Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012

Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 III.5 Tabel 3.3. Kebutuhan Investasi Kota Semarang Berdasarkan ICOR dan Laju Pertumbuhan Ekonomi 6,25 Dirinci Menurut Sektor Lapangan Usaha dalam Juta Rupiah Sektor Lapangan Usaha Pembentuk PDRB PDRB 2011 ICOR LPE ditarget- kan Investasi ditargetkan 2011 Investasi Ditargetkan 2012 1. Pertanian 247,529.2 0.48 6.25 7,233.903 7,686.02 2. Pertambangan dan Pengga 33,150.0 2.62 6.25 5,304.486 5,636.02 3. Industri Pengolahan 5,966,793.0 1.52 6.25 544,603.841 578,641.58 4. Listrik Gas dan Air minum 284,108.7 3.76 6.25 63,719.768 67,702.25 5. Bangunan 3,534,478.44 34.17 6.25 7,051,998.706 7,492,748.62 6. Perdagangan hotel dan rest 7,025,525.39 0.33 6.25 135,841.594 144,331.69 7. Pengangkutan dan komunikasi 2,187,055.46 0.26 6.25 33,581.855 35,680.72 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 603,522.87 1.97 6.25 71,805.652 76,293.50 9. Jasa-jasa 2,758,246.72 0.27 6.25 43,037.474 45,727.32 22,640,409.93 5.04 6.25 7,957,127.278 8,454,447.733 Arah kebijakan ekonomi Kota Semarang diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan, mengurangi jumlah pengangguran serta dapat meningkatkan IPM sesuai dengan target yang diharapkan. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 5,97 persen tentunya akan dapat menciptakan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012

Guna Menghitung target ekonomi makro Kota Semarang pada tahun rencana 2013 dibutuhkan data dukung yang akurat sebagai data dasar untuk perhitungannya. Data dasar yang wajib dimiliki oleh daerah adalah PDRB yang disusun setiap tahun dimulai 2 dua bulan setelah tutup tahun. Artinya untuk merencanakan tahun yang akan datang 2013 data yang tersedia adalah n-2 atau tahun 2011, untuk itu guna menghindari deviasi proyeksi akan digunakan asumsi dasar dalam menentukan target ekonomi makro pada tahun rencana 2013. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan adalah:  Tidak adanya inflasi spiral baik yang berasal dari inflasi internasional maupun nasional yang berdampak pada inflasi daerah,  Semua kinerja ekonomi berjalan sesuai dengan harapan,  Tidak adanya pergeseran kebijakan pemerintah pusat yang berdampak pada perkembangan ekonomi daerah diantaranya adalah kenaikan harga Migas,  Tidak adanya perubahan fiskal dan moneter yang signifikan.  Untuk sektor perdagangan hotel dan restoran belum memasukkan jumlah nilai produk ekspor dari Kota Semarang.  Investasi industri dan infrastruktur belum dimasukkan dalam perhitungan PDRB Pada tahun 2011 perekonomian Kota Semarang mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,97 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 yang pertumbuhannya sebesar 5,87. Pertumbuhan tersebut didukung oleh pertumbuhan positif disemua sektor ekonomi. Kondisi perekonomian tersebut dapat ditunjukkan dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Semarang atas dasar harga konstan, dimana tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar Rp.22.640.409.930.000,- dari tahun 2010 sebesar Rp.21.365.817.800.000,-. Sedangkan pendapatan perkapita penduduk mengalami peningkatan 0,78 yaitu dari Rp.13.734.280,46 pada tahun 2010 menjadi Rp.14.441.348,66 pada tahun 2011. Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 III.6 Bila Laju Pertumbuhan Ekonomi tahun 2011 sebesar 5,97 digunakan sebagai dasar dalam mengevaluasi kinerja sektor-sektor ekonomi Tahun 2011, maka kinerja sektoral dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga kelompok, yatu : 1. Kelompok Pertama adalah sektor yang berhasil mencapai diatas rata-rata LPE Kota Semarang, terdiri dari sektor Jasa-Jasa 8,15, sektor bangunan 7,04 , sektor perdagangan hotel dan restoran 6,67 2. Kelompok Kedua adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan positif namun masih dibawah rata-rata LPE Kota Semarang, terdiri dari sektor pengangkutan dan komunikasi 5,83, sektor listrik, gas dan air minum 4,78, sektor industri pengolahan 4,08, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahanaan 3,49, sektor pertanian 2,65, sektor pertambangan dan penggalian 2,33. 3. Kelompok ketiga adalah sektor yang mengalami pertumbuhan negatif, tidak ada sektor yang mengalami pertumbuhan negatif. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 pada sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang fluktuatif yaitu sektor pertanian dari 2,78 tahun 2010 menjadi 2,65 tahun 2011, sektor pertambangan dari 2,83 tahun 2010 menjadi 2,33 tahun 2011, sektor industri pengolahan 4,90 tahun 2010 menjadi 4,08 tahun 2011, sektor listrik, gas dan air bersih dari 4,16 tahun 2010 menjadi 4,78 tahun 2011, sektor bangunan dari 7,16 tahun 2010 menjadi 7,04 tahun 2011, sektor perdagangan, hotel, dan restoran dari 5,93 tahun2010 menjadi 6,67 tahun 2011, sektor pengangkutan dan komunikasi dari 5,87 tahun 2010 menjadi 5,83 tahun 2011, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dari 3,19 tahun 2010 menjadi 3,49 tahun 2011, sektor jasa-jasa dari 7,46 tahun 2010 menjadi 8,15 tahun 2011. Secara umum kondisi ekonomi makro kota Semarang pada tahun 2011 adalah Pertama, perekonomian daerah mulai membaik meskipun terpengaruh oleh dampak ekonomi global akibat krisis keuangan Amerika dan Eropa. Kedua peningkatan pendapatan perkapita masyarakatpenduduk per tahun terutama terjaganya daya beli masyarakat. Ketiga, sebagian besar aktivitas industri dan investasi kembali bergairah. Untuk proyeksi pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang ditargetkan akan membaik. Namun yang perlu menjadi catatan adalah perlu adanya keseimbangan pertumbuhan makro dan mikro ekonomi diberbagai sektor dan sub sektor serta memperhatikan rencana kenaikan dan pemberlakuan pembatasan bahan bakar minyak bersubsisdi bagi kendaraan pribadi. Pencapaian pertumbuhan ekonomi Kota Semarang pada tahun 2011 adalah lebih baik dari apa yang telah ditargetkan sehingga target-target pada tahun 2012 optimis bisa tercapai. Dengan melihat pertumbuhan rata-rata per tahun selama 5 tahun terakhir tahun 2007-2011 sebesar 0,05, maka target pertumbuhan ekonomi Kota Semarang tahun 2012 diprediksi akan meningkat menjadi sebesar 6,02 dan pada tahun 2013 diproyeksikan menjadi 6,07.

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah tahun 2012 dan Proyeksi Tahun 2013