Kerangka Pemikiran Operasional Analisis kelayakan finansial perencanaan agrowisata markisa di Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan

35

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Seperti dijelaskan sebelumnya, agrowisata merupakan bagian dari objek usaha pertanian agro yang dijadikan sebagai objek wisata. Suatu kawasan agrowisata biasanya identik dengan produk pertanian dan jumlah wisatawan. Pemanfaatan suatu lahan pertanian yang kemudian juga dijadikan tempat untuk berwisata akan memberikan manfaat tambahan di sisi finansial. Potensi markisa siuh atau markisa ungu yang belum dimanfaatkan secara maksimal di Kabupaten Gowa, khususnya di Kecamatan Tombolo Pao memiliki prospek untuk dikembangkan. Apalagi saat ini kebutuhan markisa untuk industri pengolahan belum dapat dipenuhi. Hal tersebut akibat banyaknya petani yang beralih untuk menanam sayuran. Petani lebih memilih menanam sayuran dibandingkan markisa disebabkan mereka merasakan manfaat yang lebih besar bila menanam sayuran. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan markisa bagi industri pengolahan markisa maka dibutuhkan peningkatan produksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi markisa adalah menarik investor untuk mendirikan perkebunan markisa. Akan tetapi investasi yang diperlukan untuk hal tersebut cukup besar. Dengan demikian diperlukan konsep agrowisata untuk meningkatkan manfaat yang akan diterima oleh para investor. Peningkatan manfaat tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk melakukan investasi. Sebelum diaplikasikan maka rencana pendirian usaha agrowisata markisa tersebut harus dianalisis kelayakannya terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghindari kegagalan dalam pelaksanaan usaha yang telah direncanakan Kasmir dan Jakfar 2003. Menurut Ibrahim 1998, proyek-proyek yang dinilai dari segi analisis financial benefit pada umumnya proyek-proyek yang dilaksanakan oleh pengusaha secara individu yang menanamkan modalnya di dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Adapun aspek-aspek yang berkaitan dengan analisis financial benefit menurut Ibrahim 1998 adalah aspek pasar, aspek teknis dan manajemen, dan aspek finansial. 36 Penentuan layak atau tidaknya suatu proyek apabila dilihat dari segi financial benefit adalah dengan melakukan analisis terhadap aspek-aspek yang dikaji. Adapun beberapa kriteria kelayakan finansial yang digunakan untuk analisis adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net BenefitCost Net BC , dan Payback Period PBP. Penilaian beberapa kriteria tersebut didasarkan pada nilai manfaat dan biaya yang dikeluarkan berdasarkan arus kas cashflow. Jumlah produksi markisa dan pengunjung pada akhirnya akan menentukan penerimaan dari agrowisata tersebut. Semakin banyak jumlah produksi dan pengunjung maka akan semakin tinggi penerimaan yang didapatkan, demikian sebaliknya. Selisih dari manfaat dan biaya total yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih dari agrowisata tersebut. Apabila secara finansial jika suatu agrowisata akan memberikan manfaat bersih, maka agrowisata tersebut dikatakan layak secara finansial. Dengan kata lain, manfaat bersih inilah yang akan mempengaruhi kelayakan agrowisata tersebut secara finansial. Alur pemikiran dapat digambarkan pada Gambar 2. 37 Gambar 2 . Alur Kerangka Pemikiran Analisis Kelayakan Finansial Perencanaan Agrowisata Markisa  Potensi markisa siuh belum dimanfaatkan secara maksimal  Petani beralih menanam sayuran  Industri pengolahan markisa sulit mendapatkan bahan baku Peningkatan produksi markisa Perencanaan Agrowisata Markisa Analisis Kelayakan Perencanaan Agrowisata Aspek Non Finansial  Aspek pasar  Aspek teknis dan manajemen Aspek Finansial  Cashflow  NPV  IRR  Net BC  Payback Period Layak Tidak Layak Proyek dapat dijalankan Analisis Sensitivitas dan Analisis Switching Value 38 IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian