Analisis Keseluruhan Konstruksi Kepemimpinan Wiranto

C.4. Analisis Keseluruhan Konstruksi Kepemimpinan Wiranto

Dari tiga berita tentang Wiranto, latar belakang yang dibangun Tempo dalam mengonstruksi katakteristik kepemimpinan Wiranto adalah sebagai berikut:

· Latar Belakang Keluarga dan Masa Kecil Ayah Wiranto adalah seorang guru. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga

biasa dengan sembilan orang anak (yang hapir kesemuanya menjadi guru). Kondisi ekonomi kerluarganya yang tinggal di Solo Jawa Tengah sangat miskin, membuat Wiranto harus hidup secara sederhana dan tidak malu untuk bekerja keras dengan pekerjaan apa adanya yang ia bisa. Ayahnya yang seorang guru mengajarkan Wiranto untuk berperilaku jujur. Ibunya mengajarkan kepadanya untuk bersosialisasi dengan tetangga dan peduli terhadap orang lain. Wiranto anak yang berbakti kepada orang tua. Wiranto anak yang bertanggungjawab dan peduli terhadap saudara-saudaranya. Wiranto rela mengorbankan impiannya menjadi insinyur karena ketiadaan biaya untuk menyekolahkannya. Kepemimpinannya tampak saat ia mendirikan klub sepak bola di kampungnya dan ia menjadi ketuanya.

· Latar Belakang Pendidikan dan Masa remaja Wiranto dikonstruksikan sebagai anak yang giat belajar, namun Tempo tidak

mengonstruksikan ia sebagai anak yang cerdas atau menonjol dalam pelajaran. Ia bersekolah di SMP N 2 Surakarta dan SMA N 4 Surakarta. Ayah Wiranto mendidiknya untuk menjadi seorang yang realistis terhadap keadaan. Sehingga ketika menentukan sekolah ia memilih pendidikan tentara di Akademi Militer Magelang karena pertimbangan ekonomi agar ia mendapatkan uang saku. Saat menjadi taruna, ia dikonstruksikan sebagai “rumput” atau taruna yang tidak menonjol prestasinya atau biasa-biasa saja. Wiranto adalah taruna yang tertib, disiplin, dan taat pada peraturan. Wiranto memanfaatkan waktu luangnya saat menjalani pendidikan di Akmil dengan kegiatan yang bermanfaat. Wiranto terbiasa berhemat untuk biaya pulang kampung.

Wiranto gemar berolah raga (terutama sepak bola dan badminton) sehingga selalu tampil prima.

· Saat Bekerja dan Berkeluarga Tidak disinggung sama sekali ketika Wiranto membina rumah tangga.

Wiranto hanya dikonstruksikan bahwa ia pemalu terhadap perempuan. Ia dikonstruksikan memiliki prestasi saat menjadi lulusan Akmil angkatan 1968 pertama yang memimpin balalion. Saat meminpin batalion, ia dikonstruksikan sebagai pemimpin yang tegas dalam menindal anak buah bahkan turun tangan langsung dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Konstruksi perstasi Wiranto yang lain adalah saat berhasil mengalahkan 13 perwira angkatan darat untuk menjadi ajudan Presiden sebuah jabatan yang bergengsi karena ajudan presiden adalah perwira terbaik, sehingga Wiranto merupakan perwira terbaik. Ketika menjadi Ajudan Presiden, wiranto mengetahui seluk beluk kepresidenan sebagai modalnya mencalonkan diri menjadi Cawapres. Saat menjadi ajudan Presiden, Wiranto dikonstruksikan sangat dekat dengan Soeharto (Penguasa pada masa itu). Ia dikonstruksikan sebagai bawahan yang bisa memahami atasan, sehingga ia disukai oleh Soeharto. Jenjang karier Wiranto meningkat setelah menjadi ajudan Presiden.

Banyak orang, terutama kawannya seangkatan di Akmil, mengira bahwa Wiranto akan menjadi pemimpin, baik dari kemampuan yang ia miliki atau karena ia dekat dengan penguasa saat itu, karena Soeharto dikonstruksikan telah menyiapkan Wiranto untuk menjadi Panglima TNI. Peran Soeharto dikonstruksikan oleh Tempo sangat besar dalam jenjang karier Wiranto.

Tempo menulis jabatan yang perah di sandang Wiranto adalah Kepala Staf Komando Daerah Militer Jakarta Raya, Panglima Kodam Jaya, Panglima Komando

Cadangan Strategis Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Darat dan Panglima Angkatan Bersenjata.

Dari latar belakang tersebut, Wiranto dikosntruksikan sebagai pemimpin yang berwatak sederhana, realistis terhadap kondisi yang dihadapi, pekerja keras, rela berkorban demi keluarga, mengutamakan prioritas, berjiwa sosial, perduli terhadap masyarakat dilingkungannya, jujur, berbakti kepada orang tua, bertanggungjawab, selalu tampil prima, giat belajar, tertib, disiplin dan taat peraturan, mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat, tegas pada bawahan, berprestasi. Disisi lain ia tertalu patuh pada atasan, kariernya salah satunya juga berkat bantuan atasan.