Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 III.17
kemandirian dan kemampuan sebuah Pemerintah Daerah dalam menggali dan memanfaatkan pendapatan yang diperolehnya.
Arah kebijakan yang perlu diambil sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah dilakukan melalui penggalian potensi dan penyuluhan kepada masyarakat disertai dengan upaya
penegakan Perda dan tertib administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Demikian pula peningkatan kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan secara profesional melalui
peningkatan kompetensi aparatur daerah, kualitas kinerja layanan lembaga serta penyederhanaan prosedur pengelolaan pendapatan daerah menuju terpenuhinya kepuasan dan akuntabilitas pelayanan
publik. Upaya peningkatan pendapatan dilakukan dengan tidak memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Strategi peningkatan pendapatan di tahun 2013 dititik beratkan pada upaya-upaya
sebagai berikut: a.
Penataan administrasi pengelolaan pendapatan daerah, termasuk penyusunan database pendapatan daerah yang akurat dan reliable
b. Pemantapan kelembagaan, regulasi dan sistem operasional pemungutan pajak dan retribusi
daerah, termasuk peningkatan kompetensi aparatur pendapatan daerah c.
Penggalian potensi pendapatan daerah dan review secara berkelanjutan terhadap potensi pajak dan retribusi daerah
d. Intensifikasi pajak daerah terutama untuk pajak yang telah dilimpahkan pengelolaannya kepada
Pemerintah Kota Semarang e.
Penegakan peraturan bidang pendapatan daerah melalui sosialisasi danpenertiban f.
Penataan bidang perencanaan, pelaporan, evaluasi dan monitoring pendapatan.
3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Arah kebijakan belanja daerah dilaksanakan dengan tetap mengedepankan prinsip efektifitas, efisiensi, transparasi dan akuntabilitas penggunaan pendapatan daerah serta penerimaan pembiayaan
daerah dalam pencapaian optimalisasi prioritas sasaran pembangunan melalui mekanisme penyusunan perencanaan partisipatif dan aspiratif. Pada tahun 2013, pelaksanaan penyusunan
anggaran belanja bertujuan meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan alokasi anggaran dimaksud. Orientasi Belanja Daerah
diprioritaskan untuk efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing
‐masing dari satuan kerja perangkat daerah SKPD serta dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pencapaian Sapta Program sesuai dengan prioritas pembangunan di tahun 2013. Penyusunan Belanja daerah yang terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung diarahkan pada anggaran
berbasis kinerja sehingga pembiayaan yang dikeluarkan dapat terukur akuntabilitas kinerjanya. Kebijakan belanja daerah akan terus diupayakan untuk meningkatkan proporsi Belanja Langsung
terhadap keseluruhan belanja. Pada tahun 2013, kebijakan anggaran belanja disusun dengan prinsip anggaran berimbang, sehingga jumlah alokasi belanja akan sama dengan jumlah proyeksi pendapatan.
Anggaran Belanja selama empat tahun terakhir tumbuh rata-rata sebesar 20. Sedangkan dibandingkan dengan belanja tahun 2012, anggaran belanja daerah pada tahun 2013 turun sebesar
0,25. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan yang lebih mengedepankan prinsip anggaran berimbang. Secara proporsi, belanja langsung mencapai 42,75 dan belanja tidak langsung mencapai
57,25. Meskipun proporsi belanja langsung masih lebih kecil, namun secara rata-rata pertumbuhan Belanja Langsung lebih tinggi daripada Belanja Tidak Langsung.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 III.18
Tabel 3.9. RealisasiTargetProyeksi Belanja dan Proporsi Belanja Tahun 2010 sd 2013
NO Uraian
Jumlah Realisasi Tahun 2010
Realisasi Tahun 2011 Tahun Berjalan 2012
Proporsi Rata-Rata
Proyeksi Target pada Tahun Rencana
2013 Proyeksi
Proporsi Tahun
2013 Rupiah
-+ Rupiah
-+ Rupiah
-+ 1
2 3
4 5
6 2.1
Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Belanja pegawai
710,437,039,365 47.19
1,023,178,319,000 45.27
1,073,140,938,000 48.92
47.49 1,180,455,031,800
51.64 2.1.2
Belanja bunga 600,190,000
0.04 1,080,000,000
0.05 6,978,937,000
0.32 0.13
6,978,937,000 0.31
2.1.3 Belanja subsidi
- 0.00
0.00 -
0.00 2.1.4
Belanja hibah 56,844,697,538
3.78 52,120,625,000
2.31 14,770,000,000
0.67 1.85
50,454,605,000 2.21
2.1.5 Belanja bantuan sosial
84,377,223,625 5.60
114,781,495,000 5.08
86,139,210,000 3.93
5.37 50,454,605,000
2.21 2.1.6
Belanja bagi hasil kepada ProvinsiKabupatenkota dan
Pemerintah Desa -
0.00 2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan kepada
ProvinsiKabupatenkota dan Pemerintahan Desa
- 0.00
788,568,000 0.03
788,567,000 0.04
0.02 788,567,000
0.03
2.1.8 Belanja tidak terduga
- 0.00
1,500,000,000 0.07
1,500,000,000 0.07
0.03 7,500,000,000
0.33
JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
852,259,150,528 56.61
1,193,449,007,000 52.81
1,183,317,652,000 53.94
54.89 1,296,631,745,800
56.72 2.2
Belanja Langsung
2.2.1 Belanja pegawai
94,310,618,587 6.26
142,332,362,493 6.30
113,076,690,036 6.05
5.98 130,081,250,460
5.69 2.2.2
Belanja barang dan jasa 342,038,955,213
22.72 511,950,960,112
22.65 423,396,196,962
20.68 23.21
444,174,234,223 19.43
2.2.3 Belanja modal
216,893,611,808 14.41
412,365,335,395 18.25
306,226,416,002 19.33
15.92 415,241,571,754
18.16
JUMLAH BELANJA LANGSUNG 653,243,185,608
43.39 1,066,648,658,000
47.19 842,699,303,000
46.06 45.11
989,497,056,437 43.28
TOTAL JUMLAH BELANJA 1,505,502,336,136
100 2,260,097,665,000
100 2,026,016,955,000
100 100
2,286,128,802,237 100.00
APBD TA 2011 APBD TA 2012