Analisis Struktur Berita IV Berjudul “Musim Panas di Fontainebleau”

E.4. Analisis Struktur Berita IV Berjudul “Musim Panas di Fontainebleau”

E.4.a. Struktur Sintaksis

Judul berita ini adalah “Musim Panas di Fontainebleau“. Judul ini tidak merepresentasikan esensi berita sama sekali (esensi berita akan dijelaskan di lead). Judul itu hanya merepresentasikan saat Jusuf Kalla berada di Fontainebleau, Prancis (untuk menjalani kursus manajemen), saat itu bertepatan dengan musim panas, maka berita ini diberi Judul Musim Panas di Fontainebleau.

Lead berita ini terdiri dari dua kalimat yakni “Dengan beasiswa Kamar Dagang Indonesia, Jusuf Kalla ikut kursus manajemen di Prancis. Menjadi salah satu alumnus yang dibanggakan”. Orang yang mengikuti management of change di Institut Européen d’Administration des Affaires (INSEAD), Fontainebleau, Prancis, dari dana beasiswa

Kamar Dagang Indonesia (Kadin) merupakan pengusaha-pengusaha pilihan. Jusuf Kalla salah satu pengusaha sukses dari Sulawesi yang dipilih oleh Kadin. Kalimat “Menjadi salah satu alumnus yang dibanggakan” mengandung konstruksi bahwa saat Jusuf Kalla menjadi wakil presiden merupakan kebanggaan tersendiri bagi almamater tersebut, mengingat telah banyak alumnus almamater tersebut yang menjadi orang terkenal kelas dunia.

Memasuki tubuh berita, berita ini diawali dengan deskripsi tentang Henri-Claude

de Bettignies (mantan guru Jusuf Kalla) di Institut Européen d’Administration des Affaires (INSEAD) buru-buru terbang ke Indonesia dari Singapura untuk memberi selamat dan menunjukkan rasa bangga saat salah satu muridnya terpilih menjadi Wakil Presiden Indonesia. Menjadi alumnus INSEAD yang sukses menjadi latar informasi yang menggiring pemikiran Tempo dalam mengonstruksi isi berita.

INSEAD menjadi hal yang penting bagi Jusuf Kalla, karena INSEAD merupakan institut yang istimewa, alasannya dijelaskan dalam paragraf berikut: Barangkali itu sebabnya institut pelopor pendidikan MBA di Eropa yang

mengusung moto ”sekolah bisnis untuk dunia” ini punya segudang alumnus ternama. Di antaranya Pangeran Jean dari Luksemburg; Pangeran Friso dan Constantijn dari Belanda; bos Kodak, Antonio M. Perez; pemimpin L’Oreal, Lindsay Owen-Jones. (Paragraf 12 Berita IV Jusuf Kalla)

Berarti, jika Jusuf Kalla juga pernah mengenyam pendidikan di sama, merupakan suatu prestasi. Jusuf Kalla mendapat beasiswa dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin) untuk kursus management of change di INSEAD, Fontainebleau, Prancis. Yang mendapatkan beaisiswa dari Kadin adalah eksekutif muda yang sukses, berarti Jusuf Kalla merupakan salah satu pengusaha yang sukses di Indonesia. Hal yang dipelajari Jusuf Kalla terdapat dalam paragraf berikut:

Menurut Soedjai, mereka lebih banyak belajar soal kepemimpinan dan manajemen. ”Programnya serius, meski cuma satu setengah bulan,” katanya. Ada sedikit teori, banyak bedah kasus dan diskusi. Setiap akhir pekan, peserta kursus diminta mewawancarai dua mahasiswa master of business administration

(MBA). Hasilnya dijadikan bahan presentasi dalam diskusi pekan berikutnya. (Paragraf 8 Berita IV Jusuf Kalla)

Selain itu terdapat konstruksi yang berbeda dari narasumber lain tentang INSEAD, yakni: Menurut Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, alumnus

INSEAD 1979, materi kuliah di institut bisnis terkemuka itu sebenarnya tidak terlalu istimewa. ”Saya pernah ikut pelatihan di Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Enggak beda jauh,” katanya. (Paragraf 10 Berita IV Jusuf Kalla)

”Yang membuat sekolah ini istimewa,” kata Jero, ”siswanya orang- orang pilihan.” Untuk program eksekutif, misalnya, INSEAD hanya menerima manajer atau direktur di perusahaan ternama. Kalla, misalnya, telah menjadi pengusaha sukses di Sulawesi ketika mendapat beasiswa dari Kamar Dagang. (Paragraf 11 Berita IV Jusuf Kalla)

