22 Di Indonesia, dari keempat jenis markisa tersebut hanya dua jenis yang
biasa dibudidayakan secara komersial dalam skala perkebunan di Indonesia, yaitu markisa siuh dan markisa konyal. Saat ini, penelitian dan pengembangan tanaman
markisa di Indonesia, khususnya bidang pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas unggul baru masih relatif terbatas. Varietas unggul markisa yang telah
dirilis oleh pemerintah melalui Departemen Pertanian antara lain adalah varietas Malino.
Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perrtanian No. 583KptsTP.20471994.
2.7. Penelitian Terdahulu
Penelitian Irfan 2005 tentang Analisis Permintaan dan Strategi Pengembangan Pariwisata Kawasan Danau Singkarak Kabupaten Solok Propinsi
Sumatera Barat menunjukkan bahwa faktor yang menjadi prioritas utama dalam pengembangan pariwisata di Danau Singkarak adalah infrastruktur yaitu sarana
dan fasilitas wisata. Adapun aktor yang menjadi prioritas utama adalah
pengusaha wisata dan pemerintah. Tujuan pengembangan yang menjadi prioritas utama pada pengembangan kawasan wisata di daerah tersebut adalah peningkatan
pendapatan masyarakat dan pengusaha pariwisata. Hasil penelitian Mahaputriana 2006 tentang Analisis Kelayakan
Finansial Agrowisata Bukit Ganjau, Kabupaten Kampar Propinsi Riau menunjukkan hasil analisis kelayakan usaha Agrowisata Bukita Ganjau layak
untuk dijalankan. Pada aspek pasar, diperoleh bahwa peluang usaha yang
berkaitan dengan agrowisata masih cukup tinggi di Propinsi Riau. Aspek teknis menunjukkan bahwa agrowisata tersebut memiliki letak lokasi yang cukup luas
dan strategis serta memiliki keragaan yang sesuai untuk peternakan dan kebun durian. Sedangkan pada hasil analisis aspek finansial, usaha Agrowisata Bukit
Ganjau layak untuk dilaksanakan sebab telah memenuhi beberapa kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value, Internal Rate Return, Net
BenefitCost , dan Payback Period.
Pada penelitian Apul 2008 tentang Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur diperoleh urutan
prioritas strategi pengembangan sebagai hasil dari analisis QSPM. Adapun tiga urutan pertama hasil analisis tersebut yaitu melakukan pengembangan wisata
23 budaya, bahari ekowisata dan pertanian agrowisata, meningkatkan hubungan
kerja sama dengan lembaga non-pemerintah dalam mengontrol tingkah laku para wisatawan yang berkunjung ke Manggarai Barat, dan meningkatkan promosi
wisata serta pemberdayaan masyarakat lokal terutama di sekitar objek wisata. Penelitian Agustina 2009 tentang Analisis Persepsi dan Preferensi
Pengunjung serta Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah menunjukkan bahwa dampak ekonomi yang berasal dari pengeluaran wisatawan
adalah sebanyak ± 60-70 digunakan untuk biaya di luar obyek wisata. Sekitar 40 dari biaya tersebut digunakan untuk transportasi.
Dampak ekonomi langsung direct impact berupa pendapatan pemilik unit usaha sekitar 38-43.
Sedangkan dampak tidak langsung indirect impact berupa pendapatan tenaga kerja menunjukkan nilai yang masih sangat rendah yaitu sekitar 0-6.
Penelitian dalam analisis kelayakan finansial Agrowisata Markisa akan mengacu pada tiga aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis dan manajemen, dan
aspek finansial. Analisis mengenai ketiga aspek tersebut akan memberikan
gambaran mengenai potensi pengembangan agrowisata secara finansial di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Gowa. Persamaan penelitian ini
terdapat pada penelitian Mahaputriana yang juga menganalisis tiga aspek untuk melakukan analisis kelayakan finansial. Akan tetapi terdapat perbedaan mendasar
yaitu pada konsep agrowisata yang akan dikembangkan dan tempat penelitian.
24
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual