Biaya Investasi Biaya Operasional

66 dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Adapun nilai sisa dari barang inventaris yang dimiliki adalah Rp 350.756.656,00 Lampiran 5.

6.3.1.2. Biaya Proyek

Struktur biaya dalam proyek ini dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Kedua komponen biaya ini dimasukkan ke dalam arus kas cashflow.

6.3.1.2.1. Biaya Investasi

Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Jangka waktu investasi biasanya lebih dari satu tahun, terutama digunakan untuk pembelian aktiva tetap. Biaya investasi yang dikeluarkan adalah berupa biaya pembelian lahan, bangunan, sumur bor dan menara air, menara pandang, rumah karyawan, jalan masuk utama, jalan sepeda, mushalla, toilet umum, pembelian pompa air, mesin potong rumput, motor bak, sepeda tandem, peralatan kantor komputer, printer, dan telepon, perlengkapan kantor meja, kursi, dan lemari, dan pemasangan listrik dan telepon. Perincian biaya investasi dapat dilihat pada Lampiran 6.

6.3.1.2.1. Biaya Operasional

Biaya operasional meliputi seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan untuk aktivitas proyek. Biaya operasional yang dikeluarkan di agrowisata ini adalah berupa biaya tetap yang terdiri dari biaya gaji karyawan tetap, biaya telepon dan listrik, biaya peta agrowisata, dan biaya promosi. Sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan adalah pembelian bibit, biaya pupuk buatan, biaya pupuk kandang, biaya pestisida, biaya upah tenaga kerja tidak tetap, dan biaya transportasi. Karyawan tetap yang bekerja di agrowisata markisa berjumlah 18 orang dengan perincian gaji yang berbeda-beda. Satu orang sebagai pengawas dari seluruh karyawan Top Manager akan diberikan gaji sebesar Rp 10.000.000,00 per bulan. Kemudian tiga orang manager akan diberikan gaji sebesar Rp 5.000.000,00 per bulan. Satu orang mandor akan diberikan gaji sebesar Rp 3.000.000,00 per bulan. Tiga orang kasir masing-masing akan diberikan gaji 67 sebesar Rp 1.500.000,00 per bulan. Lima orang petugas satpam akan diberikan gaji masing-masing sebesar Rp 2.000.000,00 per bulan. Lima orang petugas kebersihan akan diberikan gaji masing-masing sebesar Rp 1.500.000,00 per bulan. Sehingga biaya gaji untuk satu bulan adalah sebesar Rp 50.000.000,00. Sedangkan untuk satu tahun total biaya gaji karyawan tetap adalah Rp 600.000.000,00. Biaya telepon yang dikeluarkan dianggarkan Rp 500.000,00 sebab pemakaian telepon kabel kemungkinan besar tidak terlalu sering digunakan disebabkan pemakaian telepon seluler yang saat ini lebih banyak digunakan. Sehingga dalam satu tahun biaya telepon adalah Rp 6.000.000,00. Biaya listrik per bulan dianggarkan sebanyak Rp 5.000.000,00 sehingga dalam satu tahun total biaya listrik adalah Rp 60.000.000,00. Berdasarkan hal tersebut, total biaya telepon dan listrik dalam satu tahun adalah Rp 66.000.000,00. Peta agrowisata adalah salah satu fasilitas yang dapat membantu wisatawan menikmati keunikan dan keindahan markisa. Pembuatan peta dianggarkan menghabiskan biaya sebesar Rp 250,00lembar. Pengunjung yang diproyeksikan melakukan kunjungan ke ini adalah 17.400 dalam satu tahun sehingga biaya pembuatan peta adalah biaya cetak selembar peta dikalikan jumlah pengunjung. Dengan demikian biaya pembuatan peta agriowisata markisa adalah sebesar Rp 4.350.000,00 tiap tahunnya. Promosi dilakukan untuk menarik minat wisatawan untuk melakukan kunjungan ke agrowisata