Analisis Struktur Berita I Berjudul “Sepotong Mimpi Anak Pelarian”

B.1. Analisis Struktur Berita I Berjudul “Sepotong Mimpi Anak Pelarian”

B.1.a. Struktur Sintaksis

Judul berita ini adalah “Sepotong Mimpi Anak Pelarian”. Kata “sepotong mimpi” mengandung makna sebuah harapan atau cita-cita. Kata “anak pelarian” merujuk pada Prabowo. Ia disebut oleh Tempo sebagai anak pelarian karena ketika kanak-kanak hingga SMA ia mengikuti sang ayah sebagai pelarian yang dicap sebagai “pemberontak” PRRI/Permesta. Mereka lari atau berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain karena dicari-cari oleh Negara. Sehingga dari judul ini, penekanan yang ingin dilakukan oleh Tempo adalah harapan atau cita-cita Prabowo yang dikonstruksikan sebagai anak dari seorang pemberontak yang melarikan diri ke luar negeri.

Lead berita terdiri dari dua kalimat. Kalimat pertama “Sejak kecil, Prabowo Subianto bercita-cita mengubah negeri”. Kata “mengubah negeri” bermakna membuat Negara Indonesia menjadi lebih baik versi Prabowo. Kalimat ini ingin mengonstruksikan bahwa sejak kanak-kanak Prabowo telah memiliki keinginan untuk membuat negara Indonesia menjadi lebih baik. Kalimat kedua “Petarung yang selalu ingin lekas”. Kata “petarung” mengonstruksikan bahwa Prabowo suka akan hal-hal yang berkaitan dengan pertarungan, pertandingan atau tantangan. Sedangkan kata “selalu ingin lekas” mengonstruksikan bahwa Prabowo memiliki sifat tergesa-gesa dan ingin segera memulai atau mengakhiri suatu yang ia lakukan.

Memasuki tubuh berita, berita ini diawali dengan paragraf pendahuluan sebagai berikut: DI bawah pohon besar, dua bocah itu berhadapan dengan tangan

terbungkus sarung tinju. Yang satu 13 tahun, tinggi ramping menjulang. Bocah di depannya 11 tahun, tegap atletis dengan mata setajam elang. (Paragraf 1 Berita I Prabowo)

Pendahuluan ini berisi deskripsi tentang pertandingan tinju yang dilakukan oleh Prabowo bersama temannya. Hal ini memperkuat konstruksi bahwa Prabowo menyukai pertarungan. Pada kalimat terakhir berisi deskripsi tentang Prabowo yang digambarkan sebagai anak yang berbadan tegap atletis dan bermata tajam yang mengasosiasikan bahwa ia seorang yang tegas.

Latar informasi yang menggiring pemikiran Tempo dalam mengonstruksi isi berita adalah bahwa ayah Prabowo sebagai seorang pemberontak serta pemikiran dan pendidikan Prabowo yang ia dapatkan selama di luar negeri.

Dalam mengonstruksikan karakteristik Prabowo, Tempo meminta beberapa pendapat narasumber, yang pertama Eko Muhatma Kartodihardjo (kawan Prabowo) sebagai berikut:

Dalam tiga ronde, Eko kalah. Sampai puluhan tahun kemudian, pertandingan itu terekam jelas di benaknya. Bayangan Prabowo, bocah 11 tahun yang liat berkelahi dengan wajah kukuh enggan mengalah, tak mudah dia lupakan. “You are a good fighter,” kata Eko memuji lawannya. (Paragraf 6, berita I Prabowo)

Kata “wajah kukuh enggan mengalah” mengonstruksikan bahwa Prabowo adalah anak yang tidak mudah menyerah apalagi untuk mengalah. Sehingga Eko mengonstruksikan Prabowo sebagai petarung yang baik.

