14 telah berkembang di Indonesia antara lain Taman Buah Mekarsari dan
Kebun Apel Batu Malang. 4 Agrowisata Perikanan
Indonesia memiliki areal perairan yang sangat luas, berupa perairan darat maupun perairan laut. Sehingga pengembangan agrowisata perikanan
memiliki potensi yang sangat baik di Indonesia. Saat ini bentuk agrowisata yang telah dikembangkan antara lain agrowisata yang menawarkan kegiatan
budidaya dan pengolahannya kepada wisatawan, kolam pemancingan, Oceanarium
Sea World, dan Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah.
5 Agrowisata Peternakan Di Indonesia terdapat berbagai jenis hewan ternak, seperti sapi, kuda,
domba, dan kambing. Selain itu, juga terdapat berbagai jenis unggas, seperti itik, ayam, dan berbagai jenis burung. Ruang lingkup usaha ternak yang
dapat dijadikan obyek agrowisata yakni teknik budidaya dan pengelolaannya; hasil produksinya berupa telur, susu, daging, atau kulit; maupun keindahan
dari hewan tersebut seperti bentuk fisik, warna tubuh, dan suaranya. Salah satu lokasi agrowisata yang memiliki obyek pemeliharaan berupa unggas
yaitu Burung yang berlokasi di Mini Indonesia Indah.
2.5. Manfaat Agrowisata
Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan
dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya
akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan
pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin
meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah
melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan
15 pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi wisata
10
. Menurut Tirtawinata dan Fachruddin 2006 terdapat beberapa manfaat
agrowisata, yaitu: 1 Meningkatkan Konservasi Lingkungan
Pengembangan dan pengelolaan agrowisata yang obyeknya benar- benar menyatu dengan lingkungan alamnya harus memperhatikan kelestraian
lingkungan. Daerah agrowisata diharapkan memiliki nilai-nilai existence
effect yang berguna bagi lingkungan. Beberapa kawasan agrowisata yang
memiliki areal yang sangat luas yakni ratusan hingga ribuan hektar, akan mempengaruhi cuaca bahkan iklim di sekitarnya.
Dengan banyaknya pepohonan, selain dapat menyerap kebisingan, juga dapat menjadikan udara
segar dan nyaman. Keberadaan pepohonan juga memiliki fungsi hidrologis untuk menahan cadangan air. Selain itu, pemeliharaan berbagai jenis
tanaman berguna untuk melestarikan sumber plasma nutfah tanaman budidaya.
2 Meningkatkan Nilai Estetika dan Keindahan Alam Lingkungan alam yang indah dan tertata apik tentu akan membuat
orang terpesona. Keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis flora dan fauna, warna, dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam suatu tata
ruang yang serasi dengan alam. Oleh sebab itu setiap obyek agrowisata
memiliki daya tarik tersendiri. 3 Memberikan Nilai Rekreasi
Sebagai obyek pariwisata, agrowisata tentunya tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan rekreasi. Kegiatan rekreasi di tengah alam yang indah dan
nyaman memiliki nilai kepuasan tersendiri bagi para wisatawan. Oleh sebab itu pengelola agrowisata perlu membuat atau menyediakan fasilitas-fasilitas
penunjang atau paket-paket acara yang dapat menimbulkan kegembiraan di tengah alam.
____________________
10 Harun
R. 2008.
Mengembangkan Agrowisata
Wisata Pertanian.
http:www.kabarindonesia.comberita.php?pil=15jd=Mengembangkan+Agrowisata+Wisa ta+Pertaniandn=20080520171628. [20 Maret 2009].
16 Wilayah agrowisata buatan dapat menawarkan hasil produksinya.
Agrowisata hortikultura, misalnya dapat memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk memetik sendiri buah dari pohonnya. Pengunjung yang
sebelumnya tidak pernah merasakan panen buah, kini dapat memanen sendiri tanpa harus memiliki kebunnya. Bagi yang hobinya memancing, tentu dapat
pula menyalurkan hobinya lewat paket agrowisata perikanan. Seluruh paket- paket yang ditawarkan tentunya tidak boleh membahayakan kelestarian alam
atau membahayakan pengunjung. 4 Meningkatkan Kegiatan Ilmiah dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Kunjungan para wisatawan ke lokasi agrowisata tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi dapat pula bernilai ilmiah. Kekayaan flora dan fauna
serta seluruh ekosistem yang ada di dalam kawasan agrowisata tentunya sangat mengundang rasa ingin tahu dari para peneliti, ilmuwan, ataupun
kalangan pelajar. Dengan demikian, kehadiran agrowisata akan sangat
membantu mereka yang senantiasa tertarik dengan ilmu pengetahuan. Bagi hobiis, obyek agrowisata dapat menjadi tempat untuk mencari
informasi dan menimba ilmu. Kekayaan hortikukltura yang dibudidayakan di indonesia dapat dilihat dengan mengunjungi obyek agrowisata hortikultura,
seperti Buah Mekarsari dan Agrowisata Prima. Pada agrowisata tersebut, pengunjung tidak hanya ditawarkan melihat tanaman saja, tetapi juga dapat
menerima informasi tentang pembibitan, budidaya, sampai pemeliharaannya. Begitu pula di nursery, pengunjung selain memperoleh kesenangan dengan
menyaksikan keindahan bunga-bunga, juga dapat mengikuti kursus kilat mengenai tanaman.
Ilmu ini mungkin dapat dijadikan bekal bila ingin membuka usaha sejenis di daerahnya.
5 Mendapatkan Keuntungan Ekonomi Keuntungan ekonomi yang diperoleh dengan adanya agrowisata
antara lain: a
Keuntungan ekonomi bagi daerah dan masyarakat Adanya suatu obyek agrowisata di suatu daerah setidaknya akan
mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Arus barang dan jasa yang terjadi di
17 daerah tersebut akan membuka peluang terjadinya transaksi ekonomi.
Selanjutnya, obyek wisata itu diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar.
Beberapa keuntungan ekonomi itu sebagai berikut:
i Membuka lapangan pekerjaan
Berkembangnya suatu lokasi menjadi daerah agrowisata, membuka peluang tumbuhnya usaha-usaha, baik di sektor formal
maupun informal. Di sektor formal, misalnya, peluang ini ada pada pekerja di agrowisata tersebut itu dan pekerja di tempat-tempat yang
menyediakan fasilitas bagi pengunjung, seperti hotel atau restoran. Sektor informal ditandai dengan unit-unit berskala kecil yang
sifatnya hanya sebagai pendukung dan tidak berkaitan langsung dengan pengelolaan agrowisata tersebut.
ii Meningkatkan pendapatan masyarakat Adanya kawasan agrowisata di suatu wilayah membuka
peluang bagi masyarakat untuk memperoleh tambahan pendapatan dari pekerjaan formal maupun informal. Misalnya, dengan menjual
berbagai produk khas daerah maupun dengan penyediaan fasilitas bagi para wisatawan.
Sektor ini akan semakin baik dan menguntungkan apabila dilakukan pengarahan oleh pihak-pihak
terkait, seperti pemerintah daerah, dinas pariwisata, dan pihak swasta yang bergerak di bidang pariwisata.
iii Meningkatkan popularitas daerah Keberadaan agrowisata di suatu daerah akan
turut mengharumkan nama daerah. Apabila nama daerah telah dikenal
akan berpengaruh tarhadap produk-produk lain yang ditawarkan oleh daerah tersebut. Salak bali, misalnya, begitu mudah diingat orang
sebab mengandung nama yang sudah sangat dikenal luas. Begitu pula dengan apel malang, nama kota Malang seolah identik dengan
nama apel.
18 iv Meningkatkan produksi
Penguasaan pertanian secara umum tentunya memiliki orientasi untuk memperoleh hasil produksinya. Komoditas tersebut
berupa produk perkebunan, perikanan, peternakan, tanaman pangan, hortikultura, dan
produk tertentu dari kehutanan. Untuk
menghasilkan produk-produk yang memiliki kuantitas dan kualitas yang tinggi tentunya diperlukan usaha yang cukup intensif.
