Analisis Struktur Berita III Berjudul “Tiga Cinta Putri Istana”

A.3. Analisis Struktur Berita III Berjudul “Tiga Cinta Putri Istana”

A.3.a. Struktur Sintaksis

Judul berita ini adalah “Tiga Cinta Putri Istana”. Kata “putri istana” merujuk pada Megawati, yang menjadi putri presiden dan tinggal di Istana Negara. Kata “tiga cinta” merujuk pada tiga orang yang pernah menikah dengan Megawati. Sebagai satu-

satunya capres perempuan, Tempo menganggap penting siapa saja yang pernah menikah dengan Megawati. Badan Pusat Statistik (BPS) merislis sebuah laporan yang menyebutkan bahwa bagi seorang wanita, pernikahan, terutama setelah melahirkan anak, mempunyai pengaruh yang dalam dan berkepanjangan terhadap kesejahteraan, pendidikan, dan kemampuan memberikan sumbangsih terhadap masyarakatnya (BPS, 2006: 18). Dari latar belakang itu, dan juga karena Mega merupakan salah satu kandidat perempuan maka pernikahannya menjadi hal yang penting untuk dibahas.

Lead terdiri dari dua kalimat ”Megawati menikah tiga kali. Lika-liku duka dan bahagia.” Kalimat pertama lead ini menjadi latar informasi yang paling ditonjolkan dalam berita ini, yakni Mega yang pernah menikah tiga kali. Kalimat kedua mengonstruksikan bahwa dari pernikahannya tersebut Mega pernah mengalami kesedihan dan kebahagiaan.

Memasuki tubuh berita, berita ini diawali dengan paragraf sebagai berikut: Megawati terkejut ketika membaca sebuah pengumuman di harian

Kompas, 5 Juli 1972, yang disodorkan Tempo. Sambil mengamati tulisan di halaman sebelas dalam kolom ukuran 9 x 6 sentimeter, ia mundur sedikit, kemudian membenahi letak kacamatanya. (Paragraf 1 berita III Mega)

Tertulis di situ, “Telah menikah, Hassan Gamal A.H. Dengan Nj. Megawati Soekarnoputri”. Kepada Tempo, Jumat dua pekan lalu, calon presiden nomor urut satu itu mengaku masih ingat pada peristiwa ketika dia menikah dengan Hassan. (Paragraf 2 berita III Mega)

Pendahuluan tersebut berisi deksripsi reaksi Mega menanggapi pengumuman tentang pernikahannya yang dengan Hassan Gamal A.H. pada tahun 1972. Pendahuluan ini mengantarkan pembaca pada inti berita yakni mengenai pernikahan Megawati. Sejak awal Tempo telah menyiapkan pernikahan Mega menjadi berita, karena telah menyiapkan data tentang pernikahan Mega yang disodorkan kepada Mega.

Awalnya Mega dikonstruksikan sebagai ibu rumah tangga biasa, dalam paragraf berikut: Megawati pertama kali menikah dengan Surindro Suprijarso—yang

biasa dipanggil “Mas Patjul”. ... Pada 1968, Megawati ikut suaminya tinggal di Madiun, Jawa Timur. Di sana dia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak pertamanya, Mohammad Rizki Pratama. Mega mengatakan, terlalu berisiko jika saat itu ia aktif di dunia politik. “Kalau saya aktif, bisa masuk penjara,” katanya. (Paragraf 5 berita III Mega)

Sampai 1987, kata Rachma, kakaknya itu hanya seorang ibu rumah tangga biasa.(Paragraf 29 Berita II Mega)

Kutipan Mega dalam di paragraf lima tersebut mengonstruksikan bahwa Mega tidak ingin mengambil resiko masuk penjara jika dirinya aktif di dunia politik. Sehingga Tempo ingin mengonstruksikan bahwa Mega adalah seorang yang tak ingin mengambil resiko besar. Kalimat tersebut diperkuat oleh kutipan Rachmawati yang mengonstruksikan Mega sebagai ibu rumah tangga biasa.

