METODOLOGI PENELITIAN

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Seperti telah dijelaskan di atas, paradigma konstruktivisme secara singkat menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai construct (bangunan “kebenaran”) dan construe (cara memahami “kebenaran”) yang berbeda-beda dalam mensikapi realitas. Dengan demikian penelitian ini akan menggali construct dan construe obyek yang diteliti yakni Majalah Tempo, khususnya mengenai berita tentang Capres dan Cawapres peserta pemilu 2009. Sedangkan penelitian kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi atau mengemukakan prediksi-prediksi, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi (Pawito, 2007: 35)

Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif yang merupakan representasi Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif yang merupakan representasi

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif hanya memaparkan dan menafsirkan data kualitiatif mengenai situasi, peristiwa atau fenomena secara komperkensif. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi (Rakhmat, 1991: 24).

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis framing dengan model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (Pan Kosicki). Alasan memilih menggunakan metode framing metode Pan Kosicki ini karena metode tersebut memiliki dua kelebihan. Pertama, cara ini memberi peluang yang lebih luas terhadap unit analisa yang digunakan (struktur berita, gaya bahasa, idiom, gambar/foto, grafik). Kedua, terdapat tiga bagian besar dengan bagian analisa masing-masing sehingga lebih lengkap dan sangat membantu dalam proses pengategorian sampai pada tahap analisa. Selain itu Pan Kosicki mengatakan analisis framing dimunculkan sebagai pendekatan kaum konstruktivis (yang sejalan dengan kerangka berfikir penulis) dalam menguji wacana media yang bersifat empiris dan operasional yang dibagi ke dalam empat struktur yakni struktur sintaksis (syntatactional structure), struktur naskah (script structure), struktur tematik (thematic structure), dan struktur retoris (retoric structurei) (Zen, 2004: 91). Keempat dimensi struktural tersebut akan digunakan sebagai perangkat framing dalam setiap berita mengenai Capres dan Cawapres peserta pemilu 2009. Penjelasan keempat struktur tersebut adalah sebagi berikut :

1. Struktur Sintaksis

Sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Sintaksis berhubungan Sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Sintaksis berhubungan

a. Judul, merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita. Judul mempunyai fungsi framing yang kuat. Judul digunakan untuk menunjukkan bagaimana wartawan mengonstruksi suatu isu, seringkali menekankan makna tertentu lewat pemakaian tanda tanya untuk menunjukkan sebuah perubahan dan tanda kutip untuk menunjukkan adanya jarak perbedaan.

b. Lead, umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.

c. Pendahuluan, merupakan paragraf pertama berita, untuk mengetahui bagaimana sebuah berita diawali.

d. Latar, merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat tersebut sangat beralasan. Karena itu, latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.

e. Kutipan, dimaksudkan untuk membangun obyektivitas. pengutipan sumber ini menjadi perangkat framing atas tiga hal. Pertama, mengklaim validitas atau e. Kutipan, dimaksudkan untuk membangun obyektivitas. pengutipan sumber ini menjadi perangkat framing atas tiga hal. Pertama, mengklaim validitas atau

f. Penutup, merupakan paragraf terakhir berita, untuk mengetahui bagaimana sebuah berita diakhiri.

2. Struktur Skrip

Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Berita laporan sering pula disusun dalam bentuk cerita karena dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca. Ini adalah cara wartawan agar berita yang ditampilkan menarik. Karena itu, peristiwa diramu dengan mengaduk unsur emosi, menampilkan peristiwa tampak sebagai sebuah kisah dengan awal, adegan, klimaks dan akhir. Stuktur skrip, pada umumnya terdiri dari Siapa (Who), Apa (What), Kapan (When), Dimana (Where), Kenapa (Why), dan Bagaimana (How) atau disingkat 5W + 1 H.

Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengonstruksi berita: bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun bagian- bagian dengan urutan tertentu. Skrip memberi tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengonstruksi berita: bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun bagian- bagian dengan urutan tertentu. Skrip memberi tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi

3. Tematik

Struktur tematik berkaitan dengan bagaimana suatu fakta ditulis, meliputi: bagaimana kalimat yang dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks secara keseluruhan. Struktur tematik ini membuktikan tema tertentu yang dipilih wartawan dalam melaporkan berita lewat susunan atau bntuk kalimat tertentu, proporsi, atau hubungan antar proporsi.

Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis: peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyatan yang diungkapkan, semua perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang dibuat. Dalam menulis berita, wartawan mempunyai tema tertentu atas suatu peristiwa. Ada beberapa elemen yang dapat diamati, antara lain adalah :

a. Koherensi, menyangkut pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat yang berbeda dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seorang wartawan menghubungkannya. Ada beberapa macam koherensi. Pertama koherensi sebab akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Proposisi sebab akibat umumnya ditandai dengan kata hubung “sebab” atau “karena”. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi kalimat satu atau dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Koherensi penjelas ditandai dengan pemakaian kata “dan” atau “lalu”. Ketiga koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang sebagai kebalikan atau lain dari proposisi atau kalimat lain.