Narasumber lain adalah Kun Mawira (Kawan Prabowo) yang mengonstruksikan karakter Prabowo sebagi berikut: Kun ingat betul bagaimana Prabowo sering memimpin gerombolan

bocah pelarian ini. “Dia sering punya ide duluan dan tegas menyampaikan apa yang dia mau,” katanya. Eko punya kenangan serupa, “Anaknya keras dan tidak mau mengalah,” katanya. Meski lebih tua dua tahun, dia sering tak kuasa menentang keinginan Prabowo. (Paragraf 11 Berita I Prabowo)

Pada kalimat pertama paragraf tersebut mengonstruksikan bahwa Prabowo telah menunjukkan bakat kepemimpinan. Pada kalimat kedua Kun mengonstruksikan bahwa Prabowo selalu berinisiatif dan selalu menyampaikan keinginannya kapada kawan- Pada kalimat pertama paragraf tersebut mengonstruksikan bahwa Prabowo telah menunjukkan bakat kepemimpinan. Pada kalimat kedua Kun mengonstruksikan bahwa Prabowo selalu berinisiatif dan selalu menyampaikan keinginannya kapada kawan-

Pandapat tentang karakter Prabowo juga diungkapkan oleh Ronny Warouw (kawan Prabowo), yakni: “Sejak pertama bertemu, saya perhatikan anak itu,” kata Ronny

Warouw, putra sulung Joop Warouw. Usia yang terpaut jauh membuat Ronny kerap berperan sebagai abang pelindung. ”Dia cerdas dan selalu ingin tahu,” katanya. (Paragraf 13 Berita I Prabowo)

Ronny mengonstruksikan Prabowo sebagai anak yang cerdas dan selalu ingin tahu. Keingintahuan Prabowo itu dicontohkan Ronny dalam hal kemiliteran, karena Ronny adalah anak jendral. Hal serupa juga diungkapkan oleh Pinky Warouw yakni:

Pinky ingat bagaimana mereka bertiga doyan betul bermain koboi dan Indian. Prabowo selalu memilih menjadi koboi, “Karena dia suka bermain pistol mainan,” katanya. Prabowo juga sangat serius jika bermain menjadi tentara. Dia mengoreksi cara berbaris kawan-kawannya, memperbaiki posisi mereka saat memegang senjata, dan selalu memberikan contoh di depan. “Dia sangat tertarik pada dunia militer,” kata Pinky. (Parafraf 17 Berita I Prabowo)

Paragraf tersebut cukup untuk memberi gambaran bagaimana karakteristik kepemimpinan Prabowo semasa kanak-kanak. Prabowo ingin tampil di depan memberikan contoh kepada teman-temannya. Prabowo juga dikonstruksikan sangat tertarik dengan dunia militer, dengan sangat serius ketika bermain menjadi tentara.

Dalam paragraf 18 Pinky mengungkapkan lagi salah satu karakteristik Prabowo yakni “Dia rupanya dididik untuk tidak memukul perempuan”. Namun konstruksi positif dari Pinky itu diperlemah dengan konstruksi negatif dari Ronny tentang sifat Prabowo yakni:

Sifat Prabowo juga kerap kurang sabar dan temperamental. “Tapi, kalau marah, cepat hilang lagi,” kata Ronny Warouw. Kesaksian serupa muncul dari

Des Alwi. “Prabowo cenderung ingin lekas, agak tergesa-gesa,” katanya. (Paragraf 19 Berita I Prabowo)

Prabowo dikonstruksikan sebagai anak yang kurang sabar dan tempramental. Kata tempramental dalam KBBI mengandung makna sifat batin yang mempengaruhi perbuatan dari perasaan, dan pikiran. Kutipan Ronny “Tapi, kalau marah, cepat hilang lagi,” menunjukkan bahwa tempramen Prabowo adalah pemarah. Des Alwi mengonstruksikan karakteristik Prabowo yang cepat lekas (cepat ingin memulai atau cepat ingin mengakhiri), karakteristik tersebut membuat Prabowo cenderung tergesa-gesa dalam bertindak atau mengambil keputusan.

