Bank Size Non Performing Loan

81 Gambar 4.2 Grafik P-Plot Hasil analisis Grafik Normal Probabilty Plot Berdasarkan gambar 4.2 grafik Normal Probabilty Plot pada gambar menunjukkan bahwa hasil uji normalitas mengikuti atau merapat kegari diagonal, maka dapat dinyatakan dan disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam analisis ini telah memenuhi asumsi normalitas dan atau berdistribusi normal. 82 Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorv-Smirnov Berdasarkan pada tabel 4.8 diatas maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini be Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka dapat disimpulkan data dalam penelitian ini berdistribusi normal dilihat dari nilai Sig α atau 0,083 0,05.

b. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lainnya dalam suatu model. Kemiripan antar variabel independend dalam suatu metode dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel satu dengan variabel yang lain. Mendektesi lewat pengujian multikolinieritas bertujuan juga untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 84 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .19434180 Most Extreme Differences Absolute .138 Positive .138 Negative -.054 Kolmogorov-Smirnov Z 1.261 Asymp. Sig. 2-tailed .083 a. Test distribution is Normal. 83 kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengukuran multikolinieritas dapat dilihat dari besaran nilai Tolerance Dan Variance Inflation Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen lainnya, Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi oleh karena itu VIF=1Tolerance. Nilai Cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan ada atau tidaknya multikolinieritas adalah nilai Tolerance atau sama dengan nilai VIF . Apabila terjadi hal yang sebaliknya sudah dapat dipastikan bahwa data dalam suatu metode tersebut tidak terjadi multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil dari uj Multikolinieritas: Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas dengan Nilai Tolerance dan VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 4.355 .636 6.846 .000 INFLASI -.063 .014 -.626 -4.431 .000 .398 2.512 BI_Rate .070 .042 .268 1.681 .097 .312 3.207 Kurs -2.792E-5 .000 -.132 -1.148 .254 .596 1.677 LDR .028 .011 .530 2.684 .009 .204 4.906 Bank_Size -.387 .102 -.823 -3.789 .000 .168 5.950 a. Dependent Variable: NPL 84 Berdasarkan tabel 4.9 Di atas menunjukkan bahwa nilai Tolerance Variabel bebas Inflasi = 0,398, BI Rate = 0,312, Kurs = 0,596, LDR = 0,204 dan Bank Size = 0,168. Sedangkan untuk nilai VIF variabel bebas Inflasi = 2,512, BI Rate = 3,207, Kurs = 1,677, LDR = 4,929 dan Bank Size = 5,950. Dengan demikian dapat dinyatakan atau disimpulkan bahwa model regesi bebas dari multikolinieritas karena nilai Tolerance ukuran bank dan nilai VIF .

c. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu time series atau ruang cross section. Salah satu penyebab munculnya masalah autokorelasi adalah adanya kelembaman inertia artinya kemungkinan besar akan mengandung saling ketergantungan pada data data observasi sebelumnya dan periode sekarang. Salah satu metode analisis untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian nilai durbin watson DW test Ghozali, 2005:100. Menurut Singgih 2012:243 uji autokolerasi dapat dilihat pada uji Durbin Watson, Apabila nilai Durbin Watson diantara -2 sampai dengan 2+ maka tidak terjadi gejala autokorelasi. 85 Berikut hasil dari uji autokorelasi dengan metode Durbin Watson DW: Tabel 4.10 Uji Durbin-Watson DW Pada tabel 4.10 Di atas sebesar 0,590 dan menurut Singgih 2012:243 autokorelasi terjadi apabila nilai DW diantara kurang dari -2 ataupun lebih dari +2 maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi, karena nilai Durbin Watson berada pada nilai -2 sampai +2 yaitu sebesar 0,590.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .617 a .381 .341 .20047 .590 a. Predictors: Constant, Bank_Size, INFLASI, Kurs, BI_Rate, LDR b. Dependent Variable: NPL 86 heterokedastisitas. Pengujian ini menggunakan analisis grafik scatterplot dan metode Park. Berikut hasil dari metode yang dilakukan: 1 Grafik Scatterplot Homokedastisitas atau Heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot. Berikut hasil uji grafik scatterplot: Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pada gambar 4.3 Diatas menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar di atas dan di bawah dan disekitar angka nol. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi berganda ini terbebas dari asumsi klasik heterodatisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas(ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 BankUmum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-

3 17 147

Responsifitas Kredit Investasi Terhadap Variabel Makroekonomi dan Perbankan Pada Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan Non Devisa

3 37 239

nalisis rasio camel terhadap ekspansi kredit Bank umum swasta nasional devisa dan bank umum swasta nasional non devisa

0 15 129

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) Analisis Pengaruh Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas Pada PT.Bank Syariah Mandiri Periode (2010-2014).

0 3 10

ANALISIS KOMPARATIF KINERJA BANK UMUM SWASTA NASIONAL NON DEVISA DENGAN PENDEKATAN CAMELS DAN PENDEKATAN EFISIENSI (PERIODE 2006-2008).

0 0 6

ANALISIS DETERMINAN NON PERFORMING LOAN PADA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA.

0 1 130

Pengaruh Marko Ekonomi Terhadap Non Performing Loan Bank Swasta Nasional Indonesia Periode 2009-2015 - Ubaya Repository

0 0 2

PENGARUH KONDISI EKONOMI MAKRO DAN PROSES MANAJEMEN RISIKO KREDIT TERHADAP NON-PERFORMING LOAN (Studi Kasus pada Bank X)

0 0 15