Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah tahun 2012 dan Proyeksi Tahun 2013

Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 III.6 Bila Laju Pertumbuhan Ekonomi tahun 2011 sebesar 5,97 digunakan sebagai dasar dalam mengevaluasi kinerja sektor-sektor ekonomi Tahun 2011, maka kinerja sektoral dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga kelompok, yatu : 1. Kelompok Pertama adalah sektor yang berhasil mencapai diatas rata-rata LPE Kota Semarang, terdiri dari sektor Jasa-Jasa 8,15, sektor bangunan 7,04 , sektor perdagangan hotel dan restoran 6,67 2. Kelompok Kedua adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan positif namun masih dibawah rata-rata LPE Kota Semarang, terdiri dari sektor pengangkutan dan komunikasi 5,83, sektor listrik, gas dan air minum 4,78, sektor industri pengolahan 4,08, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahanaan 3,49, sektor pertanian 2,65, sektor pertambangan dan penggalian 2,33. 3. Kelompok ketiga adalah sektor yang mengalami pertumbuhan negatif, tidak ada sektor yang mengalami pertumbuhan negatif. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 pada sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang fluktuatif yaitu sektor pertanian dari 2,78 tahun 2010 menjadi 2,65 tahun 2011, sektor pertambangan dari 2,83 tahun 2010 menjadi 2,33 tahun 2011, sektor industri pengolahan 4,90 tahun 2010 menjadi 4,08 tahun 2011, sektor listrik, gas dan air bersih dari 4,16 tahun 2010 menjadi 4,78 tahun 2011, sektor bangunan dari 7,16 tahun 2010 menjadi 7,04 tahun 2011, sektor perdagangan, hotel, dan restoran dari 5,93 tahun2010 menjadi 6,67 tahun 2011, sektor pengangkutan dan komunikasi dari 5,87 tahun 2010 menjadi 5,83 tahun 2011, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dari 3,19 tahun 2010 menjadi 3,49 tahun 2011, sektor jasa-jasa dari 7,46 tahun 2010 menjadi 8,15 tahun 2011. Secara umum kondisi ekonomi makro kota Semarang pada tahun 2011 adalah Pertama, perekonomian daerah mulai membaik meskipun terpengaruh oleh dampak ekonomi global akibat krisis keuangan Amerika dan Eropa. Kedua peningkatan pendapatan perkapita masyarakatpenduduk per tahun terutama terjaganya daya beli masyarakat. Ketiga, sebagian besar aktivitas industri dan investasi kembali bergairah. Untuk proyeksi pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang ditargetkan akan membaik. Namun yang perlu menjadi catatan adalah perlu adanya keseimbangan pertumbuhan makro dan mikro ekonomi diberbagai sektor dan sub sektor serta memperhatikan rencana kenaikan dan pemberlakuan pembatasan bahan bakar minyak bersubsisdi bagi kendaraan pribadi. Pencapaian pertumbuhan ekonomi Kota Semarang pada tahun 2011 adalah lebih baik dari apa yang telah ditargetkan sehingga target-target pada tahun 2012 optimis bisa tercapai. Dengan melihat pertumbuhan rata-rata per tahun selama 5 tahun terakhir tahun 2007-2011 sebesar 0,05, maka target pertumbuhan ekonomi Kota Semarang tahun 2012 diprediksi akan meningkat menjadi sebesar 6,02 dan pada tahun 2013 diproyeksikan menjadi 6,07.

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah tahun 2012 dan Proyeksi Tahun 2013