Kemudian kabar buruk itu datang. Ketika Mega mengandung anak kedua, Surindro mengalami kecelakaan. Pesawat Skyvan T-701 yang dikendalikannya terempas di perairan Biak, Papua, pada 22 Januari 1970. Letnan satu itu, beserta tujuh awaknya, tak diketahui nasibnya. Hanya reruntuhan pesawat yang ditemukan. Mega dirundung duka. “Dia berkabung cukup lama,” kata Rachmawati. (Paragraf 8 Berita III Mega)

Cinta Mega kepada Surindro tak pernah pupus. Ia masih menyimpan dan sesekali menengok pakaian seragam, foto, helm penerbang, dan surat terakhir Mas Patjul yang ditulis menjelang kepergiannya ke Papua. “Ada di satu ruangan tersendiri,” kata Erros Djarot, yang menjadi penasihat politik Megawati selama tujuh tahun. (Paragraf 13 Berita III Mega)

Mangkonstruksikan bahwa Mega sangat menyanyangi suami pertamanya hingga merasa kehilangan dan bersedih cukup lama ketika suami pertamanya meninggal. Kedukaan itu kemudian berganti dengan pengumuman yang

menggemparkan tadi. Pernikahan Megawati dengan Hassan memicu kontroversi dalam keluarga. Ibunda Megawati, Fatmawati, membantah pernikahan itu. Dasarnya, suami pertama Megawati, Surindro, belum pasti meninggal. (Paragraf

9 Berita III Mega) Keluarga Soekarno kemudian menyewa seorang pengacara, Sumadji, untuk membatalkan pernikahan itu. Hassan berkeras. Baginya, pernikahannya dengan Megawati di depan penghulu Muhammad Cholil Fathurohman itu sah. (Paragraf 11 Berita II Mega)

Tapi kenyataan berbicara lain. Perkawinan Megawati dengan Hassan hanya bertahan tiga bulan. Pengadilan Tinggi Agama Jakarta membatalkan pernikahan mereka. Hasan menyerah. (Paragraf 12 Berita III Mega)

Paragraf tersebut mengonstruksikan tentang ditentangnya keputusan Mega untuk menikah dengan seorang dari kedutaan Mesir. Keluarga Mega turut mempengaruhi keputusan Mega. Hingga akhirnya perceraian dilakukan dengan cara paksa. Tempo menghilangkan fakta tentang bagaimana reaksi Mega terhadap peristiwa tersebut. Mega hanya menanggapi dalam kutipan di paragraf dua ““Namanya juga riwayat hidup,” kata Megawati.”

Pernikahan Mega yang ketiga dengan Taufiq Kiemas, masih langgeng sampai sekarang. Taufiq dikonstruksikan sbagai seorang aktivis yang mengagumi ayah Mega (Bung Karno).

Selain aktif di GMNI, Taufiq bergabung dengan Inti Pembina Jiwa Revolusi, organisasi yang menegakkan ajaran Soekarno. Di organisasi inilah dia berkenalan dan dekat dengan Guntur, putra sulung Bung Karno. Ketika isu anti- Partai Komunis Indonesia beralih menjadi anti-Soekarno, pengagum Bung Karno ini diciduk aparat. ... (Paragraf 15 Berita III Mega)

Berita ini ditutup dengan paragraf sebagai berikut: Taufiq dan Megawati kemudian sama-sama aktif di dunia politik.

Mereka pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada 1987. Selain berpolitik, Taufiq mengelola sejumlah pompa bensin.

Penutup berita ini mengonstruksikan bahwa pasangan suami istri ini sama-sama aktif di dunia polotik, hal tersebut bisa dikarenakan sama-sama sbagai pengagum Bung Karno sehingga bisa cocok.

A.3.b. Struktur Skrip

Unsur Who dalam berita ini ada empat yakni Megawati, Surindro Suprijarso (suami pertama Mega), Hassan Gamal A.H. (suami kedua Mega), dan Taufiq Kiemas (suami ketiga Mega). Sedangkan unsur what adalah pernikahan Megawai dengan ketiga orang tersebut.

Unsur when dan where adalah pada 1968, Megawati ikut suami pertamanya, Surindro Suprijarso, tinggal di Madiun, Jawa Timur. Pada 22 Januari 1970 Surindro Suprijarso dinyatakan hilang setelah Pesawat Skyvan T-701 yang dikendalikannya terempas di perairan Biak, Papua.

Pada Juli 19 72 Megawati menikah dengan Hassan Gamal A.H. yang rumahnya dekat dengan rumah Fatmawati (ibu Mega) di kawasan Kebayoran Baru Jakarta. TNI Angkatan Udara di Madiun berkenalan. Pada akhir Maret 1973 Megawati dan Taufiq Kiemas melangsungkan pernikahan sederhana di Panti Perwira, Jakarta Pusat. Unsur how dalam berita ini adalah bagaimana perjalanan penikahan Megawati. Sedangkan unsur why dalam berita ini yang paling menonjol adalah mengapa pernikahan kedua Mega dibatalkan.

