Analisis Struktur Berita III Berjudul “Jejak Militer dalam Tubuhnya”

B.3. Analisis Struktur Berita III Berjudul “Jejak Militer dalam Tubuhnya”

B.3.a. Struktur Sintaksis

Judul berita ini adalah “Jejak Militer dalam Tubuhnya”. Kata “jejak” dalam judul tersebut bisa dimaknasi sebagai sesuatu yang ditinggalkan atau membekas, bisa juga dimaknai sebagai suatu riwayat. Sehingga kalimat tersebut menekankan bahwa Prabowo memiliki riwayat kemiliteran yang telah melekat pada diri Prabowo. Riwayat itu Judul berita ini adalah “Jejak Militer dalam Tubuhnya”. Kata “jejak” dalam judul tersebut bisa dimaknasi sebagai sesuatu yang ditinggalkan atau membekas, bisa juga dimaknai sebagai suatu riwayat. Sehingga kalimat tersebut menekankan bahwa Prabowo memiliki riwayat kemiliteran yang telah melekat pada diri Prabowo. Riwayat itu

Lead berita ini terdiri dari dua kalimat “Sejak kecil, minat Prabowo terhadap dunia militer sudah terlihat. Sempat menjadi aktivis.” Pada kalimat pertama “Sejak kecil,

minat Prabowo terhadap dunia militer sudah terlihat” memperkuat konstruksi bahwa Prabowo telah meminati dunia militer sudah sejak lama, bahkan sejak kecil. Kalimat kedua “Sempat menjadi aktivis.” Menunjukkan bahwa dahulu Prabowo pernah menjadi aktivis sosial dengan membentuk Korps Lembaga Pembangunan yang membantu para pengusaha kecil menengah. Lead ini menunjukkan bahwa Prabowo meminati dua hal, yakni sebelum memasuki dunia militer, Prabowo sempat menjadi seorang yang aktif di bidang sosial.

Memasuki tubuh berita, berita ini diawali dengan paragraf pendahuluan sebagai berikut: Hotel Merdeka, Yogyakarta, Januari 1946, pukul 21.00. Margono

Djojohadikusumo mendapat telepon dari Sekretaris Negara A.G. Pringgodigdo. Sebuah berita duka. Kedua putranya tewas. Letnan Subianto Djojohadikusumo pada usia 22 tahun saat bersama adiknya, Sujono Djojohadikusumo, 17 tahun, gugur dalam pertempuran melawan Jepang di Desa Lengkong Wetan, Serpong, Tangerang, pada 25 Januari 1946. (Paragraf 1 Berita III Prabowo)

Pendahuluan ini berisi tentang deskripsi kakek Prabowo yang mendapat kabar bahwa dua paman Prabowo (yang saat itu menjadi tentara) tewas dalam pertempuran melawan Jepang. Hal ini mengantarkan pembaca untuk memahami kata “jejak militer”, yakni dua paman Prabowo adalah prajurit yang meninggalkan riwayat kemiliteran pada Prabowo, dimana kedua pamannyalah yang menginspirasi Prabowo untuk menjadi tentara.

Konstruksi latar informasi tersebut diperkuat dengan kutipan Des Alwi (kerabat Prabowo) yang menyebutkan:

Sifat Subianto ini, menurut Des Alwi, agak-agak mirip Prabowo, bandel dan sedikit nekat. “Cuma Subianto sedikit lebih halus,” kata Des (Paragraf 9 Berita III Prabowo)

Kutipan Des Alwi tersebut mengonstruksikan bahwa Prabowo memiliki watak bandel dan sedikit nekat. Kata “bandel” mengandung pengertian tidak mau menurut atau mendengar kata orang serta keras kepala. Sedangkan kata “sedikit nekat” mengandung pengertian suka melakukan tindakan tanpa pertimbangan yang matang. Watak Prabowo tersebut disamakan dengan watak pamannya, Subianto. Kata “Cuma Subianto sedikit lebih halus” mengandung pengertian bahwa Prabowo memiliki watak yang lebih kasar daripada Subianto.

Latar informasi tentang jejak kemiliteran Prabowo diperkuat lagi yang diambil dari kutipan Ronny Warouw (teman Prabowo) yakni: Pengaruh militer di keluarga Prabowo juga mengalir dari kakek dari

garis ibunya, Dora Sigar. Ronny Warouw, salah satu karib Prabowo sedari di Hong Kong, mengatakan kakek Prabowo adalah perwira tentara kolonial Belanda, yakni Mayor Sigar. Walaupun Prabowo tak sempat bertemu dengan kakeknya, berbagai cerita militer sering mampir di telinganya sejak kecil. (Paragraf 11 Berita III Prabowo)

Paragraf tersebut mengonstruksikan “jejak militer” yang dimaksud dalam judul berasal dari kekek Prabowo yang juga seorang tentara. Selain dari paman dan kakeknya, minat Prabowo terhadap militer juga ditunjukkan dari bacaan dan mainan yang disukainya. Pernyataan tersebut diambil dari kutipan Bob Maramis (pengikut ayah Prabowo), Eko Muhatma Kartodirdjo (kawan masa kecil Prabowo), dan Kun Mawira (kawan masa kecil Prabowo), yakni:

Minat Prabowo terhadap militer bisa dilihat dari hobinya. Bob Maramis, salah satu bekas prajurit Permesta, memberikan kesaksian. Dia bertemu dengan Prabowo semasa pelarian di Hong Kong. “Hobinya baca komik Sergeant Strykers,” katanya. Strykers adalah komik superhero militer buatan Atlas Comics. Tak ada saudaranya yang mempunyai hobi serupa. (Paragraf 12 Berita

III Prabowo) Saat bermain dengan teman sebayanya, Prabowo juga lebih suka main perang-perangan. “Dia selalu bersemangat kalau main serdadu,” Eko Muhatma Kartodirdjo, teman bermain Prabowo di Hong Kong, menuturkan. Setiap kali III Prabowo) Saat bermain dengan teman sebayanya, Prabowo juga lebih suka main perang-perangan. “Dia selalu bersemangat kalau main serdadu,” Eko Muhatma Kartodirdjo, teman bermain Prabowo di Hong Kong, menuturkan. Setiap kali

Kutipan Eko dan Kun mengonstruksikan bahwa minat Prabowo terhadap militer memang sudah terlihat sejak kecil. Kesemuanya itu adalah segmen pertama berita yang mengisahkan masa kecil Prabowo (yang saat itu masih tinggal di luar negeri) yang tertarik dengan dunia militer.

Segmen kedua berita adalah saat Prabowo berada di Indonesia, yang mengambil kutipan dari Jopie Lasut (kawan Prabowo) tentang karkter Prabowo, yakni: Setelah pulang kembali ke Indonesia dari Inggris pada 1967, Prabowo

muda banyak bergaul dengan aktivis 1966. Menurut Jopie Lasut, salah satu aktivis, walau Prabowo baru berusia 16 tahun, sikap ideologinya sudah jelas dan pengetahuan politiknya lumayan luas, sehingga tak canggung bergaul dengan politikus senior. “Dia berani debat dengan intelektual selevel Sudjatmoko dan Soe Hok Gie,” kata Jopie. (Paragraf 16 Berita III Prabowo)

Dari paragraf tersebut, Prabowo dikonstruksikan sebagai remaja berumur 16 tahun telah memikiki sikap ideologi yang jelas dan pengetahuan politiknya lumayan luas. Hanya saja dalam berita tersebut tidak dijelaskan sikap ideologi seperti seperti apa yang dimiliki oleh Prabowo. Di usia 16 tahun belum tentu seorang anak memiliki pengetahuan politik yang cukup luas seperti Prabowo. Kutipan Jopie Lasut tersebut mendukung konstruksi bahwa Prabowo tak canggung bergaul dengan politikus senior. Dari kutipan Jopie tersebut juga bahwa Prabowo memiliki watak berani.

Namun konstruksi tersebut di kontraskan dengan pendapat Soe Hok Gie sebagai berikut: Di mata Soe Hok Gie, Prabowo adalah pemuda cerdas yang cepat

memahami persoalan, tapi juga naif. Dia banyak memahami persoalan dari buku. “Kalau dia hidup dua atau tiga tahun di dunia nyata, mungkin akan berubah,” Soe Hok Gie menulis kesan itu di buku hariannya. (Paragraf 17 Berita III Prabowo)

Soe Hok Gie memang mengakui bahwa Prabowo memnag anak yang cernas, tapi juga naif. Kata “naif” dalam KBBI mengandung makna bersahaja atau sederhana, tetapi Soe Hok Gie memang mengakui bahwa Prabowo memnag anak yang cernas, tapi juga naif. Kata “naif” dalam KBBI mengandung makna bersahaja atau sederhana, tetapi

Pabowo dikonstruksikan sebagai aktivis sosial yang terdapat pada paragraf berikut: Yang tak banyak diungkap, Prabowo remaja pernah keliling Jawa

bersama Jopie dengan mobil pinjaman dari ayahnya. Yang menjadi sopir, seorang mantan anggota PKI. Sepanjang jalan, dia mengamati kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dari perjalanan itulah dia kemudian mencetuskan ide Korps Lembaga Pembangunan. (Paragraf 21 Berita III Prabowo)

