juga disebut sebagai siuh atau markisa asam. Nama internasional untuk markisa ungu adalah purple passion fruit. Markisa jenis ini banyak diusahakan di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan dan Kabupaten Karo Sumatera Utara. Jenis markisa ungu mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: a Batang tanaman halus terkulai, agak berkayu, berumur panjang, dan bersifat merambat atau menjalar. b Tanaman mampu berbuah lebat; pembuahan berlangsung dua kali setahun. c Buah muda berwarna hijau, sedangkan buah tua atau masak berwarna ungu gelap sampai cokelat tua. d Kulit buah agak tipis, namun cukup kuat sehingga tahan terhadap kerusakan selama pengangkutan. e Buah berbentuk bulat agak lonjong atau oval, berdiameter antara 5,0-5,5 cm, dan berasa asam dengan aroma wangi yang kuat sehingga cocok dibuat sirup atau jus. 2 Markisa Kuning Passiflora edulis var. Flavicarpa Degener Markisa kuning disebut juga buah rola atau yellow passion fruit. Markisa jenis ini merupakan hasil mutasi dari bentuk markisa ungu. Jenis markisa ini banyak dibudidayakan secara komersial di Kuba, Puerto Riko, Suriname, Venezuela, Kolumbia, Haiti, dan Brasil. Di Indonesia, markisa kuning banyak ditanam di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Persilangan hibrid antara markisa ungu yang beraroma kuat dan markisa kuning yang memiliki kadar sari buah tinggi menghasilkan hibrida baru yang unggul, yaitu Hibrid E-23. Saat ini Hibrid E-23 dikembangkan dalam skala perkebunan di Queensland, Australia, dan Hawai. Adapun karakteristik markisa kuning adalah sebagai berikut: 21 a Buah muda berwarna hijau, sedangkan buah tua berwarna kuning berbintik-bintik putih. b Buah berukuran sebesar bola tenis, berdiameter 5-6 cm, dan beraroma sangat kuat. c Rasa buah asam dengan jus berwarna kuning sehingga cocok dibuat jus atau sirop. 3 Konyal Passiflora liqularis Juss Konyal banyak ditanam di daerah Lembang Jawa Barat sehingga populer disebut markisa konyal Lembang. Varietas ini mempunyai karakteristik morfologi sebagai berikut: a Batang tanaman agak halus, sedikit berkayu, berumur panjang, dan bersifat menjalar. b Buah berbentuk oval sampai bulat lonjong, berukuran panjang 5-7 cm. c Buah muda berwarna ungu, sedangkan buah tua berwarna kuning tua. d Biji keras, berjumlah banyak, dan berwarna cokelat kekuningan. Selaput biji mengandung cairan yang manis sehingga dapat dikonsumsi sebagai buah segar. 4 Erbis Passiflora quadranularis Simson Markisa erbis mudah dirambatkan pada para-para sehingga banyak ditanam di pekarangan. Ciri khas markisa erbis yang membedakannya dengan jenis markisa yang lain adalah sebagai berikut: a Batang dan cabang tanaman berukuran besar, berbentuk segi empat, dan bersifat merambat atau menjalar. b Bunga berukuran besar dengan bentuk dan warna yang indah serta beraroma harum. c Buah berukuran besar mencapai 2,5 kgbuah dan berbentuk bulat sampai lonjong dengan panjang 20-25 cm. d Kulit buah tipis, berwarna hijau kekuning-kuningan. e Daging buah tebal ± 4 cm dan enak dikonsumsi dengan ditambah sirop dan es. f Biji berbentuk gepeng, diliputi oleh selaput yang mengandung cairan berasa asam. 22 Di Indonesia, dari keempat jenis markisa tersebut hanya dua jenis yang biasa dibudidayakan secara komersial dalam skala perkebunan di Indonesia, yaitu markisa siuh dan markisa konyal. Saat ini, penelitian dan pengembangan tanaman markisa di Indonesia, khususnya bidang pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas unggul baru masih relatif terbatas. Varietas unggul markisa yang telah dirilis oleh pemerintah melalui Departemen Pertanian antara lain adalah varietas Malino. Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perrtanian No. 583KptsTP.20471994.

2.7. Penelitian Terdahulu