Aspek Teknis dan Manajemen Analisis Sensitivitas

39 4.3. Metode Analisis Data 4.3.1. Aspek Pasar Analisis terhadap aspek pasar dilakukan untuk melihat adanya pasar potensial untuk agrowisata. Potensi pasar diukur berdasarkan peluang pasar dalam lapangan usaha yang berhubungan dengan produksi markisa dan pariwisata. Analisis juga dilakukan terhadap pangsa pasar dan bauran pemasaran sesuai perencanaan yang dilakukan oleh pihak yang terkait.

4.3.2. Aspek Teknis dan Manajemen

Analisis terhadap aspek teknis dilakukan untuk melihat kesesuaian pemilihan lokasi proyek yang akan menjadi tempat agrowisata. Kesesuaian lebih dikhususkan pada pemilihan areal budidaya markisa. Faktor-faktor yang berpengaruh di sekitar lokasi tersebut seperti letak lokasi, aksesbilitas sarana transportasi, listrik dan air, serta sarana telekomunikasi.

4.3.3. Aspek Finansial

Metode yang digunakan untuk melakukan analisis finansial pada proyek atau usaha ini adalah dengan menggunakan kriteria penilaian investasi. Metode tersebut bertujuan untuk mengkaji layak atau tidaknya suatu proyek atau usaha dapat dijalankan secara finansial. Metode tersebut terdiri dari Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit per Cost Net BC, dan Payback Period PP.

4.3.3.1. Penentuan Manfaat Finansial

Manfaat yang dapat diukur sacara finansial dalam penelitian ini adalah penerimaan penjualan bagi pemilik proyek atau usaha. Penerimaan penjualan diperoleh berdasarkan hasil penjualan output yaitu berupa produk jasa dan barang yang ditawarkan oleh proyek atau usaha tersebut. Perolehan keuntungan ini akan dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku.

4.3.3.2. Penetuan Biaya Finansial

Biaya-biaya dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua jenis biaya yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya-biaya tersebut akan dikeluarkan selama proyek berjalan. Biaya investasi merupakan biaya yang 40 dikeluarkan pemilik usaha untuk membuat usaha baru. Biaya operasional meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas proyek.

4.3.3.3. Analisis Kelayakan Investasi

Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk mengetahui kelayakan finansial dari usaha agrowisata. Kriteria yang digunakan adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit per Cost Net BC, dan Payback Period PBP. Net Present Value NPV merupakan keuntungan bersih yang berupa nilai bersih sekarang berdasarkan jumlah dari Present Value PV. Rumus umum yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah: Keterangan: Bt = Benefit pada tahun ke-t Ct = Cost pada tahun ke-t i = Tingkat Diskonto n = Umur proyek tahun NPV memiliki tiga nilai yang masing-masing memiliki arti terhadap kriteria investasi, yaitu: 1 NPV 0 negatif, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial karena masih mengalami kerugian. 2 NPV = 0, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak mengalami kerugian dan juga tidak mengalami keuntungan, maka keputusan untuk meneruskan usaha ini atau tidak berada di tangan pemillik usaha sendiri. 3 NPV 0 positif, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut layak secara finansial sebab mendapatkan keuntungan. Menurut Gray et al 2007 IRR merupakan discount rate yang membuat NPV sama dengan nol, tetapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan discount 41 rate yang dihitung berdasarkan data di luar proyek sebagai social opportunity cost of capital SOCC yang berlaku umum di masyarakat bunga deposito. Untuk menghitung IRR sebelumnya harus dicari discount rate yang menghasilkan NPV positif, kemudian dicari discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Langkah selanjutnya adalah melakukan interpolasi dengan rumus berikut: Keterangan: IRR = Internal Rate of Return i 1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV + i 2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV - NPV 1 = Net Present Value bernilai positif NPV 2 = Net Present Value bernilai negatif IRR digunakan untuk menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang. IRR memiliki tiga nilai yang masing-masing memiliki arti terhadap kriteria investasi, yaitu: 1 IRR SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial. 2 IRR = SOCC, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point. 3 IRR SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut layak secara finansial. Net BC merupakan nilai manfaat yang bisa didapatkan dari proyek atau usaha setiap kita mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk proyek atau usaha tersebut. Net BC merupakan perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif. Nilai Net BC memiliki arti sebagai berikut: 42 1 Net BC 1, maka berarti proyek atau usaha layak dijalankan secara finansial. 2 Net BC = 1, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point. 3 Net BC 1, maka berarti proyek atau usaha tidak layak dijalankan secara finansial. Rumus yang digunakan untuk menghitung Net BC adalah: Keterangan: Bt = Benefit pada tahun ke-t Ct = Cost pada tahun ke-t i = Tingkat Diskonto n = Umur proyek tahun Bt-Ct = untuk Benefit lebih besar dari Cost pada tahun ke-t Ct-Bt = untuk Cost lebih besar dari Benefit pada tahun ke-t Pay Back Period PBP merupakan salah satu kriteria investasi yang berupa jangka waktu yang diperlukan dalam pengembalian seluruh investasi atau bisa diartikan juga sebagai teknik penilaian terhadap jangka waktu periode pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Pay Back Period dapat dicari dengan mengakumulatifkan arus manfaat dan biaya mulai dari yang bernilai negatif hingga positif yang pertama. Payback Period dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

4.3.4. Analisis Sensitivitas

Meneliti kembali suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah disebut sebagai analisis sensitivitas Gittinger 1986. Pada sektor pertanian, proyek dapat berubah-ubah sebagai akibat dari empat permasalahan yaitu: 43 1 Perubahan harga jual produk 2 Keterlambatan pelaksanaan proyek 3 Kenaikan biaya 4 Perubahan volume produksi Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar- dasar perhitungan biaya atau manfaat. Analisis ini diperlukan sebab analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang banyak mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu akan datang. Analisis sensitivitas ini dilakukan pada perubahan harga jual markisa, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan harga pupuk, perubahan volume penjualan akibat adanya risiko pengangkutan, dan perubahan jumlah kunjungan wisatawan.

4.4. Asumsi Dasar

1 Konsep Agrowisata pada usaha ini adalah konsep agrowisata buah. Adapun produk yang ditawarkan adalah produk barang dan jasa. Produk barang berupa markisa dijual ke pabrik pengolah markisa. Sedangkan produk jasa yang ditawarkan diperuntukkan bagi wisatawan berupa keindahan alam, pengalaman baru melihat hamparan kebun markisa dari ketinggian 28 meter di atas permukaan tanah dan mengelilingi kebun dengan sepeda tandem ataupun berjalan kaki. 2 Umur proyek disesuaikan dengan umur teknis mayoritas beberapa nilai aset terbesar yaitu 15 tahun dengan periode investasi pada tahun ke-0. Pertimbangannya adalah aset-aset tersebut merupakan aset yang penting yang akan banyak digunakan selama proyek menjalankan usaha. Aset tersebut antara lain sumur bor dan menara air, menara pandang, jalan masuk utama, jalan sepeda, pompa air, mesin pemotong rumput, toilet, motor bak, dan sepeda tandem. 3 Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan umur ekonomis aset. 4 Modal yang digunakan adalah sepenuhnya modal milik sendiri. Pemilik usaha atau investor tidak melakukan pinjaman kepada bank, lembaga, atau pihak manapun.