Idenya, menurut Ronny, agak mirip dengan Peace Corps yang digagas Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy, yakni kumpulan relawan untuk membantu komunitas ekonomi yang terbelit persoalan. “Kami membantu perajin sepatu di Cibaduyut,” kata Gideon Imanto Tan Bun An, bekas Direktur Korps di Bandung. (Paragraf 22 Berita III Prabowo)

Hal itu menjadi latar informasi bahwa Prabowo menjadi seorang aktivis sosial. Sebagai sorang pemuda, ia dikonstruksikan sebagai pemuda yang perduli terhadap kondisi masyarakat dan memiliki ide-ide yang belum tentu dimiliki oleh remaja seusianya.

Berita ini diakhiri dengan masuknya Prabowo ke Akademi Militer sesuai dengan pokok bahasan berita ini yakni tentang Prabowo dan kemiliteran dalam paragraf berikut: Atas sponsor Kepala Koordinator Intelijen Negara, Sutopo Juwono,

Prabowo kemudian malah masuk Akademi Militer pada 1970. Padahal sebelum itu dia sudah diterima di University of Colorado, Amerika Serikat. Menurut Ronny, ada satu insiden yang membuat Prabowo berubah pikiran. Namun dia menolak membeberkannya. “Saya yang mengantar dia ke Magelang naik mobil VW pinjaman,” kata Ronny. (Paragraf 24 Berita III Prabowo)

Kalimat “Atas sponsor Kepala Koordinator Intelijen Negara, Sutopo Juwono, Prabowo kemudian malah masuk Akademi Militer pada 1970” berarti mengonstruksikan Prabowo memiliki “backing” ketika memasuki Akmil. Konstruksi yang dibangun selanjutnya adalah, Prabowo lebih memili masuk ke akmil daripada University of Colorado, Amerika Serikat, padahal ia telah diterima di sana. “Menurut Ronny, ada satu Kalimat “Atas sponsor Kepala Koordinator Intelijen Negara, Sutopo Juwono, Prabowo kemudian malah masuk Akademi Militer pada 1970” berarti mengonstruksikan Prabowo memiliki “backing” ketika memasuki Akmil. Konstruksi yang dibangun selanjutnya adalah, Prabowo lebih memili masuk ke akmil daripada University of Colorado, Amerika Serikat, padahal ia telah diterima di sana. “Menurut Ronny, ada satu

Paragraf penutup berita ini adalah sebagai berikut: Masuk ke Akademi Militer bisa jadi memang sudah lama

dipertimbangkan Prabowo. Imanto pernah menyimak percakapan Prabowo dengan ayahnya. Waktu itu mereka mendiskusikan soal pengalaman Gamal Abdul Nasser di Mesir. (Paragraf 25 Berita III Prabowo)

Penutup ini menegaskan tentang keinginan Prabowo untuk masuk ke dunia militer yang sudah lama ia pertimbangkan. Hanya saja penutup ini seperti belum terselesaikan karena seperti berhenti ditengah jalan. Tidak ada penjelasan lebih lanjut setelah kata “Waktu itu mereka mendiskusikan soal pengalaman Gamal Abdul Nasser di Mesir”. Sehingga tidak diketahui hal apa yang didiskusikan.

B.3.b. Struktur Skrip

Unsur who dalam berita ini adalah Prabowo dan orang-orang yang mempengaruhinya untuk masuk ke dunia militer. Unsur what dalam berita ini sangat tersurat dalam judul yakni segala hal yang berhubungan dengan kemiliteran dalam diri Prabowo, dimulai dari alasan dan hal-hal yang dilakukan Prabowo.

Unsur when dan where dalam berita ini adalah pada 25 Januari 1946 kedua paman Prabowo gugur dalam pertempuran melawan Jepang. Kenangan tentang keduanya sebagai militer tersimpan di Jalan Taman Amir Hamzah 10, Matraman, Jakarta Pusat. Prabowo pulang ke Indoneisa tahun 1967. Prabowo kemudian masuk Akademi Militer pada 1970. Padahal sebelum itu dia sudah diterima di University of Colorado, Amerika Serikat

Unsur why dalam berita ini adalah alasan mengapa Prabowo sangat menyukai militer yakni karena memiliki Riwayat militer dari paman dan kakeknya. Sedangkan unsur Unsur why dalam berita ini adalah alasan mengapa Prabowo sangat menyukai militer yakni karena memiliki Riwayat militer dari paman dan kakeknya. Sedangkan unsur

B.3.c. Struktur Tematik

Dari struktur tematik, yang yang akan disoroti adalah dari unit analisis detail. Berita ini mengangakat tentang kemiliteran Prabowo, namun detail tentang karier militer Prabowo dihilangkan sama sekali. Berbeda sekali dengan SBY dan Wiranto yang sama- sama dari kalangan militer. Kedua purnawirawan tersebut ditonjolkan dalam hal karier militernya, namun karier Militer Prabowo tidak disinggungsama sekali. Padalah Prabowo memiliki prestasi antara lain pernah menjabat sejumlah posisi “seksi”, di antaranya Wadan Detasemen 81/Kopassus, Dan Detasemen 81/Kopassus, Danyon 328 Kujang II/Kostrad, Kepala Staf Brigif Linud 17/Kostrad, dan Danjen Kopassus tahun 1996-1998 (www.kompas.com, 2008). Bisa dikatakan ini sangat merugikan Prabowo dibanding rivalnya yang lain, yakni SBY dan Wiranto, yang sama-sama berangkat dari dunia militer.

Sedangkan dari unit analisis kata ganti terdapat pada paragraf enam penggunaan kata ganti “calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri” untuk menekankan lgi bahwa ia kini adalah kandidat cawapres peserta Pemilihan Umum Presiden 2009.

B.3.d. Struktur Retoris

Beberapa kata di tubuh berita yang dipilih Tempo dalam menekankan dan menonjolkan makna-makna tertentu selain kata-kata yang telah dijelaskan sebelumnya antara lain pada paragraf 19 terdapat kaliamat “Dengan bahasa Indonesia yang masih belepotan, Prabowo gesit membangun jaringan aktivis”. Kalimat tersebut mengonstruksikan, karena lama tinggal di luar negeri, Prabowo menjadi tidak lancar berbahasa Indonesia. Ia dengan cepat dan cekatan membangun hubungan dengan para aktivis untuk memudahkan misinya dalam merubah keadaan bangsa Indonesia sesuai dengan harapannya.

Dari unit analisis grafis terdapat dua buah foto dan satu insert tulisan. Foto pertama dengan caption “Subianto, sekembali dari Negeri Belanda, 1939”. Foto kedua dengan caption “Sujono, Den Haag. 1939”. Kedua foto ini mendukung isi berita tentang dua paman Prabowo. Foto tersebut menunjukkan bahwa keluarga Prabowo adalah keluarga berada yang mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai keluar negeri.

Sedangkan insert tulisan dalam berita ini “Tokoh perlawanan yang yang Prabowo kagumi ketika itu antar lain Yaser Arafat dan Che Guevara”. Hal ini

mengonstruksikan bahwa Prabowo telah memiliki pengetahuan tentang “perlawanan” sehingga mengagumi tokoh tersebut.

Berita ini ditulis dengan gaya bahasa biasa (tidak menggunakan gaya bahasa) dan tidak menggunakan metafora.

B.3.e. Konstruksi Kemepimpinan Prabowo di Berita III

Tempo mengonstruksi Prabowo sebagai anak yang meminati dunia militer sejak kecil, terbukti dengan kegemarannya membaca komik militer, permainan serdadu yang ia gemari. Kegemarannya terhadap militer tersebut diturunkan dari sang Kakek dan sang Paman. Tempo mengonstruksikan bahwa Prabowo memiliki watak bandel dan sedikit Tempo mengonstruksi Prabowo sebagai anak yang meminati dunia militer sejak kecil, terbukti dengan kegemarannya membaca komik militer, permainan serdadu yang ia gemari. Kegemarannya terhadap militer tersebut diturunkan dari sang Kakek dan sang Paman. Tempo mengonstruksikan bahwa Prabowo memiliki watak bandel dan sedikit

Prabowo dikonstruksikan sebagai remaja berumur 16 tahun telah memikiki sikap ideologi yang jelas dan pengetahuan politiknya lumayan luas. Hanya saja dalam berita tersebut tidak dijelaskan sikap ideologi seperti seperti apa yang dimiliki oleh Prabowo. Di usia 16 tahun belum tentu seorang anak memiliki pengetahuan politik yang cukup luas seperti Prabowo. Prabowo tak canggung bergaul, bertanya, bahkan berdebat dengan politikus senior. Soe Hok Gie memang mengakui bahwa Prabowo memnag anak yang cernas, tapi juga naif. Kata “naif” dalam KBBI mengandung makna bersahaja atau sederhana, tetapi juga bisa dimaknasi sebagai celaka; bodoh; tidak masuk akal. Sehingga Soe Hok Gie mengonstruksikan Prabowo sebagai pemuda yang bersahaja dan belum memiliki pemikian yang matang dan panjang.