Dari paragraf tersebut mengonstruksikan bahwa Jusuf Kalla merupakan salah satu “siswa pilihan” dan pengusaha dari perusahaan ternama. Berita ini ditutup dengan paragraf sebagai berikut: Lima tahun lalu, setelah terpilih jadi wakil presiden, Kalla pun masuk

daftar alumnus “bintang” sekolah bisnis ternama itu. ”Sebenarnya itu kursus singkat saja. Tapi, karena ada ijazah, lalu orang cantumkan sebagai pendidikan,” katanya terbahak.

Konstruksi yang dibangun dari penutup berita ini sudah jelas yakni Jusuf Kalla masuk daftar alumnus yang terkenal di sekolah bisnis ternama itu.

E.4.b. Struktur Skrip

Unsur who dalam berita ini adalah Jusuf Kalla dan INSEAD. INSEAD juga menjadi who karena menjadi objek yang dibicarakan. Sedangkan unsur what adalah Jusuf Kalla menjadi lulusan INSEAD yang sukses.

Unsur when dan where dalam berita ini adalah saat Jusuf Kalla mengikuti kursus di INSEAD di Fontainebleau, Parancis di ujung musim semi 1977.

Unsur how dalam berita ini adalah bagaiamana Jusuf Kalla menjalani khursus di INSEAD. Unsur why adalah mengapa Jusuf Kalla bisa memperoleh beasisiwa dari Kadin, dan mengapa Jusuf Kalla bisa menjadi lulusan yang dibanggakan.

E.4.c. Struktur Tematik

Pada paragraf 3 terdapat koherensi pembeda yakni “De Bettignies menyampaikan rasa bangganya karena ada alumnus INSEAD yang menjadi wakil presiden.” Mengonstruksikan Jusuf Kalla menjadi orang yang bisa dibanggagan menjadi lulusan INSEAD yang menjadi wkil presiden.

Pada paragraf 13 terdapat koherensi penjelas “Toh, Kalla mengaku suka INSEAD.” mengonstruksikan walaupun tak kursus terlalu lama dan materinya juga ada di Indonesia tetapi Jusuf Kalla tetap menyukai INSEAD.

Penggunaan kata “alumnus” di beberapa paragraf, walau bukan sebagai kata ganti namun merujuk pada diri Jusuf Kalla. Kata tersebut menekankan makna bahwa Jusuf Kalla merupakan lulusan dari “institut bisnis terkemuka” (paragraf 11).

E.4.d. Struktur Retoris

Dari unit analisis leksikon, kata-kata yang ditonjolkan oleh Tempo tentang Jusuf Kalla adalah kebanggaan bahwa ia lulusan INSEAD yang membanggakan. Leksikon tersebut terdapat dalam kalimat berikut “menjadi salah satu alumnus yang dibanggakan”, ”De Bettignies menyampaikan rasa bangganya karena ada alumnus INSEAD yang menjadi wakil presiden”, ”Lima tahun lalu, setelah terpilih jadi wakil presiden, Kalla pun masuk daftar alumnus ”bintang” sekolah bisnis ternama itu.”

INSEAD sendiri dikonstruksikan oleh Tempo sebagai “institut pelopor pendidikan MBA di Eropa yang mengusung moto ”sekolah bisnis untuk dunia” ini punya segudang alumnus ternama.”

Dari unit analisis grafis terdapat dua buah foto. Foto pertama pas foto Jusuf Kalla tahun 1964. Foto kedua adalah foto Institut Européen d’Administration des Affaires, namun foto tersebut tak menyakinkan bahwa itu foto institut tersebut, karena hanya sebagian gedung yang terlihat. Unsur grafis tidak mendukung konstruksi, hanya menjelaskan Jusuf Kalla pernah kursus di sana.

E.4.e. Konstruksi Kepemimpinan Jusuf Kalla di Berita IV

Jusuf Kalla dikonstruksikan sebagai pengusaha yang sukses, sehingga ia layak mendapatkan beasiswa pendidikan di luar negeri. Jusuf Kalla dikonstruksikan belajar kepemimpinan dan majanerial dari isntitut terkemuka di dunia. Alumnus institut tersebut adalah pemimpin-pemimpin terkenal dunia. Jusuf Kalla menjadi salah satu alumnus yang membanggakan setelah terpilih menjadi wakil presiden.