Fasilitas Kesehatan Sarana Sosial Ekonomi 1. Sarana Pendidikan

4.9.6. Ketenagalistrikan

Sistem jaringan listrik sudah memasuki Kawasan Agropolitan di Kabupaten OKU ini. Jumlah bangunan yang menggunakan listrik PLN di Wilayah Kecamatan Baturaja Timur sebanyak 16.834 unit, di Wilayah Kecamatan Peninjauan sebanyak 2.253 KK, dan di Kecamatan Lubuk Batang sebanyak 1.278 KK. Beberapa desa yang belum terlayani oleh listrik terdapat di Wilayah Kecamatan Lubuk Batang yaitu sekitar 4 empat desa Desa Merbau, Desa Gunung Meraksa, Desa Bandar Agung dan Desa Tanjung Dalam. Selain penerangan yang menggunakan fasilitas PLN terdapat juga masyarakat yang menggunakan penerangan lainnya berupa lampu minyak tanah, diesel dan tenaga surya sebesar 2.738 KK di Kecamatan Peninjauan dan 2.299 KK di Kecamatan Lubuk Batang. Dengan kondisi tersebut pemenuhan kebutuhan listrik berpeluang pada desa-desa yang belum terlayani listrik PLN. Jumlah pemakaian listrik dan jaringan di kawasan agropolitan ini dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Jumlah pemakaian listrik PLN di kawasan agropolitan Kabupaten OKU tahun 2005 Jumlah Pemakai KK No. Kecamatan PLN Non PLN Penerangan Lainnya 1 Baturaja Timur 16.834 10.694 - 2 Peninjauan 2.253 - 2.738 3 Lubuk Batang 1.278 119 2.299 4 Lubuk Raja - - - 5 Sinar Peninjauan - - - J u m l a h I+II+III+IV+V 20.365 10.813 5.037 Sumber : PT. PLN Persero Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2005.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Potensi Kesesuaian Lahan

Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya memerlukan pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan pemanfaatan yang paling menguntungkan dari sumberdaya lahan yang terbatas, dan sementara itu juga melakukan tindakan konservasinya untuk penggunaan masa mendatang. Kecenderungan seperti dikemukakan diatas telah mendorong pemikiran akan perlunya suatu perencanaan atau penataan kembali penggunaan lahan agar lahan dapat dimanfaatkan secara lebih efisien Sitorus, 2004. Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka 2001, evaluasi sumberdaya lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna tanah. Inti evaluasi kesesuaian lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini maka akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian lahan untuk jenis penggunaan lahan tersebut. Selanjutnya menurut Sitorus 2004, kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung dari tipe penggunaan lahan yang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian lahan pada hakekatnya berhubungan dengan evaluasi untuk suatu penggunaan tertentu. Evaluasi kesesuaian lahan mempunyai penekanan yang tajam, yaitu mencari lokasi yang mempunyai sifat-sifat positif dalam hubungannya dengan keberhasilan produksi atau penggunaannya. Penilaian kesesuaian lahan pada dasarnya dapat berupa pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan menginterpretasikan peta tanah dalam kaitan dengan kesesuaiannya untuk berbagai tanaman dan tindakan pengelolaan yang diperlukan.