Penataan Wilayah Ketersediaan air bersih

Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.22  Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang dapat melayani penumpang domestik antar pulau juga dapat melayani penumpang internasional dengan jumlah flight 22.287 pada tahun 2010 meningkat dari tahun 2009 yang sebesar 20.577 flight.  Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pelabuhan pelayaran nusantara untuk melayani penumpang kapal antar Provinsi, namun demikian beberapa kapal pesiar internasional juga dapat singgah dipelabuhan ini. Selain itu pelabuhan Tanjng Emas juga untuk melayani angkutan barang yaitu dengan adanya Terminal Peti Kemas untuk melayani bongkar muat muatan baik nasional maupun internasional. Pada tahun 2009 jumlah penumpang yang melalui dermaga sebanyak 392.498 orang dan jumlah barang sebesar 7.487.270.  Terminal bus untuk melayani angkutan bus didalam kota, antar kota bahkan antar Provinsi. Beberapa terminal di Kota Semarang berdasarkan tipe pelayanan yaitu: Tipe A terminal berada di Kelurahan Mangkang Kulon Kecamatan Tugu, terminal penumpang B di kelurahan Terboyo Kecamatan Genuk dan Terminal tipe B penggaron di kecamatan Pedurungan. Terminal dengan Tipe C yaitu di kelurahan Cangkiran kecamatan Mijen, di kelurahan Cepoko Kecamatan Gunungpati, di Kelurahan Tanjung Mas kecamatan Semarang Utara dan Meteseh Kecamatan Tembalang.  Stasiun kereta api di Kota Semarang untuk melayani angkutan penumpang dan barang. Untuk pelayanan angkutan kelas Eksekutif dan Bisnis pelayanan di utamakan di Stasiun Tawang, sedangkan pelayanan angkutan penumpang kelas ekonomi dan bisnis dipusatkan di Stasiun Poncol. Jumlah penumpang di tiga terminal yang ada di Kota Semarang selama tahun 2010 mencapai 6.072.796 orang. Jumlah ini meningkat dari kondisi pada tahun 2009 yang hanya mencapai sejumlah 3.857.680 orang. Sementara jumlah pengguna penumpang angkutan udara di Bandara Ahmad Yani selama tahun 2010 mencapai 828.270 orang untuk kedatangan dan 799.527 orang untuk keberangkatan.

b. Penataan Wilayah

Penataan wilayah Kota Semarang terbagi menjadi kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan yang berfungsi budidaya. Kawasan Lindung, meliputi kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya, kawasan lindung setempat dan kawasan rawan bencana. Kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya adalah kawasan-kawasan dengan kemiringan 40 yang tersebar di wilayah bagian Selatan. Kawasan lindung setempat adalah kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan waduk, dan sempadan mata air. Kawasan lindung rawan bencana merupakan kawasan yang mempunyai kerentanan bencana longsor dan gerakan tanah. Kawasan Budidaya, merupakan kawasan yang secara karakteristik wilayah dikembangkan sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah. Kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi dan karakteristik wilayah adalah sebagai berikut: Kawasan Perdagangan dan Jasa, Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa, Kawasan Pendidikan, Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran, Kawasan Industri, Kawasan Olahraga, Kawasan Wisata Rekreasi, Kawasan Perumahan dan Permukiman, Kawasan Pemakaman Umum, Kawasan Khusus dan Kawasan Terbuka Non Hijau. Namun seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan Kota banyak timbul pusat-pusat kegiatan baru seperti kawasan industri, perdagangan jasa dan tumbuhnya kawasan- kawasan permukiman daerah pinggiran kota.

c. Ketersediaan air bersih

Ketersediaan air bersih Kota Semarang dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Mnum PDAM dan sistem non perpipaan yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Pada tahun 2011 ini berdasarkan survey dari P5, wilayah Kota Semarang yang telah dilayani PDAM baru mencapai kurang dari 50. Sedangkan menurut studi BLH 2010, Implementasi Teknologi Pemanenan Air Hujan untuk Menambah Pasokan Air Bersih dan Mengurangi Banjir Semarang, Presentase Ir. Gunawan Wicaksono dalam SLD 4 di Kota Semarang, tanggal 8 Juni 2010 ketika musim hujan PDAM hanya melayani sekitar 45 dan 22 dari populasi penduduk di pesisir dan non pesisir sedangkan di musim kemarau PDAM hanya Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.23 mampu melayani 44 dan 24 dari seluruh populasi di kawasan pesisir dan non pesisir. Hal inilah yang akan terus menjadi perhatian pemerintah Kota untuk semaksimal mungkin dapat melayani seluruh wilayah kota. Hal ini selain mempermudah warga masyarakat Semarang dalam mendapatkan air bersih juga secara otomatis dapat menurunkan angka penggunaan air bawah tanah ABT sebagai salah satu bentuk pelestarian lingkungan.

d. Fasilitas Listrik dan Telepon