Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.11
2011 adalah sebagai berikut:
2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dapat dilihat dari indikator-indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan indeks gini serta rasio
penduduk miskin. Kinerja sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan PDRB
Kondisi perekonomian Kota Semarang dapat dikatakan membaik, hal ini dapat dilihat dari Laju Pertumbuhan PDRB Konstan dalam 2 tahun terakhir yang mengalami pertumbuhan. Untuk PDRB
konstan tahun 2011 naik menjadi sebesar Rp 22.640.410 juta dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 21.365.818 juta, sehingga Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Kota Semarang naik dari
5,87 dari tahun 2010 menjadi 5,97 di tahun 2011.
b. Laju Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran untuk menggambarkan kenaikanpenurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung dari tingkat keparahan inflasi tersebut. Apabila inflasi itu ringan justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan daerah dan mendorong masyarakat untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Namun sebaliknya pada inflasi yang tinggi masyarakat
menjadi tidak bersemangat untuk bekerja, menabung atau mengadakan investasi dan produksi yang disebabkan harga meningkat dengan cepat.
Inflasi Kota Semarang di tahun 2011 menurun dibanding 2010 yaitu 2,87. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan inflasi nasional namun masih lebih tinggi daripada inflasi Jawa Tengah yang
hanya berkisar 2,68 . Turunnya angka inflasi khususnya di Kota Semarang pada tahun 2011 disebabkan banyak faktor antara lain kondisi kota yang relatif damai tidak ada kejadian krisis
keamanan yang begitu berdampak serta kondisi harga barang-barang yang cenderung stabil. Hal ini menunjukkan kondisi perekonomian di Kota Semarang pada kurun waktu 2 tahun terakhir ini
cenderung membaik.
c. PDRB per Kapita
Jika dilihat dari jumlah PDRB Perkapita pada tahun 2010-2011 Kota Semarang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dari Rp 27.891.155 juta di tahun lalu menjadi Rp 30.868.237
juta atau naik sekitar 10,67 di tahun 2011 ini. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan sektor yang berperan paling tinggi menyumbang PDRB di Kota Semarang dengan persentase
menyentuh 27,92 di tahun 2010 dan 27,70 di tahun 2011. Sub sektor yang paling berperan adalah sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang mencapai lebih dari 80 dari keseluruhan sektor.
d. Indeks Gini
Indeks gini adalah ukuran ketimpangan ekonomi dalam pendapatan distribusi yang ditentukan dengan koefisien gini rasio antara 0 - 1 0 dan 1, semakin rendah koefisien gini maka pendapatan
pada suatu wilayahdaerah semakin merata. Kategori ketimpangan tinggi apabila indeks gini besar dari 0,5 dan kategori rendah dengan indeks gini dibawah 0,5 tinggi 0,5 dan rendah 0,5. Dari data
Susenas tahun 2010, indeks Gini Ratio Kota Semarang lebih tinggi dari Jawa Tengah, dengan angka mencapai 0,3224 yang berarti ketimpangan pemerataan penduduk di Kota Semarang mencapai level
sedang. Sedangkan menurut kriteria bank dunia, masyarakat kelompok I kurang beruntung menyentuh angka 21,68 , masyarakat kelompok II menengah mencapai 35,13 dan masyarakat
kelompok III kaya mencapai persentase tertinggi yaitu diatas 43.
e. Rasio Penduduk Miskin
Rasio penduduk miskin Kota Semarang di tahun 2011 ini mengalami kenaikan dibanding tahun
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.12
lalu yaitu dari 26,41 menjadi 26,44 atau dari 398.009 jiwa111.558 KK menjadi 448.398 jiwa128.647 KK dasar: Keputusan Walikota Semarang tentang Penetapan Warga Miskin Kota
Semarang Th. 2010 Th. 2011. Hal ini dikarenakan data warga miskin di tahun sebelumnya masih belum bisa dijadikan ukuran hasil akhir, terlihat dari banyaknya jumlah warga yang tergolong miskin
belum terdata di data base kota. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian khusus, karena berdasarkan dokumen RPJMD Kota Semarang tahun 2010-2015 angka kemiskinan pertahun ditargetkan turun 2
sehingga target th 2011 yang dipatok sebesar 24,41 tidak tercapai dan ini juga akan memperberat kinerja pemerintah Kota Semarang di tahun-tahun kedepan. Namun hal tersebut berlawanan jika yang
menjadi acuan adalah data base yang terdata di Badan Pusat Statistik BPS, berdasarkan data versi BPS, Juli 2010 rasio penduduk miskin Kota Semarang hanya menyentuh angka 5,12 dan bahkan
jauh lebih rendah bila dibandingkan angka kemiskinan Jawa Tengah 16,56 maupun angka kemiskinan nasional yang mencapai 13,33 di tahun yang sama.
2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi pembangunan yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar
sosial masyarakat lainnya. Kondisi pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial sampai dengan tahun 2011 pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan