2.7 Larutan Penyangga dan Hidrolisis
2.7.1 Larutan Penyangga
2.7.1.1 Pengertian Larutan Penyangga
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian asam kuat atau basa kuat atau dengan kata lain laruran
penyangga adalah suatu zat yang menahan perubahan pH ketika sejumlah kecil asam atau basa ditambahkan kedalamnya.
2.7.1.2 Macam Larutan Penyangga
Larutan penyangga dapat dibedakan atas penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam mempertahankan pH pada daerah asam
pH 7, sedangkan larutan penyangga basa mempertahankan pH pada daerah basa pH 7.
1. Larutan Penyangga Asam
Pada larutan penyangga asam akan mengandung suatu asam lemah HA dan basa konjugasinya A
-
. Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan beberapa cara yaitu:
a Mencampurkan asam lemah HA dengan basa konjugasinya LA, garam
LA menghasilkan ion A
-
yang merupakan basa konjugasi dari asam HA Contoh:
CH
3
COOH + CH
3
COONa komponen penyangganya CH
3
COOH dan CH
3
COO
-
H
2
CO
3
+ NaHCO
3
komponen penyangganya H
2
CO
3
dan HCO
3 -
b Mencampurkan suatu asam lemah berlebih dengan suatu basa kuat.
Campuran ini akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang dicampurkan.
Contoh: CH
3
COOH + NaOH CH
3
COONa + H
2
O komponen penyangganya CH
3
COOH dan CH
3
COO
-
2. Larutan Penyangga Basa
Larutan penyangga basa mengandung suatu basa lemah B dan asam konjugasinya BH
+
. Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara serupa dengan pembuatan larutan penyangga asam, yaitu dengan cara sebagai berikut:
a Mencampurkan suatu basa lemah dengan asam konjugasinya.
Contoh: NH
4
OH + NH
4
Cl komponen penyangganya NH
3
dan NH
3 +
b Mencampurkan suatu basa lemah berlebih dengan asam kuat.
Contoh: NH
3
+ HCl NH
4
Cl + H
2
O komponen penyangganya NH
3
dan NH
4 +
2.7.1.3 Cara Kerja Larutan Penyangga