5
Tabel 1.2 Perbandingan Rata-rata Inflasi, Kurs, BI Rate, Bank Size, Loan to Deposit
Ratio dan Non Performing Loan NPL Periode Tahun 2008-2014
Tanggal Inflasi Kurs
Rupiah BI Rate
Bank Size Dalam Milyar
LDR NPL
Jan-08 7,36
9.291 8,00
38.063 78,96
2,05 May-08 10,38
9.318 8,25
39.397 79,03
2,27 Sep-08
12,14 9.378
9,25 41.517
81,17 2,21
Jan-09 9,17
11.355 6,50
43.339 79,60
1,66 May-09 6,04
10.340 6,50
44.431 77,70
2,35 Sep-09
2,83 9.681
6,50 50.015
81,30 2.53
Jan-10 3,72
9.365 6,50
53.503 82,49
2,42 May-10 4,16
9.180 6,50
59.883 86,98
2,42 Sep-10
5,8 8.924
6,50 70.881
84,64 2,62
Jan-11 7,02
9.057 6,75
77.092 86,19
2,67 May-11 5,98
8.537 6,75
82.798 87,10
2,30 Sep-11
4,61 8.823
6,75 95.439
84,64 2,23
Jan-12 3,65
9.000 6,00
106.740 82,80
1,87 May-12 4,45
9.565 5,75
111.777 86,48
2,03 Sep-12
4,31 9.588
5,75 125.482
88,03 2,09
Jan-13 4,57
9.698 5,75
134.227 87,35
2,00 May-13 5,47
9.802 6,50
144.507 88,99
2,00 Sep-13
8,4 11.613
7,25 150.541
92,97 1,80
Jan-14 8,22
12.226 7,50
158.996 83,48
2,04 May-14 7,32
11.611 7,50
165.158 93,26
2,18 Sep-14
4,53 12.212
7,50 174.949
93,22 2,33
Sumber Statistik Perbankan Indonesia Data Diolah Dari data tabel 1.2 dari tahun 2008-2012 angka LDR sudah sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia yaitu batas minimum LDR suatu bank adalah 75. LDR pada bank umum swasta nasional non devisa terus mengalami fluktuatif hal
6
ini diimbangi oleh besarnya aset yang dimiliki oleh bank umum swasta nasional devisa itu sendiri.
Menurut Ali 2006:27 Risiko Kredit adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akiat tidak dilunasinya kembali kredit yang
diberikan bank kepada debitur maupun Counterparty lainnya Kredit bermasalah adalah masalah yang paling ditakuti oleh sebuah bank, karena kredit bermasalah
dapat menganggu jalannya kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank. Akan tetapi bank tidak dapat menghindari risiko dari kredit bermasalah.
Menurut Rose 2002:326 Risiko kredit bermasalah berbahaya bagi eksitensi suatu bank dalam menepati kewajibannya, mengurangi profitabilitas dan
membahayakan bagi kelangsungan hidupnya. Penyaluran kredit yang dinilai dengan Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah
kredit yang diberikan atas simpanan pihak ketiga dan modal sendiri. Lestari dan Sugiharto 2007:2 mengatakan bahawa semakin tinggi tingkat LDR maka
semakin berpotensi menyebabkan nilai NPL mengalami kenaikan. Penelitian yang dilakukan oleh Somoye, R.O.C 2010 mengenai risiko kredit
macet di Nigeria, dimana varibel dependennnya adalah Non Performing Loan dan variable indpendennya adalah tingkat kebijakan moneter, suku bunga, risiko
kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko suku bunga, risiko produktif, risiko solvabilitas. Menyimpulkan bahwasannya koefisien tingkat kebijakan moneter
7
memiliki hubungan positif moderat dengan kredit bermasalah. Sebaliknya, tingkat risko suku bunga menunjukkan bahwa memiliki hubungan positif yang kuat,
sedangkan untuk risiko pendapatan yang sangat tinggi menunjukkan bahwa ia memiliki hubungan yang kuat sangat positif dengan kredit bermasalah.
Inflasi merupakan kondisi yang dialami suatu Negara dimana harga-harga barang naik secara terus menerus. Inflasi adalah dimana terjadi kelebihan
permintaan barang dan jasa dalam perekonomian secara keseluruhan Sukirno 2008 Faktor penyebab Non Performing Loan adalah inflasi.
Menurut Jakubik P 2007 yang melakukan penelitian di Ceko menemukan bahwa inflasi berpengaruh terhadap resiko kredit. Hogart et al yang melakukan
penelitiannya di Inggris raya menemukan pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan peningkatan jumlah penghapusan pinjaman.
