74
Tabel 12.
Hasil Analisis Sensitivitas Apabila Jumlah Markisa yang Terjual Mengalami Penurunan Sebesar 25 persen
Kriteria Investasi Jumlah
Net Present Value NPV
Rp -1.992.764.918 Internal Rate of Return
IRR 3 persen
Net Benefit per Cost Net BC
0,77
6.3.3.5. Skenario V
Perubahan kelima yang diamati adalah menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke agrowisata markisa. Berdasarkan data kunjungan wisatawan
dari tahun 1997 hingga tahun 2007, jumlah kunjungan wisatawan paling rendah terjadi pada tahun 2003 yaitu hanya 10.850 jiwa. Oleh sebab itu pada analisis
sensitivitas yang kelima ini akan dianalisis dampak penurunan jumlah kunjungan wisatawan terhadap aspek finansial. Adapun jumlah kunjungan tersebut adalah
sebanyak 10.850 jiwa sesuai dengan jumlah kunjungan paling rendah dari tahun 1997 hingga 2007. Perubahan penurunan ini adalah sebesar 38 persen dari jumlah
pengunjung rata-rata dari tahun 1997 hingga 2007. Adapun dampak dari
penurunan ini adalah akan berkurangnya pendapatan dari tiket masuk, tiket menara pandang, tiket parkir, dan sewa sepeda tandem.
Perhitungan cashflow untuk analisis sensitivitas yang kelima ini dapat dilihat pada Lampiran 13. Perubahan pada jumlah kunjungan wisatawan yaitu
sebesar 38 persen akan menjadikan nilai NPV berkurang menjadi Rp 1.130.261.989,00.
Nilai IRR yang dihasilkan masih lebih besar dari tingkat diskonto yaitu sebesar 9 persen. Nilai Net BC yang dihasilkan juga masih lebih
besar dari satu yaitu sebesar 1,13. Adapun pengembalian investasi akan
berlangsung selama 8 tahun 5 bulan 20 hari. Berdasarkan hal tersebut, penurunan jumlah kunjungan wisatawan hingga 38 persen masih menjadikan proyek layak
untuk dijalankan. Nilai kriteria investasi ini dapat dilihat pada Tabel 13.
75
Tabel 13.
Hasil Analisis Sensitivitas apabila Terjadi Penurunan Kunjungan Wisatawan.
Kriteria Investasi Jumlah
Net Present Value NPV
Rp 1.130.261.989 Internal Rate of Return
IRR 9 persen
Net Benefit per Cost Net BC
1,13 Pay Back Period
PBP 8 tahun 5 bulan
6.4. Analisis Nilai Pengganti
Nilai pengganti atau switching value digunakan untuk melihat sejauh mana komponen-komponen dari proyek tersebut masih layak untuk dijalankan akibat
adanya perubahan pada komponen-komponen proyek tersebut. Perubahan yang diamati adalah terjadinya penurunan harga, jumlah produk yang terjual, dan
jumlah kunjungan wisatawan. Pertimbangan ini berdasarkan hasil analisis
sensitivitas yang telah dilakukan pada agrowisata markisa skenario I dan skenario IV. Hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan harga markisa dan penurunan
jumlah produk yang terjual memiliki dampak yang signifikan terhadap aspek finansial proyek. Sedangkan pertimbangan untuk penurunan jumlah pengunjung
dilakukan dengan dasar bahwa jumlah kunjungan merupakan hal yang sangat sulit untuk diproyeksikan.
Hasil dari analisis nilai pengganti didapatkan dengan cara mencoba mengubah-ubah angka pada harga jual produk markisa. Proyek cenderung berada
di titik impas meskipun terjadi penurunan harga jual yaitu sebesar Rp 6.192,00. Perhitungan cashflow untuk analisis switching value ini dapat dilihat pada
Lampiran 14. Sedangkan untuk hasil analisis nilai pengganti pada penurunan jumlah produk yang terjual adalah 11,55 persen. Pada penurunan jumlah yang
terjual sebesar 11,55 persen proyek berada pada titik impas. Sedangkan hasil analisis nilai pengganti apabila terjadi penurunan jumlah pengunjung
menunjukkan bahwa proyek berada di titik impas apabila pengunjung berkurang sebanyak 74,1 persen atau hanya ada sekitar 4.507 pengunjung setiap tahunnya
Lampiran 15. Berdasarkan hasil analisis nilai pengganti secara angka proyek ini masih
bisa dikatakan aman untuk dijalankan. Meskipun penurunan sedikit saja dari