konsep ekowisata yang sejalan dengan konsep yang digunakan PT. RAPP dalam mengembangkan HTI.
Konsep yang digunakan PT. RAPP dalam pengembangan HTI adalah Hutan Tanaman Lestari dengan didukung oleh Sertifikat Pemanfaatan Hutan Lestari
Nomor: ST.37Menhut-VI2009 dari Departemen Kehutanan dan Sertifikat Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari Nomor: 06SPFM001 dari Lembaga
Ekolabel Indonesia Gambar 41.
Gambar 41. Konsep Pengembangan Hutan Tanaman Lestari APRIL, 2011
5.4.4 Kegiatan Pra-Planning Hutan Tanaman
Kegiatan pra-planning yang dilakukan perusahaan berupa kajian, rencana pengelolaan, pengawasan pekerjaan penanaman dan penebangan panen, survey
awal dan lanjutan, serta pengumpulan data tapak baik primer maupun sekunder. Setelah data terkumpul mahasiswa magang menyusun konsep ekowisata yang
cocok untuk menjadi bahan masukkan bagi perusahaan. Penyusunan konsep ekowisata dilakukan secara individu oleh mahasiswa sebagai produk hasil magang
yang berkaitan dengan perencanaan lanskap. Pengumpulan data primer secara langsung ke lapangan dilakukan staf RDD
dengan bantuan kerjasama lembaga penelitian ilmiah, konsultan, dan perguruan tinggi Gambar 43. Pengumpulan data tapak berupa data peta tanah, penggunaan
lahan, tutupan lahan, infrastruktur dan drainase. Tapak yang disurvey adalah areal HTI milik PT. RAPP yang berlokasi di Semenanjung Kampar, Pulau Padang,
Baserah, Cerenti, Logas, Ukui, Lenggam, Tesso. Tim dibagi menjadi dua tim, tim pertama mendapatkan lokasi yang cukup
jauh dari kantor pusat PT. RAPP yaitu mendapatkan site Semenanjung Kampar,
Pulau Padang, Baserah, dan Cerenti. Sedangkan tim kedua mendapatkan site Logas, Ukui, Lenggam, dan Tesso. Mahasiswa magang dalam kegiatan ini ikut
tim pertama untuk membantu survey dan pengumpulan data, serta dijadikan sebagai GIS Operator untuk membantu mengolah data berbentuk peta dapat
terlihat pada Gambar 42. Sebelum berangkat tim biasanya melakukan briefing terlebih dahulu untuk mempersiapkan berbagai alat dan bahan serta urutan
kegiatan di lapangan Gambar 43. Peta dasar yang diperoleh PT. RAPP didapat dari berbagai macam sumber
seperti Bappeda dan Bakosurtanal salah satu peta yang didapat dari Dinas PU ialah Peta RTRW Provinsi Riau sebagai dasar untuk penentuan lokasi hutan
tanaman, selanjutnya peta tersebut diolah oleh RDD untuk disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan. Kunjungan dan suvey langsung ke lapangan tetap
dilakukan walaupun telah mendapatkan peta dasar. Kondisi eksisting tapak diamati dengan melakukan tracking, marking, dan area calculation dengan
menggunakan GPS dan pengambilan foto tapak Gambar 44. Data yang telah diperoleh dimasukkan dan diolah dengan sistem komputerisasi, yaitu dengan
menggunakan software Arc Gis 9.3, Auto Cad Land Desktop 2009, Auto Cad 2009, dan Garmin Map Source 5.0. Data tersebut diolah bersama tim ahli tanah
RDD, mahasiswa magang pada kegiatan ini bertindak sebagai GIS-Operator untuk ikut membantu mengolah data peta yang dibutuhkan perusahaan Gambar 45.
Gambar 42. Site Surveying dan Estimasi Ketinggian Pohon Sumber: PT. RAPP, 2011
Gambar 43. Briefing Sebelum Berangkat Survey Tapak Sumber: Dokumentasi Magang
Gambar 44. GPS 10 XL Garmin Sumber: PT. RAPP, 2011
Gambar 45. Pengolahan Data GIS oleh Mahasiswa Magang
Pada saat kegiatan magang berlangsung, mahasiswa membantu dan memberi masukkan-masukkan kepada perusahaan terkait dengan survey tapak dan
pengembangan yang dapat dilakukan berdasarkan potensi dalam tapak, akan tetapi pengembangan dalam tapak harus sesuai dengan tata guna lahan milik
pemerintah. Pada saat kegiatan magang berlangsung, mahasiswa magang memberi
masukkan agar perusahaan mempunyai peta RTRW Provinsi Riau, namun dikarenakan proses birokrasi yang cukup sulit ketika magang berlangsung,
perusahaan hanya bisa menyediakan peta yang didapat dari kerjasama dengan dinas pekerjaan umum, yaitu peta struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang
Provinsi Riau Gambar 46. Berdasarkan peta peta struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang Provinsi
Riau disebutkan bahwa tapak yang akan disurvey oleh tim pertama yang terdapat mahasiswa magang di dalamnya, seperti site Semenanjung Kampar, Pulau
Padang, Baserah, dan Cerenti merupakan tapak yang telah ditetapkan oleh pemerintah menjadi kawasan hutan produksi. Maka dari itu perusahaan dapat
dengan leluasa mengembangakan HTI di tapak yang akan disurvey, termasuk pemanfaatannya nanti yang ditambah dengan bentuk hutan wisata.
Pada saat turun ke lapangan mahasiswa magang membantu survey dan pengolahan data potensi tapak. Pada saat turun ke site Cerenti, mahasiswa magang
bersama staf perusahaan mendapatkan tugas untuk mengumpulkan dan mengolah data kualitas tanah dan menghasilkannya dalam bentuk peta Gambar 47.
Mahasiswa juga mambantu menghasilkan peta overplot kemiringan dengan unit famili tanah Gambar 48, peta overlay kemiringan dengan grup famili tanah
Gambar 49, serta peta overplot kemiringan dengan unit manajemen tanah Gambar 50, dan pada saat turun ke site Baserah mahasiswa membantu
menyusun peta overplot kemiringan dengan jenis tanah Gambar 51. Peta-peta tersebut dikumpulkan karena perusahaan membutuhkannya untuk pengolahan
data terkait dengan kebutuhan akan analisis kesesuaian tanah dengan metode penanaman hutan tanaman industri. Khusus untuk site Baserah dan Cerenti
perusahaan hanya akan mengembangkan site tersebut untuk HTI dan tidak ada pengembangan ke arah hutan wisata, karena hasil panen hutan tanaman dari site
tersebut sangat menguntungkan perusahaan dari sisi materi.
80
Gambar 46. Peta Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Provinsi Riau Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2011
81
Gambar 47. Peta Kualitas Tanah Estate Cerenti Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac
82
Gambar 48. Peta Overplot Kemiringan dan Unit Famili Tanah Estate Cerenti Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac
83
Gambar 49. Peta Overplot Kemiringan dan Grup Famili Tanah Estate Cerenti Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac
84
Gambar 50. Peta Overplot Kemiringan dan Unit Manajemen Tanah Estate Cerenti Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac
85
Gambar 51. Peta Overplot Kemiringan dan Grup Famili Tanah Estate Cerenti Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac
5.4.5 Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan HTI