a
b
Gambar 6. Hutan Tanaman dengan Bentuk Mosaic Plantations a Acacia crassicarpa b Acacia mangium
Sumber: PT. RAPP, 2011
4.2 Ruang Lingkup Kerja Research and Development Department
Ruang lingkup kerja dari PT. RAPP khususnya Research and Development Department RDD mencakup penelitian dan pengembangan HTI, pemuliaan
pohon, pengelolaan hutan, survey dan pemetaan tanah mineral, program kesehatan tanaman, pengendalian hama terpadu dalam HTI, dan pengembangan lanskap
arboretum RDD. Dalam penelitian dan pengembangan HTI, PT. RAPP mempunyai strategi berupa kelola area hutan tanaman yang terdiri dari penataan
kawasanzonasi area, pengadaan saranaprasarana perlindungan hutan seperti tim pengamanan dan peralatan pengendali kebakaran hutan, penerapan AIMS-APRIL
improvement management system, serta pemeliharaan water level di setiap zonasi
area. Strategi tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas perusahaan dalam menghasilkan kayu dan “pulping”.
Pemuliaan pohon di RAPP bertujuan untuk mengembangkan dan menyediakan materi genetik yang telah diperbaiki dengan sifat riap tahunan yang
tinggi, kepadatan kayu yang sesuai, hasil pulp yang tinggi. Proses pemuliaan pohon dimulai dengan melakukan pemilihan pohon yang terbaik. Setelah itu
dilakukan breeding atau kawin silang dengan cara polinasi terbuka atau dengan polinasi yang terkontrol, untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang
telah didapatkan selanjutnya diseleksi dengan cara genetic test untuk menguji seberapa besar germplasma yang didapat, hal tersebut dilakukan agar
menghasilkan bibit dan benih pohon terbaik dengan kriteria volume yang tinggi, menghasilkan serat yang tinggi dan juga kepadatan kayu yang tinggi. Pemuliaan
pohon juga dapat dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan pengembangan dan perbaikan berkala melalui persemaian serta melakukan kloning dari bibit atau
benih yang terbaik, proses pemuliaan pohon dapat terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Skema Pemuliaan Pohon di RDD Sumber : PT. RAPP, 2011
Pengelolaan hutan berfokus pada penelitian dan pengembangan teknik silvikultur yang sesuai dengan genotipe dan lahan, kelestarian lahan,
mengidentifiksasi kekurangan unsur hara mikro dan melakukan aplikasi pupuk mikro pada saat yang tepat meningkatkan produktivitas tegakan HTI di lahan
gambut, survey dan pemetaan tanah pada semua areal Unit Usaha. Tujuan dari survey dan pemetaan tanah mineral adalah mengklasifikasi tanah dan
memetakannya sebagai dasar untuk penetapan praktek pengelolaan HTI, survey tanah ini dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Asian Agri Baserah,
Langgam, Langsat, Corridor, Teso West dan BaLitBang Tanah Bogor Teso East, Cerenti, Logas, Mandau, Ukui, Nagodang, Dumaifiber dan Pulau Padang,
Hingga sekarang lahan yang sudah disurvey oleh Riaufiber dan Indrafiber seluas 124,600 ha, Dumaifiber 15,000 ha dan juga membantu Pulau Padang 35,000 ha.
Survey dan pemetaan tanah pada beberapa kawasan milik perusahaan menghasilkan 52 famili tanah, lalu dari famili yang ditemukan dikelompokkan
sesuai dengan tanah-tanah yang mirip sifatnya dan menghasilkan 13 unit grup tanah dengan sifat yang mirip. Kegunaan dari pengelompokkan tadi adalah untuk
menganalisa kesesuaian tanah dengan proses manajemen plantation yang dilakukan oleh perusahaan, terdiri dari klasifikasi kemiringan lahan, penarikan
informasi pemanenan, informasi kegiatan silvikultur, informasi genetik, serta hama dan penyakit Gambar 8.
Gambar 8. Skema Pengelolaan HTI di RDD Sumber : PT. RAPP, 2011
Program kesehatan tanaman di PT. RAPP bertujuan untuk meminimalkan resiko hama penyakit untuk mencapai produksi potensial dan menghindari
pengeluaran yang mahal dan tidak perlu untuk pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan utama pada program kesehatan tanaman berupa identifikasi atau
diagnosis masalah hama dan penyakit melalui pengendalian hama terpadu, telaah tentang biologi dan dampak dari hama dan penyakit utama, pengamatan terhadap
perkembangan hama dan penyakit, percobaan metode pengendalian hama dan penyakit yang efektif, pelatihan atau penyuluhan dan publikasi tentang hama dan
penyakit. Pada pengendalian hama terpadu dilakukan pencegahan, pengamatan, dan pengendalian yang dimulai dengan pemilihan spesies tanaman dan
identifikasi hama potensial hingga pengendalian hayati seperti apa yang dilakukan yang terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Pengendalian Hama Terpadu dalam HTI Sumber : PT. RAPP, 2011
Program pengendalian hayati adalah program yang bertujuan untuk membuat tanaman tetap sehat dengan cara alami, digunakannya pengendalian
secara hayati adalah untuk mengurangi penggunaan pestisida, karena pestisida berdaya racun yang tinggi hingga sering kali membunuh spesies non sasaran,
hanya menjadi solusi jangka pendek, dan harganya relatif mahal. Pengendalian hayati yang dilakukan perusahaan adalah dengan mengembangkan predator atau
musuh alami hama seperti mengembangkan laba-laba, sycanus, semut hitam dan belalang sembah Gambar 10.
Gambar 10. Pengendalian Hayati dengan Predator Hama Sumber : PT. RAPP, 2011
Program pengembangan lanskap arboretum RDD ditujukan untuk memberikan pengenalan tentang vegetasi yang digunakan untuk HTI dan sebagai
area display vegetasi langka yang digunakan oleh PT. RAPP. Pengenalan vegetasi yang digunakan untuk HTI sangat penting karena gedung RDD berlokasi jauh dari
kawasan produksi HTI yang berada di site Baserah, Cerenti, Pulau Padang, dan Semenanjung Kampar dengan begitu peneliti, pegawai, masyarakat dan tamu
perusahaan bisa melihat vegetasi yang ada pada kawasan produksi HTI. Program ini diharapkan akan menghasilkan desain untuk pengembangan sarana bernilai
estetis pada arboretum kawasan RDD. Kegiatan pengembangan lanskap arboretum kawasan RDD berupa proses perancangan yang dimulai dari
pengumpulan data dan pembentukan konsep hingga pelaksanaan desain di lapangan, seperti survey dan pendataan ulang, pengukuran ulang, serta aplikasi
permodelan penanaman lanskap, desain penanaman lanskap, dan pengelolaan lanskap arboretum.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Manajemen PT.RAPP 5.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan