62
6.2.2.7. Penanganan Pascapanen
Kegiatan pokok dalam penanganan pascapanen buah markisa segar meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1 Pengumpulan buah dari kebun ke tempat pengumpulan hasil.
2 Pencucian buah dengan disemprot air yang bertekanan.
3 Sortasi, yaitu memisahkan buah yang baik dan buah yang cacat atau memar.
4 Pengemasan buah markisa dengan menggunakan karung.
5 Pengangkutan ke tempat pemasaran dengan menggunakan truk.
6.2.3. Layout Agrowisata
Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi atau operasi. Pada agrowisata markisa ini akan ditentukan layout untuk gedung kantor, menara pandang, kebun
markisa, ruang penampungan hasil panen, jalur sepeda, toilet, lahan parkir, mushalla, lahan kios, dan rumah karyawan. Layout agrowisata ini dapat dilihat
pada Lampiran 4.
6.2.4. Manajemen Operasi
Pelaksanaan aspek teknis akan berjalan dengan lancar apabila didukung dengan sumber daya manusia yang memadai. Pada agrowisata ini, sebagian besar
tenaga kerja dibutuhkan untuk proses budidaya markisa. Para tenaga kerja
tersebut akan diambil dari petani di sekitar lokasi usaha sebagai tenaga kerja lepas karyawan tidak tetap.
Kemudian dibutuhkan juga beberapa karyawan tetap yang akan melakukan fungsi
manajemen yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan. Kendali pimpinan akan dilakukan oleh satu orang yang akan
mengawasi kinerja dari seluruh karyawan dan satu orang tenaga pengawas akan menjalankan tugas sebagai mandor karyawan tidak tetap. Fungsi perencanaan
akan dilakukan oleh tiga orang yang akan melakukan perencanaan produksi, perencanaan pemasaran dan promosi baik produk barang atau jasa, dan
perencanaan keuangan. Pemeliharaan sendiri akan dilakukan oleh lima orang yang bertugas
menjaga kebersihan seluruh areal agrowisata. Penjagaan keamanan akan dilakukan oleh lima orang satpam. Pada pagi hari agrowisata akan dijaga oleh
63 dua orang Satpam, kemudian pada malam harinya akan dijaga oleh tiga orang
Satpam. Kasir yang dibutuhkan pada agrowisata ini adalah tiga orang. Pada pintu
masuk terdapat satu orang kasir yang akan mengurus pembayaran tiket masuk dan tiket parkir. Pada menara pandang, satu orang kasir akan mengurus tiket masuk
menara pandang dan membagikan peta agrowisata. Kemudian yang terakhir adalah kasir pada tempat penyewaan sepeda tandem.
6.3. Aspek Finansial
Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dari segi keuangan. Pada analisis aspek finansial ini digunakan beberapa kriteria
investasi untuk mengukur kelayakan usaha yaitu Net Present Value NPV, Internal Rate of Return
IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Pay Back Period
PBP. Penilaian kriteria investasi ini didasarkan pada besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha agrowisata
markisa. Adapun umur usaha ini adalah 15 tahun yang didasarkan dari nilai ekonomis beberapa aset penting yang terdapat pada agrowisata markisa.
6.3.1. Identifikasi Manfaat dan Biaya Proyek 6.3.1.1. Manfaat Proyek
Manfaat yang diterima adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk jasa dan markisa yang dihasilkan. Manfaat ini akan didapatkan setelah
satu tahun pembangunan sarana dan prasarana agrowisata. Penerimaan dihitung berdasarkan jumlah yang telah didapatkan pada analisis aspek pasar dan aspek
teknis dikalikan dengan harga. Berikut ini adalah perkiraan dari penerimaan produk jasa Tabel 6.
Tabel 6.
Perkiraan Penerimaan dari Produk Jasa
No Uraian
Nilai Penerimaan per Bulan Rp
Nilai Penerimaan per Tahun Rp
1 Tiket Masuk Agrowisata
2.900.000 34.800.000
2 Tiket Masuk Menara Pandang
2.900.000 34.800.000
3 Tiket Parkir
670.000 8.040.000
4 Tarif Sewa Sepeda Tandem
10.875.000 130.500.000
5 Tarif Sewa Lahan Kios
1.250.000 15.000.000
Total 18.595.000
223.140.000