Dengan dikembangkannya daerah pertanian untuk menjadi daerah agrowisata, perlu adanya suatu pengelolaan yang baik bagi
obyek utama agrowisata itu. Perbaikan pengelolaan ini setidaknya akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi masing-masing
komoditas yang diusahakan. b Keuntungan ekonomi bagi obyek agrowisata
Masing-masing obyek tentunya memiliki konsep yang telah direncanakan secara matang.
Konsep tersebut mungkin berbeda-beda untuk memberikan ciri khas pada obyek yang dikelolanya. Ditinjau dari
konsep awal pembuatannya, ada obyek yang dibuat untuk obyek agrowisata di samping sebagai tempat penelitian. Ada pula yang semula
hanya sebuah usaha budidaya saja, tetapi kemudian berkembang menjadi obyek agrowisata, misalnya perkebunan teh dan nursery.
Sumber-sumber masukan dana yang utama pada masing-masing obyek juga berbeda-beda.
Obyek yang sejak semula direncanakan sebagai agrowisata biasanya ada bea masuk. Dana yang diperoleh dari
bea masuk tersebut menjadi salah satu sumber pemasukan yang cukup besar di samping pemasukan lainnya.
Bea masuk dapat dikatakan sebagai kompensasi yang harus dilakukan oleh pengunjung atas
keindahan dan kenyamanan suasana yang dinikmatinya. Adapula obyek wisata yang memberlakukan sistem karcis ganda.
Dalam sistem tersebut selain karcis masuk, pengunjung juga dipungut bea untuk menyaksikan setiap jenis atraksi.
Dengan sistem ini pengunjung dapat memilih atraksi apa yang ingin ditontonnya. Besarnya
bea masuk dan bea atraksi hendaknya dipertimbangkan dengan matang
19 agar dapat terjangkau oleh masyarakat luas. Begitu pula dengan bentuk
acaranya agar dibuat semenarik mungkin sehingga pengunjung merasa puas dan tidak sayang telah mengorbankan sejumlah biaya untuk itu.
Tempat-tempat usaha budidaya yang kemudian berkembang menjadi agrowisata umumnya tidak memberlakukan bea masuk.
Keuntungan yang diperolehnya adalah dengan menjual berbagai produk pertanian yang diusahakannya, seperti bibit dan benih, bunga dan buah,
ikan, susu, daging, atau hasil-hasil olahannya. Pemasaran hasil pertanian tersebut akan lebih mudah sebab pembeli datang sendiri ke lokasi.
Banyak pembeli yang senang datang langsung ke lokasi pusat budidaya dengan alasan banyaknya pilihan jenis tanaman, kualitas
komoditas lebih prima, dan harga relatif lebih murah. Pembeli dalam jumlah kecil juga tidak merasa rugi mendatangi langsung ke pusat
budidaya sebab juga mendapatkan manfaat rekreasi. Untuk memperluas segmen pengunjung obyek agrowisata, dapat
disediakan kegiatan dan hiburan yang berkaitan dengan pertanian secara luas. Bagi kalangan pelajar, ilmuwan, wiraswastawan, atau hobiis dapat
ditawarkan kursus tentang budidaya pertanian. Paketnya dapat berupa teknik perbanyakan tanaman, pembiakan ternak, pemeliharaan tanaman
dan ternak, pemberantasan hama dan penyakit, atau usaha meningkatkan hasil panen. Dapat pula diselenggarakan kegiatan festival tanaman atau
ternak yang dapat meningkatkan minat pengunjung dan menjadi sarana promosi.
Peluang untuk mendapatkan keuntungan juga terbuka lebar dari penyediaan fasilitas dan sarana bagi pengunjung.
Pengelola dapat mempersiapkan dan menyediakan kendaraan, tempat makan dan minum,
serta penginapan, baik di dalam atau di luar kawasan agrowisata. Bagian yang tidak kalah pentingnya adalah penyediaan sarana pemotretan.
Sebab foto merupakan kenang-kenangan akan suatu peristiwa maka banyak orang ingin mengabadikan kenangannya dalam wujud foto.
Namun, tidak semua pengunjung membawa atau memiliki alat potret.
20 Sarana pemotretan ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi pengunjung
dan diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi obyek agrowisata.
2.6. Jenis-Jenis Markisa