Prabowo dikonstruksikan sebagai anak yang disayang oleh ibunya. Hal ini diungkapkan oleh kawan-kawannya, yakni: Dari penuturan kawan-kawan dekat Prabowo, tampak bahwa putra

ketiga Sumitro ini anak kesayangan ibunya. “Bu Dora selalu bicara tentang Prabowo,” kata Des. Pinky dan Ronny Warouw punya cerita ibunda Prabowo tak mempersoalkan anaknya yang setiap bulan minta kiriman celana dalam saat mulai masuk Akademi Militer. “Setelah kami periksa, ternyata Prabowo tak pernah mencuci pakaian dalamnya,” kata Ronny terbahak. Setiap habis mandi, Prabowo membuang pakaian dalam bekasnya. (Paragraf 25 Berita I Prabowo)

Dalam paragraf tersebut terdapat kutipan Ronny yang mengungkapkan bahwa Prabowo tidak mencuci dan membuang celana dalamnya entah karena alasan apa, tetapi hal itu tidak dipermasalahkan oleh ibu Prabowo.

Dalam hal pendidikan Prabowo dikonstruksikan sebagai berikut: Pada 1960, keluarga Djojohadikusumo pindah ke Malaysia. Sumitro

membuka pabrik perakitan alat elektronik merek Premiere dari Prancis. Di Kuala Lumpur, Prabowo, yang menginjak usia 9 tahun, lolos ujian masuk Victoria Institution, sekolah bergengsi di sana. “Prestasinya bagus di sekolah,” kata Des Alwi. (Paragraf 26 Berita I Prabowo)

Prabowo dikonstruksikan bersekolah di sekolah elite saat menjalani pendidikan di Malaysia. Kutipan Des Alwi tersebut mengonstruksikan Prabowo termasuk siswa yang cerdas di sekolah.

Konstruksi bahwa Prabowo dan teman-temannya sebagai anak pemberontak sangatlah kuat. Hal itu dapat dilihat dalam paragraf berikut: Kun Mawira, putra Tan Goan Po, dan Prabowo sering bermain bersama.

“Kami masih 6-7 tahun waktu itu, tidak tahu bagaimana kesusahan orang tua lari dari kejaran pemerintah,” tutur Kun, kini komisaris di Panin Sekuritas. Mereka hanya tahu agar tidak bergaul rapat dengan putra-putri diplomat di Kedutaan Besar Indonesia. “Kami kan anak-anak pemberontak.” (Paragraf 10 Berita I Prabowo)

Dari paragraf itu dapat terlihat bagaimana hubungan Prabowo dengan Warga Negara Indonesia pada saat itu. Yang membuat rancu adalah kutipan di akhir paragraf yang tidak menyebutkan itu kutipan dari siapa. Bisa jadi mungkin itu kutiupan dari Kun, tetapi ada kemungkinan juga itu adalah pendapat penulis berita yang dikamuflasekan menjadi kutipan Kun. Hal ini sangat menunjukkan bahwa Tempo ingin mengonstruksikan Prabowo sebagai anak pemberontak.

B.1.b. Struktur Skrip

Unsur who dalam berita ini adalah Prabowo dan keluarganya, karena selain diri Prabowo juga diceritakan tentang keluarga Prabowo (khususnya ayah dan ibu Prabowo). Sedangkan unsur what-nya adalah tentang kehidupan masa lalu keluarga Prabowo dan Prabowo sewaktu kecil saat di luar negeri.

Unsur when dan where Prabowo lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951. Pada Mei 1957, Sumitro (Ayah Prabowo) duluan menghilang di pedalaman Sumatera, mempersiapkan deklarasi PRRI/Permesta yang menjadi cikal bakal keluarga Prabowo menjadi “pelarian”. Pada 1959, keluarga Prabowo mengungsi ke Hong Kong. Pada 1960, keluarga Djojohadikusumo pindah ke Malaysia. Di Kuala Lumpur, Prabowo, yang menginjak usia 9 tahun, lolos ujian masuk Victoria Institution, sekolah bergengsi di sana. Ia lulus sekolah menengah atas, American School in London, pada 1967, dan masuk Akademi Militer Nasional di Magelang, Jawa Tengah, pada 1970.

Unsur why dalam berita ini adalah kenapa keluarga Prabowo menjadi pelarian. Sedangkan unsur how dalam berita ini adalah bagaiaman Prabowo menjalani hidup menjadi pelarian di luar negeri.

