34 modal yang tidak habis terpakai, terhadap barang-barang tersebut harus
dinilai harganya pada saat proyek selesai. Penaksiran nilai tersebut
dilakukan pada saat menyusun cashflow. Penentuan besarnya nilai sisa ditaksir berdasarkan harga barang pada keadaan atau kondisi setelah
proyek berakhir. 3 Outflow
Analisis finansial komponen outflow yang diperhitungkan dalam cashflow
terdiri atas biaya barang modal, biaya beban, upah tenaga kerja, tanah, pajak, dan lain-lain. Biaya operasional yang terdiri atas biaya tetap dan
biaya variabel juga sebagai komponen outflow.
3.1.3.4. Analisis Sensitivitas
Kadariah et al. 1999 mengemukakan bahwa tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada
suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat. Setiap kemungkinan yang akan terjadi harus dicoba yang berarti harus
diadakan analisis kembali. Hal ini perlu karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi
diwaktu yang akan datang. Proyek dalam sektor pertanian dapat berubah-ubah sebagai akibat dari empat permasalahan utama:
1 Perubahan harga jual produk 2 Keterlambatan pelaksanaan proyek
3 Kenaikan biaya 4 Perubahan volume produksi
Analisis nilai pengganti switching value merupakan salah satu variasi dari analisis sensitivitas.
Analisis ini digunakan untuk menghitung kepekaan investasi pada pengusahaan proyek terhadap perubahan-perubahan. Jadi analisis
nilai pengganti dilakukan untuk melihat sampai berapa persen penurunan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria
investasi, yaitu dari layak menjadi tidak layak untuk dilaksanakan Gittinger 1986.
35
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Seperti dijelaskan sebelumnya, agrowisata merupakan bagian dari objek usaha pertanian agro yang dijadikan sebagai objek wisata.
Suatu kawasan agrowisata biasanya identik dengan produk pertanian dan jumlah wisatawan.
Pemanfaatan suatu lahan pertanian yang kemudian juga dijadikan tempat untuk berwisata akan memberikan manfaat tambahan di sisi finansial.
Potensi markisa siuh atau markisa ungu yang belum dimanfaatkan secara maksimal di Kabupaten Gowa, khususnya di Kecamatan Tombolo Pao memiliki
prospek untuk dikembangkan. Apalagi saat ini kebutuhan markisa untuk industri pengolahan belum dapat dipenuhi. Hal tersebut akibat banyaknya petani yang
beralih untuk menanam sayuran. Petani lebih memilih menanam sayuran
dibandingkan markisa disebabkan mereka merasakan manfaat yang lebih besar bila menanam sayuran.
Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan markisa bagi industri pengolahan markisa maka dibutuhkan peningkatan produksi. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi markisa adalah menarik investor untuk mendirikan perkebunan markisa. Akan tetapi investasi yang diperlukan
untuk hal tersebut cukup besar. Dengan demikian diperlukan konsep agrowisata untuk meningkatkan manfaat yang akan diterima oleh para investor. Peningkatan
manfaat tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk melakukan investasi.
Sebelum diaplikasikan maka rencana pendirian usaha agrowisata markisa tersebut harus dianalisis kelayakannya terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kegagalan dalam pelaksanaan usaha yang telah direncanakan Kasmir dan Jakfar 2003.
Menurut Ibrahim 1998, proyek-proyek yang dinilai dari segi analisis financial benefit
pada umumnya proyek-proyek yang dilaksanakan oleh pengusaha secara individu yang menanamkan modalnya di dalam proyek atau
yang berkepentingan langsung dalam proyek. Adapun aspek-aspek yang
berkaitan dengan analisis financial benefit menurut Ibrahim 1998 adalah aspek pasar, aspek teknis dan manajemen, dan aspek finansial.