Penanaman Pemasangan Tempat Perambatan

58 Pengolahan tanah atau pembuatan lubang tanam dilakukan minimal 15 hari sebelum tanam. Lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm x 60 cm atau 60 cm x 60 cm x 60 cm dan jarak antar-lubang 4 m x 5 m. Tata cara pembuatan lubang tanam meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut. 1 Ditentukan letak lubang tanam pertama, sejauh setengah jarak tanam 2-2,5 m dari pinggir atau batas kebun. 2 Ditentukan letak lubang-lubang tanam berikutnya dengan jarak antar-lubang 4 m x 5 m, kemudian ditandai dengan ajir. 3 Dibuat bidang lubang tanam yang berukuran 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm. Ajir terletak di tengah-tengah bidang lubang tanam ini. 4 Tanah lapisan atas pada bidang lubang tanam digali sedalam 30 cm. Tanah galian diletakkan di sebelah kiri lubang tanam atau di tempat yang terkena sinar matahari pagi. 5 Lubang tanam diperdalam menjadi 60 cm. Tanah galian diletakkan di sebelah kanan lubang tanam atau di tempat yang terkena sinar matahari siang atau sore. 6 Lubang tanam dikering-anginkan selama minimal 15 hari. 7 Tanah galian lapisan bawah dimasukkan kembali ke tempat asalnya. 8 Tanah galian lapisan atas dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 kg- 40 kg, kemudian ditimbunkan kembali ke lubang tanam.

6.2.2.3. Penanaman

Waktu penanaman yang paling baik adalah pada awal musim hujan, yakni pada bulan Oktober-November. Sebelum ditanam , bibit markisa dalam polibag sebaiknya diadaptasikan dulu di lokasi kebun selama sebulan. Tata cara penanaman bibit markisa meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut: 1 Pada bidang lubang tanam dibuat lubang tanam berukuran antara 30 cm x 30 cm x 30 cm atau seukuran dengan bidang perakaran bibit markisa. 2 Medium semai dalam polibag yang berisi bibit markisa disiram hingga cukup basah. 3 Polibag disobek; bibit markisa beserta akar dan medium semai dikeluarkan secara utuh. 59 4 Bibit markisa ditanam secara tegak tepat di tengah-tengah lubang tanam, dan tanah di dekat pangkal batang bibit dipadatkan pelan-pelan. 5 Tanah di sekeliling perakaran bibit markisa disiram hingga cukup basah lembap, terutama bila tidak turun hujan.

6.2.2.4. Pemasangan Tempat Perambatan

Pemasangan tempat perambatan dilakukan segera setelah penanaman. Model perambatan yang biasa dipraktekkan dalam budidaya tanaman markisa adalah model perdu, model pekarangan, model para-para, dan model pagar. Budidaya tanaman markisa secara komesial lebih cocok menggunakan model pagar. Pada model pagar, produksi buah dapat mencapai dua kali lipat dan biaya produksi yang diperlukan relatif murah. Pada model pagar, tanaman markisa menjadi lebih pendek dan lebih banyak bercabang, serta perawatan tanaman dan pemanenan buah lebih mudah. Pagar dibuat membujur dengan arah timur-barat dan jarak antar-pagar 4 m. Pagar dibuat dari dua buah tiang atau lebih yang terbuat dari kayu gamal atau jaran. Tiang pagar dipasang sejauh 1,5 m dari batang tanaman markisa dan ditanam tegak lurus. Tiang yang satu dihubungkan dengan tiang yang lain menggunakan kawat yang dipasang dengan posisi lurus mendatar pada ketinggian 1 m dan jarak antar-kawat 40 cm – 50 cm.

6.2.2.5. Pemeliharaan Tanaman