B.1.c. Struktur Tematik

Dari unit analisis detail dalam berita ini (yang belum dijelaskan dalam struktur sintaksis) adalah tentang keluarga Prabowo bahwa dari Ibulah Prabowo mendapatkan pendidikan dan perhatian lebih dari sang ayah. Ibu Prabowo mendidik anak-anaknya ”a la” Barat karena ia keturunan Belanda. Disiplin dan sikap keras Prabowo diturunkan dari ibu, gaya berpikirnya yang kritis dan bebas muncul dari ayah. Pada paragraf terakhir dijelaskan bagaimana bentuk perhatian Sumitroyang diberikan kepada anak-anaknya.

Dari unit analisis kata ganti yang digunakan dalam berita ini ada dua yakni “petarung” yang telah di jelaskan di lead. Kata ganti kedua adalah “purnawirawan jenderal bintang tiga dan calon wakil presiden koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya”. Kata ganti itu mempertegas jabatan terakhir Prabowo dan mempertegas bahwa ia adalah cawapres yang ikut dalam pemilihan kali ini.

B.1.d. Struktur Retoris

Tempo ingin menonjolkan latar belakang keluarga Prabowo yang merupakan ”keluarga pemberontak” dengan kata-kata sebagai berikut: Ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo, adalah salah satu pentolan

pemberontak untuk urusan logistik dan keuangan. (Paragraf 3 Berita 1 Prabowo) Sejak perang melawan Jakarta meletus, keluarga semua pemimpin pemberontak terserak di Singapura, Hong Kong, dan Malaysia. (Paragraf 4 Berita

1 Prabowo) Pada Mei 1957, Sumitro duluan menghilang di pedalaman Sumatera, mempersiapkan deklarasi PRRI/Permesta. (Paragraf 7 Berita 1 Prabowo) Ada sekitar 10 keluarga pemberontak PRRI/Permesta yang berlindung di Singapura. (Paragraf 9 Berita 1 Prabowo)

Di Hong Kong, keluarga pemberontak ini tinggal di kawasan Hong Kong Side, di flat-flat kecil dekat Macdonald Road. (Paragraf 9 Berita 15 Prabowo)

Sepuluh tahun menjadi eksil (orang yang melarikan diri) di luar negeri, Sumitro tak bisa berperan sebagaimana kepala keluarga normal lain. (Paragraf 23 Berita 1 Prabowo)

Semuanya untuk menjamin asap dapur keluarganya dan pendukung pemberontak lain. (Paragraf 24 Berita 1 Prabowo) Prabowo mengumpulkan rekannya, putra-putri para eksil Partai Sosialis Indonesia yang tumbuh bersamanya di luar negeri, untuk berdiskusi dengan para ekonom dan turun ke desa-desa. (Paragraf 29 Berita 1 Prabowo)

Dengan penggunaan kata-kata “pentolan pemberontak”, “pemimpin pemberontak”, “keluarga pemberontak”, “eksil”, pada penggalan paragraf diatas sangat menunjukkan bahwa keluarg aPrabowo pada saat itu adalah orangyang berbahaya bagi negara, karena ingin mendirikan negara tandingan. Setelah itu mereka melarikan diri keluar negeri selama bertahun-tahun. Tetapi dalam berita ini tidak dijelaskan sama sekali mengenai pemulihan nama baik ayah Prabowo.

Dalam menjabarkan hedline “Sepotong Mimpi Anak Pelarian” tersebut terdapat pada paragraf berikut: Lulus sekolah menengah atas, American School in London, pada 1967,

Prabowo Subianto menggebu-gebu ingin memperbaiki negerinya. Pulang ke Tanah Air, Sumitro meminta putranya berkeliling Jawa, untuk mengenal lebih dekat negeri yang ditinggalkannya satu dekade. (Paragraf 27 Berita I Prabowo)

Prabowo tancap gas. Remaja 16 tahun itu aktif membangun jaringan dengan aktivis dan membentuk Korps Lembaga Pembangunan, meniru Korps Perdamaian, Peace Corps, kumpulan relawan sosial asal Amerika Serikat yang digagas Senator John F. Kennedy pada 1961. (Paragraf 28 Berita I Prabowo)

