Gambaran Tujuan dan Target Pemasaran Sosial

102 memperbaiki kinerja pengendalian HIV-AIDS. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa indikator turunan atau target yaitu a. Dalam tiga bulan Januari-Maret 2014, sebanyak 100 atau 336 orang kelompok resiko tinggi resti di Kota Tangerang Selatan mendapat Tes HIV dan mengambil hasil b. Dalam tiga bulan Januari-Maret 2014, sebanyak 100 atau 53 orang penasun di Kota Tangerang Selatan mendapatkan Pengobatan Rumatan Methadone c. Dalam tiga bulan Januari-Maret 2014, sebanyak 100 atau 198 orang penderita IMS di Kota Tangerang Selatan mendapat layanan di klinik IMS d. Dalam tiga bulan Januari-Maret 2014, sebanyak 100 atau 1571 kondom didistribusikan melalui fasilitas layanan kesehatan di Kota Tangerang Selatan Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan penanggungjawab program VCT Puskesmas Ciputat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Penanggungjawab program, secara keseluruhan, pelaksanaan pemasaran sosial program VCT bertujuan agar masyarakat mengetahui perilaku berisiko HIV- AIDS dan mau mengikuti Voluntary Counselling and Testing VCT dengan sukarela serta mau mencegah perilaku yang menyebabkan HIV-AIDS. Berikut kutipannya, “Tujuannya pengetahuan dan perilaku, masyarakat tahu perilaku berisiko HIV-AIDS, agar masyarakat banyak yang mau tes VCT dan mau mencegah ” D-RS-1. 103 Hal senada disampaikan oleh Kepala bagian Promosi Kesehatan Puskesmas Ciputat, yaitu untuk mensosialisasikan bahaya HIV-AIDS, edukasi risiko serta agar masyarakat mendatangi layanan VCT. Sedangkan Kepala Puskesmas mengatakan arah tujuan pemasaran sosial lebih ke perilaku pencegahan. LSM mengatakan tujuan pemasaran sosial program VCT dalah peningkatan pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS, perilaku pencegahan, serta akses layanan VCT. Berikut kutipannya, “Secara garis besar, membantu mensosialisasikan bahaya HIV-AIDS, edukasi ke masyarakat pentingnya risiko HIV-AIDS dan agar masyarakat mendatangi layanan VCT ” F-RS-2 “Ke arah perilaku tanpa dia sadari, misal gay yang tidak menggunakan pelindung, jarum suntik ya, ke perilaku pencegahan setelah dia VCT,, misal menggunakan kondom, jarum sekali pakai ” A-RS-3 . “Perilaku dan pengetahuan. Perilaku yang kita harapkan mereka paling tidak menghentikan risiko yang uda pernah ada, dan mereka bisa akse s ke VCT” C-RS-4 Goal standar atau target pemasaran sosial VCT di Puskesmas Ciputat masih berupa standar kasar internal Puskesmas yaitu sebanyak 50 orang mengikuti layanan VCT HIV-AIDS setiap bulan. Berikut kutipannya, “Kita target sebanyak-banyaknya, untuk jumlahnya perkiraan kasar kita sarankan target 50 orang setiap bulan” D-RS-1 Untuk hambatan atau kendala dalam penentuan tujuan dan goal standar program Kepala Puskesmas mengatakan, tidak adanya target membuat Puskesmas kesulitan untuk mengukur pencapaian cakupan. Sedangkan pihak 104 LSM mengakui hambatan dalam hal ini adalah pelaksanaan untuk mencapai tujuan, terkadang masyarakat yang mengetahui kegunaan VCT, belum tentu mau tes VCT. Sedangkan informan yang lain mengaku tidak ada hambatan. Berikut kutipannya, “Hambatan karna kita nggak pakai target ya, kalau kita pakai target mungkin iya cakupannya yang tidak tercapai. Kalau program lain sudah ada target. Lah, mungkin dari pemegang program. Kalau program secara nasional ngga ada ” A-RS-3. “Terkadang mereka nggak semua mau juga, mereka tahu, tapi untuk melangkah ke VCT mereka belum mau” C-RS-4.

5.8 Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku

Puskesmas memiliki cara tersendiri dalam mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi perubahan atau adopsi perilaku. Berdasarkan hasil wawancara dengan Penanggungjawab Program VCT Puskesmas Ciputat, Identifikasi faktor perubahan perilaku klien dilakukan melalui rekam medik dan penandatanganan persetujuan tes HIV. Hasil analisis telaah dokumen form persetujuan menunjukkan, terdapat beberapa informasi dasar yang diberikan seperti informasi tentang HIV-AIDS, kegunaan dari tes HIV- AIDS, keuntungan dan tantangan yang diperoleh setelah tes HIV, pencegahan HIV dan peningkatan kualitas hidup dengan HIV Puskesmas : 2014. Kutipan, “Kita pakai rekam medik sama persetujuan VCT” D-RS-1 Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan, mayoritas mengatakan bahwa masyarakat akan memanfaatkan layanan VCT jika 105 mengetahui manfaatnya dan merasa bahwa dirinya beresiko baik karena salah satu keluarga atau teman positif HIV-AIDS. “Ketika masyarakat tahu manfaatnya, merasa bahwa dirinya berisiko, maka mereka akan memanfaatkan layana n VCT” F-RS-2 “Mau jika dari temen, keluarga atau yang dia kenal ada yang positif, tapi hingga saat ini kan untuk mengetahui status HIV itu kan suatu kerahasiaan, tapi kan HIV bisa dilihat dari tanda-tandanya ” A-RS-3 Ada beberapa faktor perubahan perilaku diantaranya persepsi terhadap hambatan, manfaat, perilaku yang ditargetkan kompetitor program, serta pengaruh orang penting lain. faktor pertama adalah persepsi terhadap hambatan, beberapa informan mengatakan hambatan utama enggan untuk memanfaatkan layanan VCT adalah malu karena stigma masyarakat yang tabu, ketidaksiapan untuk VCT, takut kerahasiaan terganggu, tidak ada dukungan keluarga. “Malu, terkadang pasien yang berisiko belum siap untuk VCT” D-RS-1 “Bagi masyarakat umum, hambatannya, hal seperti VCT itu masih awam kali ya, kalau bagi yang berisiko, mereka takut kalau hasilnya positif ” F- RS-2. “Saya kurang begitu tahu, mungkin ke pemegang program” A-RS-3 “Ya mungkin mereka ada rasa takut, kerahasiaan mereka takut orang lain tahu, ada juga hambatan dari keluarga, ada beberapa yang kita dampingi, keluarga nggak mau terlibat, ada juga yang peduli banget, kita banyak yang asli tangsel, yang pendatang malah sedikit mbak ”, C-RS-4

Dokumen yang terkait

Karakteristik dan Cara Penularan Penderita HIV/AIDS yang Memanfaatkan Klinik Voluntary Counselling And Testing (VCT) Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008

5 76 72

Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Niat Ibu Hamil Untuk memanfaatkan Layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) Di wilayah Kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014

5 30 193

HEALTH LITERACY KLIEN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG TAHUN 2014.

0 5 10

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV-AIDS DAN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) SERTA KESIAPAN MENTAL MITRA PENGGUNA NARKOBA SUNTIK DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN KE KLINIK VCT DI SURAKARTA.

0 1 8

Keinginan Melakukan Voluntary Counselling And Testing (VCT) Pada Wanita Menikah Di Jatinangor.

1 2 9

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HIV DAN AIDS DENGAN MINAT MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SOSROMENDURAN KOTA YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 10

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIV/AIDS PADA PELAYANAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) DI KABUPATEN KENDAL - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 1 17