Analisis Marjin Tata Niaga Karet
konsumennya mencukupi. Karena itu secara lokasional aktivitas suatu produsen ditujukan untuk melayani wilayah konsumen yang berada dalam
suatu jarak atau range tertentu. Dengan demikian wilayah cakupan dari produk yang dihasilkan akan sangat tergantung pada seberapa jauh keinginan
konsumen melakukan perjalanan untuk memperolehnya, elastisitas demand, harga produk, biaya transport dan frekuensi penggunaannya. Area di sekitar
produsen atau supplier yang memiliki tingkat demand konsumen yang mencukupi terhadap barang dan jasa yang dihasilkan disebut dengan istilah
treshold. Setiap produk yang dihasilkan termasuk dalam hal ini fasilitas umum
mempunyai wilayah threshold nya sendiri. Oleh karena itu, distribusi spasial dari aktivitas produksi termasuk fasilitas umum bisa diprediksi
berdasarkan wilayah threshold nya. Dari sisi karakteristik suplai, aktivitas ekonomi skala besar akan berada di pusat pelayanan hirarki 1 karena
wilayah threshold nya luas. Sementara dari sisi karakteristik demand, produk yang sifatnya inelastis dan frekuensi penggunaannya tidak terlalu
sering juga akan berada di pusat pelayanan hirarki 1 sebagai upaya untuk mengoptimalkan keuntungan melalui maksimisasi jumlah konsumen yang
harus dilayani. Distribusi spasial dari berbagai aktivitas dengan threshold yang berbeda akan mengarah pada tumbuhnya berbagai tingkatan lokasi
pusat pelayanan, dan selanjutnya distribusi pusat-pusat ini akan membentuk pola spasial sistem lokasi pusat-pusat pelayanan.
Analisis skalogram merupakan salah satu analisis terhadap pemusatan dalam suatu wilayah. Dengan melakukan identifikasi terhadap fasilitas-
fasilitas kunci yang mempengaruhi perekonomian wilayah yang dimiliki serta pendekatan kuantitatif maka dapat ditentukan hirarki pusat-pusat
pertumbuhan. Wilayah diasumsikan dalam tipologi wilayah nodal, dimana pusat atau hinterland suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan jumlah dan
jenis fasilitas umum serta sarana dan prasarana yang ada. Unit wilayah yang mempunyai jumlah dan jenis fasilitas umum serta sarana dan prasarana
dengan kuantitas dan kualitas yang secara relatif paling lengkap dibandingkan dengan unit wilayah yang lain akan menjadi pusat atau
mempunyai hirarki paling tinggi. Sebaliknya, jika suatu wilayah mempunyai jumlah dan jenis fasilitas umum serta sarana dan prasarana dengan kuantitas
dan kualitas yang secara relatif paling rendah merupakan wilayah hinterland dari unit wilayah lain.
Pada penelitian ini analisis skalogram menggunakan data Potensi Desa Podes Badan Pusat Statistik BPS Tahun 2006. Berdasarkan hasil analisis
skalogram dimana jenis fasilitas, jumlah unit fasilitas dan jumlah penduduk digunakan sebagai variabel penentu hirarki terlihat bahwa Kecamatan
Baturaja Timur menempati posisi paling atas. Kecamatan Baturaja Timur merupakan ibukota Kabupaten OKU, dimana memiliki jumlah unit dan
jumlah jenis fasilitas yang paling banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Kecamatan Baturaja Timur
terutama adalah fasilitas-fasilitas pemukiman dan fasilitas penunjang sistem agribisnis.
Berdasarkan hasil pengamatan secara deskriptif pada Kecamatan Baturaja Timur terdapat banyak toko-toko yang menjual sarana produksi
pertanian dan peralatan pertanian sebagai penunjang sistem agribisnis. Ditinjau dari kondisi perkerasan jalan, maka jalan dengan perkerasan aspal
mencapai ± 72 Km terdapat di Wilayah Kecamatan Baturaja Timur. Selain itu Kecamatan Baturaja Timur memiliki jumlah pengguna PLN yang paling
banyak sebagai tenaga listrik utama. Selanjutnya ditinjau dari sarana perdagangan dan perbankan Kecamatan Baturaja Timur memiliki jumlah unit
terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Oleh karena itu, Kecamatan Baturaja Timur dapat dijadikan pilihan agropolis di kawasan
Agropolitan tersebut. Skalogram Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 Skalogram Kabupaten Ogan Komering Ulu
NO
KECAMATAN JML
PDDK ORG TOKO
WA RUNG
MES JID SD
POS YAN
DU BI
DAN TK SLTP RES
TO RAN
KOPE RASI
1
BTRAJA TIMUR
65.617 450
84 52
26 32
23 8 7 16 8
2
LUBUK RAJA
22.112 287
31 49
18 16
8 8 7 2 8
3
PENINJAUAN
26.457 107
28 26
18 17
1 6 5 2 2
4
LB BATANG
15.299 27
81 16
11 8
6 0 2 3 1
5
S. PENINJAUAN
15.454 16
6 34
20 16
2 7 5 0 1
JUMLAH WIL.
5 5
5 5
5 5
5 4 5 4 5
JUMLAH
144.939 887
230 177
93 89
40 29 26 23 20
Tabel 25 Lanjutan
GERE JA
SMU TOKO
OBAT PA
SAR PUS
KES MAS BANK
KLI NIK
HO TEL
PT KUD PURA BPR JML
JENIS JML
UNIT
3 7 8 0 3
5 6
4 1
0 1 19 744
9 4 5 1 2
3 1
2 0 1 19
462 1 2 0 3
2 1
1 0 16 222
0 0 0 2 1
0 0 11 158
3 1 0 6 2
5 2 0 15
126 4 4 2 4
5 2
3 1
1 2
2 2 22 16 14 13 12
10 8
7 6
4 3
3 2 80 1.712
Sumber: data olahan Podes BPS tahun 2006. Apabila dilihat dari rencana pengembangan Kawasan Agropolitan
Batumarta yang telah disusun oleh Pemda Kabupaten OKU, yang direncanakan sebagai pusat kawasan agropolitan adalah Kecamatan Lubuk
Raja. Pemda Kabupaten OKU merencanakan Kecamatan Lubuk Raja sebagai pusat Kawasan Agropolitan yang meliputi Desa Batumarta I, dan
Desa Batumarta II. Penentuan lokasi Kota Pertanian Agropolis di kawasan tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, adalah sebagai berikut :
1. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kawasan Batumarta I dan Batumarta II diarahkan sebagai pusat kegiatan
koleksi dan distribusi hasil pertanian, sektor perdagangan dan jasa. 2. Kawasan Batumarta I dan Batumarta II Kecamatan Lubuk Raja
didominasi oleh budidaya pertanian dengan sub sektor perkebunan rakyat karet dan kopi dan didukung oleh sektor tanaman pangan, perikanan dan
peternakan.