Prabowo mengumpulkan rekannya, putra-putri para eksil Partai Sosialis Indonesia yang tumbuh bersamanya di luar negeri, untuk berdiskusi dengan para ekonom dan turun ke desa-desa. Emil Salim, yang ketika itu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, pernah mereka datangi malam-malam. “Kami berdiskusi berjam-jam di rumah Pak Emil,” kata Ronny. Hidupnya sebagai aktivis berhenti ketika dia memutuskan masuk Akademi Militer Nasional di Magelang, Jawa Tengah, pada 1970. (Paragraf 29 Berita I Prabowo)

Kata “menggebu-gebu ingin memperbaiki negerinya” pada paragraf 27 mengonstruksikan bahwa Prabowo sangat bersemangat untuk memperbaiki negara Indonesia yang telah ditinggalkannya selama sepuluh tahun menetap di luar negeri. Kata

“Prabowo tancap gas” mengandung makna bahwa Prabowo memulai kegiatannya untuk memperbaiki negeri dengan membentuk Korps Lembaga Pembangunan. Sebagai anak yang pernah hidup di luar negeri ia mengajak kawan-kawan yang senasib dengannya untuk membantunya. Namun dalam berita ini tidak dijelaskan secara rinci Prabowo menginginkan Indonesia yang seperti apa yang ia impikan.

Dari unit analisis grafis terdapat satu ilustrasi gambar Prabowo dan dua buah foto. Deskripsi ilustrasi tersebut adalah Prabowo dengan mengenakan hem coklat lengan panjang dan caping petani di kepala, ia memegang padi di tangan kanan dan ikan di tangan kiri. Ilustrasi ini mengonstruksikan bahwa Prabowo ingin dekat dengan nelayan dan petani seperti citra yang dibangun Prabowo dalam kampanye selama ini. Hal tersebut juga ingin menunjukkan bahwa Prabowo adalah aktivis yang dulu sempat turun ke desa- desa dan membicarakan ekonomi kerakyatan yang memperjuangkan nasib petani dan nelayan.

Foto pertama dengan caption “Kolonel Prabowo Subianto pada pelantikan anggota Kopassus di Nusakambanagn, 1993.” Foto ini untuk mempertegas jabatan

prestisius yang pernah dilaksanakan oleh Prabowo, dimana pada waktu itu Kopassus dikenal sebagai pasukan elite dan banyak menuai kontroversi. Foto kedua dengan caption “Keluarga Sumitro Djojohadikusumo di Kuala Lumpur, 1964.” Hal ini untuk mempertegas bahwa keluarga Prabowo pernah bermukim di luar negeri dalam rangka menghindari kejaran pemerintah.

Dalam mengonstruksikan Prabowo menggunkan unit analisis metafora “Bocah di depannya 11 tahun, tegap atletis dengan mata setajam elang” pada paragraf satu untuk membangun konstruksi postur tubuh dan watak Prabowo yang tegas.

B.1.e. Konstruksi Kepemimpinan Prabowo di Berita I

Saat kecil Prabowo dikonstruksikan sebagai anak yang sangat menyukai tantangan dan pertandingan, sehingga oleh Tempo disebutnya sebagai “petarung”. Prabowo adalah anak yang tidak mudah menyerah. Sehingga Tempo mengonstruksikan Prabowo sebagai petarung yang baik. Prabowo dikonstruksikan telah menunjukkan bakat kepemimpinan sejak kecil dengan selalu menjadi pimpinan dan memberi contoh di depan kepada kawan-kawannya. Prabowo selalu berinisiatif dan menyampaikan keinginannya kapada kawan-kawannya. Prabowo memiliki watak yang keras dan tidak mau mengalah. Mengonstruksikan bahwa orang yang tebih tu dari Prabowo pun tidak mampu untuk menentang Prabowo, hal ini menimbulkan pemikiran bahwa Prabowo memang memiliki pengaruh besar terhadap kawan-kawannya atau Prabowo memang cenderung memaksakan kehendaknya. Karakter emosi Prabowo adalah orang yang tempramental, selalu ingin lekas dan terburu-buru dalam bersikap atau mengambil keputusan. Duan narasumber menyebut Prabowo sebagai anak yang cerdas dan selalu ingin tahu.