A.3.c. Struktur Tematik

Dari unit koherensi koherensi antarkata atau antarkalimat yang mengonstruksikan karakteristik Mega antara lain koherensei pembeda Paragraf 3 “Namun ia hanya menggeleng ketika ditanyai apakah masih menjalin hubungan dengan mantan suaminya Dari unit koherensi koherensi antarkata atau antarkalimat yang mengonstruksikan karakteristik Mega antara lain koherensei pembeda Paragraf 3 “Namun ia hanya menggeleng ketika ditanyai apakah masih menjalin hubungan dengan mantan suaminya

Koherensi penjelas pada paragraf 4 “Soekarno membantah pernikahan tersebut hingga akhirnya dibatalkan pengadilan.” Soekarno, sebagai ayah Mega, tidak mengakui dan tidak merestui pernikahan kedua Mega. Koherensi penjelas pada paragraf 8 “Kemudian kabar buruk itu datang.” Kata “kabar buruk” ini merupakan kabar tentang kecelakaan yang dialami oleh suami pertama Mega.

Koherensi penjelas dan penyebab pada paragraf 9 “Kedukaan itu kemudian berganti dengan pengumuman yang menggemparkan tadi. Ibunda Megawati, Fatmawati, membantah pernikahan itu. Dasarnya, suami pertama Megawati, Surindro, belum pasti meninggal.” Pernikahan kedua Mega tidak mendapatkan restu dan persetujuan dari sang Ibu, karena suami pertama Megawati, Surindro, belum pasti meninggal.

Koherensi pembeda pada paragraf 12 “Tapi kenyataan berbicara lain. Perkawinan Megawati dengan Hassan hanya bertahan tiga bulan.” Pernikahan Mega dengan sumai keduanya sah menurut hukum agama, namun hanya bertahan tiga bulan.

Dari unit analisis kata ganti terdapat pada paragraf 2 yakni “calon presiden nomor urut satu itu”, untuk menguatkan fakta tentang penalonan dirinya menjadi capres pada Pemilu Presiden 2009 ini.

A.3.d. Struktur Retoris

Beberapa kata yang dipilih oleh Tempo dalam tubuh berita yang menekankan dan menonjolkan makna-makna tertentu dalam berita ini terdapat pada paragraf antara lain pada paragraf 3 “Ketika itu, kabar pernikahan Megawati dengan mantan diplomat Mesir sekaligus pengusaha ini menjadi sorotan media massa.” Kata “menjadi sorotan media massa” mengandung penekanan sebagai putri mantan presiden pernikahan Mega menjadi Beberapa kata yang dipilih oleh Tempo dalam tubuh berita yang menekankan dan menonjolkan makna-makna tertentu dalam berita ini terdapat pada paragraf antara lain pada paragraf 3 “Ketika itu, kabar pernikahan Megawati dengan mantan diplomat Mesir sekaligus pengusaha ini menjadi sorotan media massa.” Kata “menjadi sorotan media massa” mengandung penekanan sebagai putri mantan presiden pernikahan Mega menjadi

Pada paragraf 4 terdapat kalimat “Laporan khusus majalah Tempo kala itu menyebutkan pernikahan ini dilakukan secara diam-diam.” Tempo mengonstruksikan bahwa pernikahan itu seperti disembunyikan dan tak ingin banyak diketahui orang.

Dari unit analisis grafis terdapat dua buah foto. Foto pertama dengan caption “Perkawinan Megawati Soekarnoputri dengan Letnan Satu Surindro Suprijarso.” Foto ini untuk memperkuat isi berita tentang pernikahan Mega dengan suami pertamanya. Foto kedua dengan caption “Megawati dan Taufiq melakukan ziarah ke makam Bung Karno.”

Pada paragraf 7 terdapat unit analisis pengandaian “Mega mengatakan, terlalu berisiko jika saat itu ia aktif di dunia politik”. Hal ini menunjukkan bahwa Megawati kala itu tak ingin terjun ke dunia politik dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Manandakan bahwa ia tak ingin mnegambil resiko.

A.3.e. Konstruksi Kemepmimpinan Mega di Berita III

Mega dikonstruksikan menikah tiga kali. Suaminya pertama meninggal karena kecelakaan pesawat. Mega dikonstruksikan sangat menyayangi suami pertamanya. Suaminya yang kedua adalah diplomat asal Mesir, tetapi pernikannya ditentang oleh keluarga, sehingga pernikahannya dibatalkan oleh pengadilan atas permintaan keluarga. Pernikahannya yang ketiga adalah dengan suaminya yang sekarang, Taufiq Kiemas, dan memiliki anak Puan Maharani. Setelah dengan menikah dengan suami ketiganya, Mega baru membuka diri ke dunia politik. Karena background suaminya adalah seorang aktivis. Mega juga dikonstruksikan sebagai seorang yang tak berani mengambil resiko

A.4. Analisis Keseluruhan Konstruksi Kepemimpinan Mega

Dari tiga berita tentang Mega, latar belakang yang dibangun Tempo dalam mengonstruksi karakteristik kepemimpinan Mega adalah sebagai berikut:

· Latar Belakang Keluarga dan Masa Kecil Mega merupakan putri kedua Presiden Indonesia (Soekarno). Saat lahir, ia

dalam masa-masa penuh tekanan yang dialami keluarganya karena ayahnya mendapat tekanan dari Belanda. Ia hidup prihatin di Kali Code Jogja bersama ibunya karena sang ayah dibuang ke Bangka. Rumahnya sering menjadi sasaran peluru. Setelah perang usai ia menjalani hidup di istana. Hidup di lingkungan Istana negara membuat dirinya susah bersosialisasi dengan kawan sebayanya. Kahidupan di Istana Nagara sangat berbeda dngan kehidupan sebelum Mega memasuki Istana. Di istana segala keperluan Mega terpenuhi. Namun saat usia Mega 20an ia dipaksa keluar dari Istana karena ayahnya tidak menjadi Presiden lagi, sehingga ia kembali menjadi rakyat biasa tanpa pelayanan yang lebih seperti saat di Istana Negara. Dari beberapa narasumber yang dikutip oleh Tempo Mega sejak kecil adalah gadis pendiam, introvert. Mega lebih suka mengurusi tanaman dan menjadi kurang sigap.

· Latar Belakang Pendidikan dan Masa remaja Mega awalnya bersekolah di lingkungan Istana Negara, guru didatangkan kesana. Karena alasan Mega tidak bisa bersosialisasi, maka ia dipindahkan ke SD,

SMP, dan SMA Cikini. Prestasi pendidikan formal Mega tidak ditonjolkan. Ia hanya dikonstruksikan pandai menari. Ketika memasuki bangku kuliah, ia berdebat dengan ayahnya tentang jurusan yang akan ia ambil. Hal ini mengonstruksikan ayahnya terlalu mencampuri pilihan Mega. Saat kuliah, ia mengikuti organisasi yang merupakan organisasi bentukan PNI (organisasi yang dibentuk sang ayah) namun ia dipkasa keluar dari kuliah karena tidak mau menandatangani pernyataan dari rektornya bahwa SMP, dan SMA Cikini. Prestasi pendidikan formal Mega tidak ditonjolkan. Ia hanya dikonstruksikan pandai menari. Ketika memasuki bangku kuliah, ia berdebat dengan ayahnya tentang jurusan yang akan ia ambil. Hal ini mengonstruksikan ayahnya terlalu mencampuri pilihan Mega. Saat kuliah, ia mengikuti organisasi yang merupakan organisasi bentukan PNI (organisasi yang dibentuk sang ayah) namun ia dipkasa keluar dari kuliah karena tidak mau menandatangani pernyataan dari rektornya bahwa

· Saat Bekerja dan Berkeluarga Mega dikonstruksikan menikah tiga kali. Suaminya pertama meninggal

karena kecelakaan pesawat. Mega dikonstruksikan sangat menyayangi suami pertamanya. Mega menjadi ibu rumah tangga biasa mengurusi dua anaknya. Mega menikah lagi dengan seorang dari kudutaan Mesir. Tetapi pernikannya ditentang oleh keluarga, sehingga pernikahannya dibatalkan oleh pengadilan atas permintaan keluarga.

Prenikahannya yang ketiga adalah dengan suaminya yang sekarang, Taufiq Kiemas, dan memiliki anak Puan Maharani. Setelah dengan menikah dengan suami ketiganya, Mega baru membuka diri ke dunia politik. Karena background suaminya adalah seorang aktivis sehingga Mega dan suaminya bisa cocok. Mega dikonstruksikan tidak memiliki pekerjaan tetapi selain menjadi ibu rumah tangga, politisi sebagai pemimpin partai politik, dan membantu suaminya mengurus bisnis pompa bensin. Jabatan tertinggi sebagai politisi yang pernah disandang Mega adalah menjadi Presiden pada tahun 2001. Mega dikonstruksikan sebagai orang yang tinggi mengambil resiko terlalu besar.

Dari latar belakang tersebut, Mega dikonstruksikan sebagai pemimpin yang berkarakter pendiam, introvert, asyik dengan dunianya sendiri, kurang bisa bersosialisasi, dan tidak berani mengambil resiko besar. Disisi lain Mega memiliki jiwa yang kuat, tabah menerima tekanan, berani menolak sesuatu yang dirasanya tak sesuai, tidak menyerah pada keadaan, banyak belajar politik dari ayahnya, keputusan dan kehidupannya sangat dipengaruhi orang tua.

B. ANALISIS BERITA CAWAPRES PRABOWO SUBIANTO