Koherensi pembeda ditandai dengan kata hubung “dibandingkan” atau “sedangkan”.

b. Kata ganti, menunjukkan posisi seseorang dalam suatu wacana bertujuan untuk memanipulasi dengan menciptakan imajinasi.

c. Bentuk kalimat, hal yang berhubungan dengan cara berpikir logis yaitu prinsip kausalitas. Dengan kausalitas dalam bahasa diwujudkan dalam subjek dan predikat.

d. Detail, hal yang berhubungan dengan pengendalian informasi yang menguntungkan diri komunikator agar ditampilkan lebih besar. Sebaliknya, komunikasi yang merugikan akan mendapat posisi yang lebih sedikit atau dihilangkan sama sekali.

4. Retoris

Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Berfungsi membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu, dan meningkatkan gambaran yang diinginkan pada suatu berita. Struktur retoris dari wacana berita juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran. Elemen yang diamati antara lain:

a. Leksikon, merupakan struktur retoris yang paling penting. Pemilihan dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan peristiwa. Pilihan ini tidak dilakukan secara kebetulan, tapi secara ideologis untuk menunjukkan pemaknaan terhadap fakta.

b. Metafora, kiasan yang mempunyai persamaan sifat dengan benda atau hal yang dinyatakan dengan kata atau frasa. Dipakai tidak hanya untuk “ornamen” cerita, tetapi juga untuk mendukung dan menekan pesan utama yang b. Metafora, kiasan yang mempunyai persamaan sifat dengan benda atau hal yang dinyatakan dengan kata atau frasa. Dipakai tidak hanya untuk “ornamen” cerita, tetapi juga untuk mendukung dan menekan pesan utama yang

c. Grafis, diwujudkan dalam bentuk variasi huruf (ukuran, warna, efek), caption, grafis, gambar, tabel, foto dan data lainnya. Termasuk juga penempatan dan ukuran judul (dalam kolom). Elemen grafik memberikan efek kognitif, ia mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukkan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus difokuskan.

d. Gaya, menunjukkan pada kemasan bahasa tertentu dalam penyampaian pesan untuk meninbulkan efek tertentu kepada khalayak.

e. Pengandaian, menganggap suatu peristiwa mungkin terjadi; memisalkan; atau mengumpamakan. Lebih jelasnya, model Pan dan Kosicki digambarkan dalam model berikut ini:

Tabel 3. Kerangka Framing menurut Pan Kosicki

STRUKTUR

PERANGKAT FRAMING

UNIT YANG DIAMATI

Headline, lead, latar, Cara wartawan

SINTAKSIS

1. Skema berita

informasi, kutipan sumber, menyusun fakta

pernyataan, penutup

SKRIP

5W+1H Cara wartawan

2. Kelengkapan

Who, What, Where, mengisahkan fakta

berita

When, Why dan How

TEMATIK

Paragraf, preposisi, Cara wartawan

3. Detail

kalimat, hubungan menulis fakta

4. Koherensi

5. Bentuk kalimat

antarkalimat

6. Kata ganti

Kata, idiom, gambar Cara wartawan

RETORIS

7. Leksikon

atau foto, grafik menekankan fakta

8. Grafis

9. Metafora

Sumber : Eriyanto, 2002: 256

3. Obyek Penelitian

Obyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah berita Liputan Khusus di

Tempo Edisi Khusus Pemilihan Presiden 2009 Edisi 29 Juni-5 Juli 2009. Total ada 20 berita tentang Capres dan Cawapres yang menjadi kontestan Pemilu Presiden 2009.

Alasan pemilihan obyek penelitian dengan tema mengenai konstruksi karakteristik kepemimpinan Capres dan Cawapres adalah karena Penulis berasumsi bahwa pemiliha Presiden dan wakli Presiden merupakan momen yang penting bagi Bangsa Indonesia. Peran media sangat penting dalam menginformasikan segala hal tentang Cepres dan Cawapres yang akan memimpin bangsa lima tahun kedepan.

Sedangkan alasan Peneliti menggunakan Majalah Tempo sebagai obyek penelitian adalah karena Tempo merupakan media massa nasional yang telah lama eksis di Indonesia (awal berdiri tahun 1971), bahkan termasuk media tertua di Asia Tenggara. Walaupun telah diberedel dua kali, namun Tempo terus-menerus mencoba bangkit dan masih tetap bisa eksis sampai saat ini. Selain itu jumlah tiras yang mencapai angka lebih dari 200.000 eksemplar termasuk jumlah oplah tertinggi untuk ukuran majalah di Indonesia. Sehingga Penulis berasumsi bahwa Tempo termasuk majalah yang diminati dan kredibel di bidangnya.

4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :

a. Data Primer

i. Data primer berupa berita Laporan Khusus yang dimuat di Tempo Edisi Khusus Pemilihan Presiden 2009 Edisi 29 Juni-5 Juli 2009.

ii. Hasil wawancara dengan Redaksi Majalah Tempo.

b. Data Sekunder

Sumber-sumber tertulis lain dari buku, majalah, catatan, makalah, dokumen resmi, jurnal atau laporan, yang relevan dengan obyek kajian.