B.4. Analisis Keseluruhan Konstruksi Kepemimpinan Prabowo

Dari tiga berita tentang Prabowo, latar belakang yang dibangun Tempo dalam mengonstruksi karakteristik kepemimpinan Prabowo adalah sebagai berikut:

· Latar Belakang Keluarga dan Masa Kecil Ayah Prabowo adalah seorang ekonom yang dikonstruksikan sebagai seorang pemberontak atau ancaman negara karena terlibat dalam gerakan PRRI/Permesta.

Ibunya adalah ibu rumah tangga keturunan Belanda. Dua Pamannya adalah tentara yang gugur dalam perang, dan kakeknya juga tentara. Saat usia Prabowo enam tahun ia diajak oleh keluarganya melarikan diri ke luar negeri, karena ayahnya dikerjar-kejar oleh pemerintah. Ia berpindah-pindah, mulai dari Singapura, Hong Kong, Malaysia,

Swiss, dan Inggris. Saat keluarganya di luar negeri, ia dikonstruksikan sebagai keluarga yang tidak bersosialisasi dengan lingkungan ditempat mereka tinggal.

Ayah Prabowo sering berpergian untuk mengurusi keluarga pemberontak lainnya. Sehingga sang ibu yang banyak memberikan pendidikan kepada Prabowo. Pendidikan yang diajarkan sang ibu adalah pendidikan a la Belanda, namun dalam kesehariannya masih mengguna-kan bahasa Indonesia. Prabowo anak yang disayangi sang ibu.

Prabowo meminati dunia militer sejak kecil, terlihat dari permainan yang sering ia mainkan dengan kawan-kawannya (serdadu dan koboi), bacaan tentang militer dan pamannya yang gugur sebagai tentara menginspirasinya untuk menjadi tentara. Saat bermain serdadu Prabowo selalu ingin tambil didepan dan menjadi pemimpin bagi teman-tamannya.

Badannya tegap dan atletis. Prabowo menyukai hal-hal yang berhubungan dengan tantangan dan pertarungan. Prabowo sering memiliki inisiatif dan terkadang memaksakan apa yang dia mau saat bermain bersam kawan-kawannya. Prabowo dikonstruksikan sebagai anak yang tegas dan tidak mau mengalah. Sifat Prabowo juga kerap kurang sabar dan temperamental, cenderung cepat ingin memulai dan mengakhiri sesuatu, sehingga terkesan tergesa-gesa. Terdapat perbedaan konstruksi, dalam berita II terdapat konstruksi bahwa Prabowo adalah anak yang bandel dan sedikit nekat, sedangkan pada berita satu dia dikonstruksikan sebagi anak yang pendiam dan tidak jahil

· Latar Belakang Pendidikan dan Masa remaja Keluarga Prabowo berkecukupan dalam hal materi. Prabowo disekolahkan di sekolah-sekolah yang bermutu. Menamatkan SD di Hong Kong, SMP di Kuala

Lumpur kemudian pindah ke Swiss, dan SMA di London. Kepemimpinannya Lumpur kemudian pindah ke Swiss, dan SMA di London. Kepemimpinannya

Prabowo berani berdebat dengan orang yang lebih senior. Prabowo memiliki watak ingin tahu dan lebih bisa memahami situasi yang dihadapinya saat itu. Ia dikonstruksikan sebagai remaja yang naif dan ambisius untuk menjadi pemimpin. Prabowo memiliki karakteristik suka berorganisasi dan peduli terhadap kesejahteraan masyarakat dengan membentuk Korps Lembaga Pembangunan.

· Saat Bekerja dan Berkeluarga

Tidak diceritakan saat Prabowo bekerja dan membina keluarga.

Dari latar belakang tersebut, Prabowo dikonstruksikan sebagai pemimpinan yang selalu ingin tampil didepan, suka tantangan dan pertarungan, memiliki inisiatif, tegas, selalu ingin tahu, berani, perduli terhadap masyarakat, suka berorganisasi. Disisi lain Prabowo memiliki watak selalu memaksakan kehendak, temperaental, tergesa-gesa, ingin cepat lekas dalam memulai dan mengakhiri sesuatu, bandel, nakal, naif, dan ambisius.

C. ANALISIS BERITA CAPRES SUSILO BAMBANG YUDHOYONO