∑ ∑∑
∑
= =
= =
+ =
=
m j
m j
n i
m j
Pj Cij
Mj M
1 1
1 1
Dimana: M = Marjin tataniaga Rpkg.
Mj = Marjin tataniaga Rpkg lembaga tataniaga ke j j=1,2,...,m, m: jumlah lembaga tataniaga yang terlibat.
Cij = biaya tataniaga ke i rpkg pada lembaga tataniaga ke j i=1,2,...,n dan n jumlah jenis pertanyaan.
Pj = Marjin keuntungan lembaga tataniaga ke j Rpkg.
Analisis marjin tataniaga pada penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh berdasarkan hasil wawancara
dengan petani dan pedagang pengumpul dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur Lampiran 1 dan 2. Pengambilan contoh
petani dan pedagang pengumpul sebagai responden di lima kecamatan dilakukan dengan stratified random sampling terhadap
populasi responden. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 20 orang petani dan 10 orang pedagang pengumpul pada
masing-masing kecamatan agropolitan.
3.5.8. Mengkaji Hirarki Pusat Pertumbuhan Agropolitan dengan
Analisis Skalogram
Metode skalogram banyak digunakan untuk menentukan hirarkhi wilayah. Metode ini mengidentifikasi seluruh fasilitas
umum yang dimiliki setiap unit wilayah didata dan disusun dalam satu tabel Tabel 3. Metode skalogram bisa digunakan dengan
menuliskan jumlah fasilitas yang dimiliki setiap wilayah, atau menuliskan adatidaknya fasilitas tersebut di suatu wilayah tanpa
memperhatikan jumlahkuantitasnya. Melalui metode ini juga akan diidentifikasi jenis, jumlah dan
karakteristik infrastruktur yang mendukung perkembangan perekonomian di kawasan Agropolitan. Infrastruktur ini akan
mencakup tiga kelompok prasarana utama yaitu:
• Hardware Infrastructure, meliputi: Jaringan jalan, listrik, gas, air bersih, telekomunikasi, dan
sebagainya. • Software Infrastructure, meliputi:
Kualitas sumberdaya manusia SDM, sikap kewirausahaan, manajemen, kemampuan menghimpun informasi pasar dan
pemasaran, dan konsultasi. • Institutional Infrastructure, meliputi:
Pendidikan dan latihan, promosi, perdagangan, penelitian, asosiasi produsen, pedagang dan eksportir, dan sebagainya.
Tahapan dalam Penyusunan Skalogram
1. Menyusun fasilitas sesuai dengan penyebaran dan jumlah fasilitas dalam unit-unit wilayah. Fasilitas yang tersebar merata
di seluruh wilayah diletakkan dalam urutan paling kiri dan seterusnya sampai fasilitas yang terdapat paling jarang
penyebarannya dalam seluruh unit wilayah yang ada diletakkan di kolom tabel paling kanan. Angka yang dituliskan adalah
jumlah fasilitas yang dimiliki setiap unit wilayah. 2. Menyusun wilayah sedemikian rupa dimana unit wilayah yang
mempunyai ketersediaan fasilitas paling lengkap terletak di susunan paling atas, sedangkan unit wilayah dengan ketersediaan
fasilitas paling tidak lengkap terletak disusunan paling bawah. 3. Menjumlahkan seluruh fasilitas secara horisontal baik jumlah
jenis fasilitas maupun jumlah unit fasilitas di setiap unit wilayah. 4. Menjumlahkan masing-masing unit fasilitas secara vertikal
sehingga diperoleh jumlah unit fasilitas yang tersebar di seluruh unit wilayah.
5. Dari hasil penjumlahan ini diharapkan diperoleh urutan, posisi teratas merupakan sub wilayah yang mempunyai fasilitas
terlengkap. Sedangkan posisi terbawah merupakan sub wilayah dengan ketersediaan fasilitas umum paling tidak lengkap.