Kondisi Ekonomi Kota Semarang diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan postif pada kisaran 6,02 persen di tahun 2012 didorong dengan upaya keseimbangan pertumbuhan makro dan mikro ekonomi diberbagai sektor ekonomi melalui peningkatan produksi dan investasi dengan terbangunnya sarana prasarana infrastruktur, dibarengi dengan kebijakan ekonomi nasional dalam mempertahankan laju inflasi dibawah 2 digit dan mempertahankan stabilitas kurs rupiah, meskipun akan sedikit dipengaruhi oleh kebijakan pemberlakuan penghapusan subsidi bahan bakar minyak BBM, Kenaikan Tarif Dasar Listrik akibat penghapusan subsidi BBM, dan kondisi Krisis keuangan yang melanda Eropa dan Amerika. Dengan melihat kemajuan kinerja ekonomi yang telah dicapai dan masalah yang dihadapi hingga tahun 2011, maka tantangan yang dihadapi pada tahun 2013-2014 adalah sebagai berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 III.7 1. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi. Tantangan ini cukup berat mengingat kondisi sektor riil yang belum sepenuhnya pulih ditambah dengan kebijakan nasional tentang penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak BBM yang akan mempengaruhi tingkat inflasi dan berimplikasi pada tingkat daya beli masyarakat sehingga lebih jauh berdampak pada melemahnya investasi swasta dan masyarakat. Selain itu krisis keuangan global secara langsung mempengaruhi aktifitas perekonomian nasional, regional maupun lokal sehingga tantangan yang dihadapi semakin besar pula. 2. Peningkatan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi. Jumlah pengangguran pada tahun 2011 diperkirakan masih mencapai 86,60 persen, maka kualitas pertumbuhan perlu ditingkatkan agar kegiatan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih besar yang diharapkan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin 2 persen. Pada tahun 2011 diasumsikan untuk setiap satu persen pertumbuhan ekonomi Kota Semarang hanya mampu menciptakan lapangan kerja kurang lebih 2.431 orang =15.1946,25; sedang pada tahun 2012 diproyeksikan untuk setiap satu persen pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 2.705 orang =16.9086.25 Diasumsikan pada tahun 2011 untuk setiap satu persen pertumbuhan ekonomi Kota Semarang hanya mampu mengurangi jumlah penduduk miskin 486 orang =2.431 orangdependency ratio 5 orang; sehingga pada tahun 2012 diproyeksikan untuk setiap satu persen pertumbuhan ekonomi mampu mengurangi jumlah penduduk miskin sekitar 541 orang =2.705 orangdependency ratio 5 orang. Prospek ekonomi Kota Semarang tahun 2012 dan proyeksi tahun 2013 dengan mempertimbangkan tantangan tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. Total PDRB atas dasar Harga Konstan pada tahun 2012 dipredikasi sebesar Rp.22.640.410.000.000,- dan tahun 2013 diproyeksikan menjadi sebesar Rp.25.459.046.000.000,- 2. Laju inflasi Kota Semarang pada tahun 2012 diprediksi pada kisaran 3,53 dan tahun 2013 diproyeksikan pada kisaran 3,36. 3. Laju pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang pada tahun 2012 diprediksi akan mengalami peningkatan menjadi sebesar 6,02 dan tahun 2013 diproyeksikan sebesar 6,07. 4. PDRB Perkapita Kota Semarang berdasarkan harga konstan pada tahun 2012 diprediksi akan mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.15.086.489.72,dan tahun 2013 diproyeksikan menjadi sebesar Rp.15.988.441,20 Optimisme pencapaian prospek ekonomi tersebut diatas dapat terwujud apabila memperhatikan peningkatan kualitas sekaligus pertumbuhan ekonomi agar mampu memecahkan masalah-masalah sosial mendasar terutama pengangguran dan kemiskinan dengan tetap mengacu pada optimalisasi struktur ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB yaitu perdagangan dan jasa, industri pengolahan; peningkatan peran serta swasta dan masyarakat dalam kegiatan investasi. Peningkatan investasi tersebut dapat dicapai dengan upaya pemberian kepastian hukum dan kepastian berusaha, penciptaan penyederhanaan prosedur perizinan investasi, peningkatan perlindungan berinvestasi yang diatur melalui regulasi Pemerintah Daerah, dan menghindari biaya ekonomi tinggi serta penciptaan sistem insentif agar produk yang dihasilkan mampu bersaing kompetitif, melalui: 1. Kebijakan yang dapat mendorong investasi swasta dan masyarakat, maka diproyeksikan nilai investasi pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Investasi Pemerintah yang tergambar melalui APBD Kota Semarang juga dapat diarahkan untuk mendukung kegiatan usaha swasta. Adapun perkembangan investasi Pemerintah yang diharapkan bersumber pada APBD Kota Semarang pada tahun 2012 sebesar Rp.24.002.613.650.000,-

2. Perbaikan iklim investasi yang dilakukan di berbagai bidang usaha akan menggerakkan

parameter ekonomi lainya yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan daerah, hal Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 III.8 tersebut tergambar pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Semarang harga konstan yang diproyeksikan meningkat dari Rp.24.002.613.650.000,- pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 diproyeksikan mencapai sekitar Rp.25.459.046.000.000,-

3.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH