Gambaran Perencanaan Pemasaran Sosial Program VCT

75 “Saya tidak begitu terlibat saat perencanaan, saya hanya terlibat saat proses pelaksanaannya di lapangan” F-RS-2 “Mungkin ada. Perencanaan pemasaran sosialnya mungkin penanggungjawab program yang lebih tahu ya, saya tidak begitu terlibat saat perencanaan. Kalau proposal, kita nggak punya proposal pemasaran sosialnya, adanya POA tahunan dan bulanan” A-RS-3 Setelah melakukan telaah dokumen rencana kegiatan POA Operasional BOK UPT Puskesmas Ciputat bulan Mei dan Juni 2014, ternyata perencanaan yang dilakukan Puskesmas Ciputat hanya berupa identifikasi uraian kegiatan, sasaran, lokasi, waktu, pelaksana, serta unit cost. Dokumen POA ini merupakan resume semua kegiatan yang akan dilakukan Puskesmas selama satu bulan. Perencanaan ini hanya mendukung data untuk segmentasi pasar, bauran pemasaran, perencanaan anggaran biaya, perencanaan pemantauan dan evaluasi, perencanaan implementasi kampanye dan manajemen. Sedangkan data tentang identifikasi identifikasi faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku terdapat dalam rekam medik. Data latar belakang, tujuan dan fokus program VCT, analisis situasi, penentuan tujuan dan target pemasaran sosial, pernyataan positioning tidak tergambar dalam dokumen POA. Sehingga memang dapat disimpulkan proses perencanaan pemasaran sosial yang dilakukan Puskesmas belum optimal. Puskesmas melaksanaan pemasaran sosial tanpa melakukan perencanaan pemasaran sosial secara detail tentang latar belakang, tujuan dan fokus program VCT, analisis situasi, penentuan tujuan dan target 76 pemasaran sosial, serta pernyataan positioning. Pelaksanaan pemasaran sosial tersebut dimulai sejak launching klinik VCT awal tahun 2012 di Aula lantai dua Puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, LSM, KPA dan lainnya. Selain itu pelaksanaan melalui sosialisasi- sosialisasi setiap bulannya baik melalui Rapat Koordinasi Kelurahan, Pertemuan Puskesmas, Pertemuan tingkat Dinas Kesehatan, Pertemuan dengan Puskesmas lain maupun langsung turun ke sasaran. Berikut kutipan hasil wawancara, “Pelaksanaan pemasaran sosialnya, langsung sosialisasi VCT baik pada saat launching klinik awal tahun 2012 maupun sosialisasi pada saat rapat koordinasi kelurahan rakorkel, pertemuan puskesmas, pertemuan tingkat dinas kesehatan, pertemuan dengan puskesmas lain, maupun langsung turun ke sasaran” D-RS-1. Pelaksanaan pemasaran sosial program VCT di Puskesmas Ciputat melibatkan beberapa orang dan lembaga, yaitu tim VCT Puskesmas yang terdiri dari konselor, analis, perawat, bidan, bagian promosi kesehatan, klinik metadon PTRM, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, dan Komisi Penanggulangan AIDS KPA. Bidang promosi kesehatan Puskesmas dan LSM juga mengakui bahwa mereka hanya terlibat saat pelaksanaan sosialisasi, tidak terlibat dalam perencanaan pemasaran sosial, berikut kutipan wawancaranya. “Kalau pelaksanaan pemasaran sosialnya, melibatkan kader, staff lain, promkes, bidan desa, semua staf, LSM juga ” D-RS-1 77 “Dilibatkan perencanaannya sih nggak, tapi pelaksanaan dilibatkan”. F-RS-2 “Yang terlibat perencanaan program pemegang program... ya, dr Derly, klinik metadon. Saat pelaksanaan sosialisasi kita libatkan dinas, kita juga kerjasama dg komunitas LSM, sama penjangkau dari KPA Komisi Penanggulangan A IDS” A-RS-3 “Iya, kalau pelaksanaan LSM Kotek sudah dilibatkan dari awal pembukaan klinik ya ,” C-RS-4 “Kita melibatkan lima Puskesmas, Ciputat, Setu, Jombang, Pondok Aren, Kampung Sawah, LSM Kotek dan BMG, LSM BMG untuk penjangkauan Kotek untuk pendampingan, KPA saat sosialisasi program” P-RS-5 Dapat disimpulkan bahwa Puskesmas Ciputat belum melakukan perencanaan pemasaran sosial program Voluntary Counseling and Testing VCT HIV-AIDS secara optimal karena belum ada bukti otentik proposal pemasaran sosial VCT yang dilegalisasi Kepala Puskesmas. Hal ini membuktikan bahwa rendahnya minat masyarakat disebabkan karena belum optimalnya perencanaan pemasaran sosial. Puskesmas tidak membuat proposal pemasaran sosial karena tidak mengetahui ketentuan seharusnya. Sedangkan data yang menjadi acuan sosialisasi yaitu data kasus HIV-AIDS Tangerang Selatan. Berikut kutipannya, “Nggak tahu ketentuannya, kalau data yang kita pakai ya data kasus HIV tangsel” D-RS-1. 78

5.4 Gambaran Perencanaan Latar Belakang, Tujuan dan Fokus Program

VCT Langkah pertama perencanaan pemasaran sosial program VCT yaitu perencanaan latar belakang, tujuan dan fokus program VCT. Secara umum, Puskesmas Ciputat mengakui perencanaan ini tidak dilakukan oleh Puskesmas, namun dilakukan secara detail oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Puskesmas Ciputat hanya sebagai eksekutor atau pelaksana program VCT. Sedangkan menurut LSM, perencanaan latar belakang program VCT dilakukan oleh Dinas Kesehatan saat forum rapat bersama program Klinik VCT dengan seluruh Puskesmas dan LSM. Berikut ini kutipan wawancaranya, “Kalau perencanaan latar belakang, tujuan dan fokus kebijakan itu semua urusan atasan, saya hanya pelaksana program. Biasanya kebijakan awal langsung dari dinas kesehatan, pembahasan latar belakang dan sebagainya itu atas an yang tau detailnya” D-RS-1 “Perencanaan fokus utamanya berada di dinas, kita lebih utama secara eksekusinya ke pelaksana”A-RS-3 “Kita kumpul bareng, sama seluruh PKM difasilitasi sama Dinas Kesehatan, iya ada pembahasan latar belakang ” C-RS-4. Setelah melakukan wawancara dengan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Dinkes mengakui ada perencanaan latar belakang, tujuan dan fokus program VCT yang dilaksanakan ketika forum bersama seluruh Puskesmas dan LSM. Namun hasil telaah dokumen di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, peneliti hanya menemukan dokumen 79 latar belakang program dalam slide presentasi HIV dan VCT. Peneliti tidak menemukan dokumen proposal pemasaran sosial program VCT. Berikut kutipannya, “Latar belakang, fokus dan tujuan dibahas saat forum bersama di Dinkes yang diundang seluruh Puskesmas, ada LSM juga. Kalau dokumennya kita nggak punya. Hanya ada slide presentasi HIV dan VCT” P-RS-5 Dalam penelitian ini, perencanaan latar belakang, tujuan dan fokus program didefinisikan sebagai identifikasi sponsor program, alasan penyelenggaraan, masalah sosial epidemiologiisu khusus, tujuan dan fokus program VCT. Pertama yaitu latar belakang, yang meliputi sponsor program, alasan penyelenggaraan, masalah sosial epidemiologiisu khusus. Kedua yaitu perencanaan tujuan program dan ketiga yaitu fokus program. Untuk menggambarkan latar belakang program, peneliti hanya menemukan data kasus HIV di Kota Tangerang Selatan di dalam slide presentasi untuk sosialisasi HIV-AIDS dan program terapi Rumatan Metadon PTRM, serta ketentuan konseling dan tes HIV atau VCT. Pertama yaitu sponsor program. Sebenarnya, Dinas Kesehatan sudah menyebutkan lembaga donor yang menjadi sponsor program VCT dalam Laporan Bulanan Program Pengendalian Penyakit HIV-AIDS Kota Tangerang Selatan Proyek GF ATM Komponen AIDS Bulan Januari sampai dengan Maret 2014. Sponsor yang disebutkan hanya yang memberikan dukungan dana. Sponsor utama program yaitu Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan melalui dana Bantuan Opersional

Dokumen yang terkait

Karakteristik dan Cara Penularan Penderita HIV/AIDS yang Memanfaatkan Klinik Voluntary Counselling And Testing (VCT) Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008

5 76 72

Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Niat Ibu Hamil Untuk memanfaatkan Layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) Di wilayah Kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014

5 30 193

HEALTH LITERACY KLIEN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG TAHUN 2014.

0 5 10

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV-AIDS DAN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) SERTA KESIAPAN MENTAL MITRA PENGGUNA NARKOBA SUNTIK DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN KE KLINIK VCT DI SURAKARTA.

0 1 8

Keinginan Melakukan Voluntary Counselling And Testing (VCT) Pada Wanita Menikah Di Jatinangor.

1 2 9

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HIV DAN AIDS DENGAN MINAT MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SOSROMENDURAN KOTA YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 10

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIV/AIDS PADA PELAYANAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) DI KABUPATEN KENDAL - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 1 17