input yang cukup tinggi, maka penerimaan petani kelapa dan kopi masih tergolong rendah.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, pada kenyataannya peran kelembagaan formal masih kurang berkembang. Sebagian
petani masih kurang memanfaatkan kelompok tani dan Koperasi Unit Desa KUD. Petani lebih suka meminjam uang kepada tengkulak
dengan bunga yang tinggi. Oleh karena itu, perlu dikembangkan kelembagaan di kawasan Agropolitan Batumarta ini. Selain itu,
kegiatan seperti pelatihan dan penyuluhan juga membantu petani dalam peningkatan kapasitas produksi usaha taninya.
Tabel 23 Hasil analisis Internal Rate of Return IRR komoditas perkebunan di Kabupaten OKU
No. Komoditas
Analisis IRR
1. Karet 27,8
2. Kelapa Sawit
26,1 3. Kelapa
24,8 4. Kopi
25,6 Sumber: Hasil olahan data primer.
Berdasarkan hasil analisis finansial beberapa komoditas tersebut yang memiliki nilai manfaat paling besar berturut-turut adalah
komoditas karet dengan nilai manfaat sebesar 6,55; kedua komoditas kelapa sawit dengan nilai manfaat sebesar 6,37; ketiga komoditas
kelapa dengan nilai manfaat sebesar 5,87; dan terakhir komoditas kopi dengan nilai manfaat sebesar 2,56.
Hasil tersebut memperlihatkan bahwa komoditas karet adalah komoditas paling unggul yang memungkinkan usaha yang
berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten OKU. Tingginya nilai manfaat komoditas karet disebabkan oleh komoditas
karet memiliki potensi pemasaran yang cukup luas yaitu disamping potensi pasar lokal juga memiliki potensi pasar diluar daerah seperti
Palembang dan Jakarta.
5.5. Analisis Marjin Tata Niaga
Manfaat penggunaan analisis marjin tata niaga atau marjin pemasaran adalah untuk mengidentifikasi struktur pasar yang terjadi di Kawasan
Agropolitan Batumarta. Struktur pasar dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan petani dalam menentukan harga jualnya. Selain itu,
analisis marjin pemasaran juga dapat memperlihatkan masing-masing lembaga pemasaran terhadap nilai tambah produk yang dipasarkan. Idealnya
keuntungan yang diperoleh oleh setiap pelaku pemasaran proporsional dengan biaya atau perlakuan yang diberikan pada produk yang
dipasarkannya. Informasi lain yang dapat diperoleh dari analisis marjin pemasaran
adalah untuk melihat efisien tidaknya sistem distribusi komoditas dari petani ke pemakai atau pengguna terakhir. Semakin panjang jalur pemasaran akan
mengurangi share bagian petani dibandingkan dengan harga di tingkat pengguna akhir. Dengan demikian keuntungan ekonomi tidak ditransfer ke
petani tetapi ditransfer ke lembaga pemasaran yang terlibat. Dalam hal ini komoditas yang diteliti analisis marjin pemasaran adalah komoditas karet,
kelapa sawit, kelapa, dan kopi yang diusahakan petani di Kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten OKU.
5.5.1. Analisis Marjin Tata Niaga Karet
Rantai pemasaran karet di Kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten OKU melalui beberapa lembaga tataniaga yaitu : Petani -
Pedagang Pengumpul - Pedagang Besar Desa - Pedagang Besar Kecamatan - Konsumen Pabrik karet.
Setelah panen, petani yang umumnya mempunyai luas areal kebun karet antara 1 - 2 ha membawa hasil panennya dengan
menggunakan kendaraan motor ke pasar kalangan lokal. Jumlah produksi karet yang dihasilkan petani rata-rata 350 – 500 kgha setiap
bulan. Hasil panen ini dibeli oleh pedagang pengumpul dengan cara pembayaran tunai. Selanjutnya pedagang pengumpul ini menjual
kepada pedagang besar desa di pasar induk desa. Kemudian