73
yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang bekerjasama dalam program VCT dengan Puskesmas, Klien yang telah melakukan VCT dan
klien yang belum melakukan VCT di Puskesmas Ciputat, serta informan kunci yaitu Kepala Puskesmas Ciputat dan Seksi Pengendalian Penyakit
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Berikut data informan pada penelitian ini yang disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 5.2. Informan Penelitian
Kode Informan
Tipe Informan
Usia Pendidikan
Terakhir Lama
Bekerja Jabatan
Informasi yang diberikan
D-RS-1 Informan
utama 45 tahun
S-1 Kedokteran
6 tahun Penanggungj
awab program
VCT di
Puskesmas Ciputat
Latar belakang, tujuan dan fokus
program VCT, Analisis situasi,
Segmentasi Pasar, Tujuan dan target
pemasaran sosial, Faktor yang
mempengaruhi perubahan
perilaku, Positioning
statement Marketing mix,
Rencana monitoring dan
evaluasi monev, Rencana anggaran
biaya Rencana
kampanye implementasi, dan
manajemen
F-RS-2 Informan
utama 28 tahun
S-1 4 tahun
5 bulan Kepala
Promosi Kesehatan
Puskesmas Ciputat
A-RS-3 Informan
kunci 51 tahun
S-1 Kedokteran
5 tahun Kepala
Puskesmas Ciputat
C-RS-4 Informan
pendukung 37 tahun
D3 3 tahun
LSM Kotek P-RS-5
Informan kunci
26 tahun S-1
Keperawatan 2 tahun
Seksi pengendalian
penyakit Dinas
Kesehatan Kota
Tangerang Selatan
S-RS-6 Informan
pendukung 24 tahun
SMA Klien VCT
Segmentasi Pasar, Faktor yang
mempengaruhi perubahan
perilaku, Positioning
statement Marketing mix,
H-RS-7 Informan
pendukung 22 tahun
S1 Klien
Non- VCT
74
5.3 Gambaran Perencanaan Pemasaran Sosial Program VCT
Secara umum, Puskesmas Ciputat memang mengakui telah melaksanakan pemasaran sosial program VCT. Penanggungjawab program
VCT Puskesmas mengakui telah melakukan perencanaan latar belakang, tujuan dan fokus program, analisis situasi, segmentasi pasar, faktor yang
mempengaruhi perubahan perilaku, perencanaan bauran pemasaran, perencanaan pemantauan dan evaluasi, perencanaan anggaran biaya serta
perencanaan implementasi kampanye dan manajemen. Perencanaan yang tidak dilakukan yaitu perencanaan positioning. Berikut kutipannya,
“Kita sudah melakukan pemasaran sosial VCT, ya perencanaan latar belakang, tujuan dan fokus program tapi detailnya di dinas kesehatan,
analisis situasi, segmentasi pasar, faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku, perencanaan bauran pemasaran, perencanaan pemantauan dan
evaluasi, perencanaan anggaran biaya serta perencanaan implementasi kampanye dan manajemen. Kalau perencanaan positioning kita belum
punya. Kalau proposal pemasaran sosialnya kita tidak buat, kita adanya POA tahunan atau bulanan, gabung aja sama program yang lain, jadi ya
nggak ada perencanaan secara tertulis kalau untuk pemasaran sosialnya, kita langsung melaksanakan P
OA” D-RS-1 Informan Kepala Puskesmas dan Bagian promosi kesehatan
mengatakan tidak begitu mengetahui detail perencanaan karena tidak terlibat dalam perencanaan perencanaan pemasaran sosial, mereka hanya
terlibat saat pelaksanaan pemasaran sosial. Berikut kutipannya,
75
“Saya tidak begitu terlibat saat perencanaan, saya hanya terlibat saat proses pelaksanaannya di lapangan” F-RS-2
“Mungkin ada. Perencanaan pemasaran sosialnya mungkin penanggungjawab program yang lebih tahu ya, saya tidak begitu terlibat
saat perencanaan. Kalau proposal, kita nggak punya proposal pemasaran sosialnya, adanya POA tahunan dan bulanan” A-RS-3
Setelah melakukan telaah dokumen rencana kegiatan POA Operasional BOK UPT Puskesmas Ciputat bulan Mei dan Juni 2014,
ternyata perencanaan yang dilakukan Puskesmas Ciputat hanya berupa identifikasi uraian kegiatan, sasaran, lokasi, waktu, pelaksana, serta unit
cost. Dokumen POA ini merupakan resume semua kegiatan yang akan dilakukan Puskesmas selama satu bulan. Perencanaan ini hanya mendukung
data untuk segmentasi pasar, bauran pemasaran, perencanaan anggaran biaya, perencanaan pemantauan dan evaluasi, perencanaan implementasi
kampanye dan manajemen. Sedangkan data tentang identifikasi identifikasi faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku terdapat dalam rekam medik.
Data latar belakang, tujuan dan fokus program VCT, analisis situasi, penentuan tujuan dan target pemasaran sosial, pernyataan positioning tidak
tergambar dalam dokumen POA. Sehingga memang dapat disimpulkan proses perencanaan pemasaran sosial yang dilakukan Puskesmas belum
optimal. Puskesmas melaksanaan pemasaran sosial tanpa melakukan
perencanaan pemasaran sosial secara detail tentang latar belakang, tujuan dan fokus program VCT, analisis situasi, penentuan tujuan dan target