markisa. Biaya promosi yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 100.000.000,00 pada tahun pertama dan Rp 50.000.000,00 untuk tahun berikutnya. Biaya pembelian tiang rambat markisa sebanyak 2.550 batang adalah senilai Rp 6.375.000,00. Tiang rambat markisa digunakan selama lima tahun sehingga setiap tahunnya biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 1.275.000,00. Kawat yang digunakan selama lima tahun untuk perambatan markisa memerlukan biaya sebesar Rp 5.100.000,00 atau sekitar Rp 1.020.000,00 setiap tahunnya. Sedangkan biaya pembelian peralatan budidaya yang terdiri dari gunting rumput, selang air, sprayer, cangkul, sekop, parang, dan batu asah adalah senilai Rp 68 5.540.000,00. Biaya pembelian bibit sebanyak 8.500 pohon untuk luas lahan 17 Ha adalah senilai Rp 29.750.000,00. Biaya pembelian pupuk buatan terdiri dari biaya pembelian pupuk urea, pupuk TSP, dan pupuk KCL. Harga pupuk urea adalah Rp 3.700,00kg, harga pupuk TSP adalah Rp 7.000,00kg dan pupuk KCL adalah Rp 5.000,00kg. Penggunaan pupuk urea untuk satu tahun adalah 225 kgha, pupuk TSP 225 kgha, dan pupuk KCL 150 kgha. Berdasarkan hal tersebut maka dalam satu tahun biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk buatan adalah sebesar Rp 51.127.500,00. Sedangkan harga pupuk kandang adalah Rp 1.000,00kg. Penggunaan pupuk kandang dalam satu tahun adalah sebesar 10.000 kgha. Akan tetapi untuk satu kali masa tanam, pupuk kandang hanya digunakan pada tahun pertama dan ketiga. Sehingga biaya pembelian pupuk kandang setiap tahunnya adalah sebesar Rp 10.000.000,00. Penggunaan pestisida dalam satu tahun diproyeksikan sebesar 4 liter pada tahun pertama dan kedua dan 6 liter pada tahun ketiga sampai kelima. Harga satu liter pestisida adalah sebesar Rp 75.000,00. Sehingga pada tahun pertama dan kedua biaya pembelian pestisida adalah sebesar Rp 300.000,00ha dan pada tahun ketiga sampai kelima biaya pembelian pestisida adalah sebesar Rp 450.000,00ha. Biaya pembelian pestisida untuk seluruh areal tanam pada tahun pertama dan kedua adalah sebesar Rp 5.100.000,00. Sedangkan pada tahun ketiga sampai kelima adalah sebesar Rp 7.650.000,00. Tenaga kerja tidak tetap digunakan untuk melakukan proses budidaya markisa mulai dari penyiapan lahan hingga penanganan pascapanen. Upah yang diberikan adalah sebesar Rp 50.000,00orang untuk satu hari orang kerja HOK. Pada tahun pertama untuk setiap hektar digunakan 230 HOK, tahun kedua 165 HOK, tahun ketiga 200 HOK, tahun keempat 225 HOK, dan tahun kelima 200 HOK. Sehingga biaya upah tenaga kerja untuk satu tahun pada tahun pertama adalah Rp 195.500.000,00, tahun kedua sebesar Rp 140.250.000,00, tahun ketiga sebesar Rp 170.000.000,00, tahun keempat sebesar Rp 191.250.000,00, dan tahun kelima sebesar Rp 170.000.000,00. Proses pengangkutan markisa memerlukan biaya transportasi sebesar Rp 250kg. Selain itu biaya transportasi untuk operasional motor bak adalah sebesar 69 Rp 1.620.000,00. Pada tahun pertama biaya transportasi yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 6.640.000,00. Tahun kedua biaya transportasi adalah sebesar Rp52.540.000,00. Pada tahun ketiga adalah sebesar Rp113.740.000,00. Pada tahun keempat adalah sebesar Rp151.990.000,00. Pada tahun kelima sebesar Rp96.740.000,00. Perincian selengkapnya untuk pengeluaran biaya operasional selama lima tahun dapat dilihat pada Lampiran 7 .

6.3.2. Analisis Kelayakan Finansial