57 agrowisata akan merasa aman pada saat berkunjung dan menikmati keindahan
alam yang ditawarkan.
6.2.2. Luas Produksi dan Proses Produksi
Lahan agrowisata markisa memiliki luas 17 ha untuk lahan budidaya dan tiga hektar untuk lahan bangunan dan fasilitas wisata. Produksi markisa yang
ditargetkan adalah sekitar 19,32 tonhatahun berdasarkan analisis dari aspek pasar. Sehingga hasil produksi dari agrowisata ini mampu menutupi 25 persen
dari kebutuhan pasar markisa siuh setiap tahunnya. Proses produksi yang dilakukan sesuai dengan teknik budidaya dengan
skala komersial. Adapun proses produksi yang dilakukan adalah penyiapan bahan tanaman bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemasangan tempat perambatan,
pemeliharaan tanaman, pengendalian hama dan penyakit tanaman, panen, dan penanganan pascapanen.
6.2.2.1. Penyiapan Bahan Tanaman Bibit
Perbanyakan tanaman markisa dapat dilakukan secara generatif dengan menggunakan biji maupun secara vegetatif dengan menggunakan stek batang atau
stek cabang dan penyambungan. Kebutuhan bibit per satuan luas lahan
tergantung pada jarak tanam dan sistem tanam. Penanaman secara skala komersil pada umumnya dilakukan dengan jarak tanam 5 m x 4 m dan sistem model
pagar. Kebutuhan bibit dengan jarak dan sistem tersebut membutuhkan sekitar 500 bibit per hektar lahan. Bibit yang akan digunakan pada pada agrowisata ini
adalah bibit jadi yang siap tanam yang akan dibeli dengan harga Rp 3.500batang.
6.2.2.2. Penyiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami tanaman markisa sebaiknya diolah secara sempurna, dengan pencangkulan atau pembajakan tanah sedalam 30 cm hingga
gembur. Pada tanah yang cukup subur, pengolahan tanah secara keseluruhan tidak mutlak diperlukan, cukup dilakukan pembuatan lubang tanam. Pembuatan
lubang tanam bertujuan untuk mempermudah perkembangan akar tanaman, menambah kesuburan tanah, dengan penambahan pupuk, serta memperbaiki
struktur dan tekstur tanah.
58 Pengolahan tanah atau pembuatan lubang tanam dilakukan minimal 15
hari sebelum tanam. Lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm x 60 cm atau 60 cm x 60 cm x 60 cm dan jarak antar-lubang 4 m x 5 m. Tata cara pembuatan lubang
tanam meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut. 1 Ditentukan letak lubang tanam pertama, sejauh setengah jarak tanam 2-2,5
m dari pinggir atau batas kebun. 2
Ditentukan letak lubang-lubang tanam berikutnya dengan jarak antar-lubang 4 m x 5 m, kemudian ditandai dengan ajir.
3 Dibuat bidang lubang tanam yang berukuran 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60
cm. Ajir terletak di tengah-tengah bidang lubang tanam ini. 4
Tanah lapisan atas pada bidang lubang tanam digali sedalam 30 cm. Tanah galian diletakkan di sebelah kiri lubang tanam atau di tempat yang terkena
sinar matahari pagi. 5
Lubang tanam diperdalam menjadi 60 cm. Tanah galian diletakkan di sebelah kanan lubang tanam atau di tempat yang terkena sinar matahari siang
atau sore. 6
Lubang tanam dikering-anginkan selama minimal 15 hari. 7
Tanah galian lapisan bawah dimasukkan kembali ke tempat asalnya. 8
Tanah galian lapisan atas dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 kg- 40 kg, kemudian ditimbunkan kembali ke lubang tanam.
6.2.2.3. Penanaman