5.3.6 Pengembangan Konsep Ekowisata di Kawasan HTI 5.3.6.1 Deskripsi Konsep Ekowisata
Perencanaan lanskap merupakan suatu proses melengkapi imajinasi dan kepekaan terhadap tapak yang direncanaakan, melalui implikasi dari tahap konsep
tapak. Perencanaan kawasan rekreasi merupakan suatu proses yang menghubungkan antara manusia dan waktu luang yang dimilikinya dengan ruang
dan aktivitas yang direncanakan Gold, 1980. Konsep perencanaan di dalam kegiatan magang ini dikembangkan oleh mahasiswa menjadi dua bagian utama,
yakni konsep dasar dan konsep pengembangan. Konsep dasar merupakan ide utama dalam pembuatan perencanaan tapak yang mencakup isi rencana tapak
secara holistik. Sementara itu, konsep pengembangan merupakan aplikasi dari konsep dasar yang terdiri dari konsep ruang dan aktivitas, fasilitas dan utilitas,
sirkulasi, dan tata hijau. Konsep dasar yang digunakan yakni dengan mengembangkan kawasan HTI
Semenanjung Kampar sebagai alternatif hutan wisata yang berbentuk ekowisata di Provinsi Riau. Dengan dominasi antara ruang terbuka dipadu dengan hutan alami
untuk pelestarian hutan di Semenanjung Kampar melalui potensi pada kawasan. Ekowisata sendiri merupakan pengembangan dan operasi dari aktifitas wisata
dalam melindungi lingkungan dengan meningkatkan keterlibatan komunitas lokal secara aktif dalam menghasilkan operasi dan pengelolaan wisata, menciptakan
produk wisata berupa pembelajaran, nilai edukasi dan wisata yang meminimalisir dampak negatif dan menghasilkan kontribusi positif dalam perkembangan
ekonomi lokal.
5.3.6.2 Konsep Pengembangan Ekowisata
Ekowisata dipahami sebagai suatu konsep pengembangan dan
penyelenggaraan pariwisata berbasis pemanfaatan lingkungan untuk perlindungan dan pelestarian, berintikan partisipasi aktif masyarakat dengan penyajian produk
bermuatan pendidikan, pembelajaran dan rekreasi, berdampak negatif minimal, memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan ekonomi daerah, yang
diberlakukan bagi kawasan lindung, kawasan terbuka, kawasan alam binaan, serta kawasan budidaya.
Ekowisata Indonesia dipahami sebagai suatu konsep pengembangan dan penyelenggaraan pariwisata berbasis lingkungan alam dan budaya masyarakat
setempat dengan azas pemanfaatan dan penyelenggaraan yang diarahkan pada: 1. Perlindungan sumber-sumber alam dan budaya untuk mempertahankan
kelangsungan ekologi lingkungan ecologically sustainable dan kelestarian budaya masyarakat setempat.
2. Pengelolaan penyelenggaraan kegiatan dengan dampak negatif sekecil dimungkinkan enviro-management
3. Keikutsertaan dan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai bagian dari upaya menyadarkan, memampukan, memartabatkan dan memandirikan rakyat
menuju peningkatan kesejahteraan dan mutu hidup, dengan bertumpu pada kegiatan usaha masyarakat itu sendiri, dan peningkatan keahlian profesi.
4. Pengembangan dan penyajian daya tarik wisata dalam bentuk program- program penafsiran lingkungan alam dan budaya setempat dengan muatan
pembelajaran dan rekreasi. Kriteria ekowisata Indonesia adalah ukuran suatu pengembangan dan
penyelenggaraan pariwisata di kawasan lindung, kawasan terbuka, dan kawasan binaan yang mencakup:
1. Konservasi, yakni melindungi dan melestarikan lingkungan yang dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata lingkungan yang dimaksud adalah
fisik, sosial, budaya dan ekonomi Tabel 7. 2. Partisipasi, yakni melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan
pariwisata Tabel 8. 3. Edukasi dan Rekreasi, yakni menyajikan produk pariwisata layak pasar yang
bermuatan pendidikan, pembelajaran, dan rekreasi nilai-nilai karakteristik alam dan budaya setempat Tabel 9.
4. Ekonomi, yakni memberi sumbangan positif terhadap pembangunan ekonomi daerah Tabel 10.
5. Kendali, yakni menekan dampak negatif sekecil dimungkinkan dari rangkaian kegiatan pariwisata Tabel 11.
Indikator ekowisata Indonesia adalah suatu penunjuk untuk memonitor pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata di kawasan lindung,
kawasan terbuka, kawasan binaan dan kawasan budaya di Indonesia untuk dapat mencukupi kriteria ekowisata Indonesia.
a. Konservasi