Melihat kondisi tersebut penulis merasa tertarik untuk menganalisa faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi bank umum swasta nasional non devisa
sesuai dengan peranan dari bank yaitu sebagai lembaga intermediasi. Sehingga
penulis membuat judul penelitian ini “ Analisis Variabel Makro Ekonomi Dan Variabel Internal Bank Terhadap Risiko
Non Performing Loan Pada Bank Umum Di Indonesia Studi Kasus Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa
di Indonesia 2008-2014.
8
B. Rumusan Masalah
Perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi memiliki peranan penting dalam menghimpun dana dari masyarakat yang berlebih dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini dilakukan oleh bank untuk mencapai tujuannya yaitu
meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank yang telah menyalurkan danana berupa kredit tidak terlepas dari risiko kredit dimana uang yang dipinjamkan
dikembalikan telat, lewat jatuh tempo, tidak dibayar sama sekali atau yang lebih dikenal dengan kredit bermasalah.
Faktor-faktor makro ekonomi seperti Inflasi, BI Rate dan Kurs yang bisa saja berdampak pada tingkat pengembalian pinjaman sehingga menyebabkan
risiko Non Performing Loan, ditambah dari Faktor-faktor internal bank seperti Loan Deposit to Ratio dan Bank Size pada risiko Non Performing Loan.
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang dikemukakan di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Inflasi, BI Rate, Kurs, LDR dan Bank Size berpengaruh terhadap NPL sektor secara simultan?
2. Apakah Inflasi, BI Rate, Kurs, LDR dan Bank Size berpengaruh terhadap NPL sektor secara parsial?
9
3. Manakah diantara variabel bebas yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap variabel NPL?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah maka diperoleh tujuan dari penelitian, yaitu:
a. Menganalisis variabel-variabel secara bersamaan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan terhadap risiko Non Performing Loan pada
Bank Umum Swasta Nasional non Devisa b. Menganalisis ada tidaknya variabel-variabel tertentu yang merupakan
faktor eksternal dan internal Apakah Inflasi, BI Rate, Kurs, LDR dan Bank Size berpengaruh terhadap NPL pada Bank Umum Swasta Nasional non
Devisa. c. Menganalisis variabel mana yang mengambil peranan lebih dalam
mempengaruhi terjadinya risiko Non Performing Loan pada pada Bank Umum Swasta Nasional non Devisa
10
2. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis dan pihak-pihak lainyang berkepentingan, yaitu:
a. Menjadi bahan masukan bagi praktisi dalam mengambil langkah keputusan dan kebijakan berkaitan dengan manajemen risiko untuk meminimalisir
terjadinya risiko kredit. b. Dapat menambah wawasan baru akan dunia perbankan khususnya
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya Non Performing Loan terhadap pembiayaan kredit.
c. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penilitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penelitian ini.
d. Menambah referensi dalam menilai kondisi kinerja dan kesehatan suatu bank melalui manajemen risiko pembiayaan.
11
BAB II TINJAUAN PUSAKA
A. Bank 1. Pengertian Bank
Menurut Dahlan siamat 2005:4. Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama berbentuk asset keuangan financial assets atau
tagihan claims dibandingkan dengan asset non keuangan non financial assets lembaga keuangan terutama memberikan kredit dan menanamkan dananya dalam
surat-surat berharga. Disamping itu lembaga keuangan juga menyediakan jasa keuangan lainnya antara lain: simpanan, kredit, proteksi asuransi, program
pensiun, penyediaan mekasnisme pembayaran dan mekanisme transfer dana. Menurut Kasmir 2005:9 lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang
bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan
menyalurkan dana. Lembaga keuangan menurut UU No.141967 pasal 1 yang kemudian diganti
dengan Undang-Undang no.71992 tentang perbankan di Indonesia bahwa lembaga keuangan merupakan badan atau lembaga yang kegiatannya menarik
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat.
12
Dalam keputusan SK menkeu RINo.792 tahun 1990 dinyatakan bahwa lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang kegiatannya di bidang
keuangan melakukan penghimpunan dana, penyaluran dana kepada masyarakat terutama dalam membiayai investasi pembangunan.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak” .
Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.792Tahun1990. Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31
dalam Standar Akuntansi Keuangan 2007: “Bank adalah suatu lembaga yang
berperan sebagai perantara keuangan financial intermediary antara pihak- pihak yang memiliki kelebihan dana surplus unit dengan pihak-pihak yang
memerlukan dana deficit unit, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.
Menurut Kasmir 2003.12 bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan artinya masalah perbankan selalu berkaitan masalah bidang
keuangan jadi dapat disimpulkan bahwa perbankan meliputi dari beberapa kegiatan utama yakni bank sebagai penghimpun dana, bank sebagai penyalur