Siklus II Persiapan penelitian

analisis siklus I meliputi aktivitas siswa dan guru, aspek psikomotorik, aspek afektif siswa, dan kognitif siswa. Dari hasil tersebut nantinya akan dibandingkan dengan hasil tes siklus II. Kegiatan refleksi melibatkan peneliti, guru coordinator dan observer. Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I selanjutnya diperbaiki pada siklus berikutnya siklus II. Peneliti dan guru kolaborator kemudian menentukan solusi pemecahan masalah untuk perbaikan siklus selanjutnya.

3.6.2.2 Siklus II

Pokok bahasan pada siklus II yaitu materi hidrolisis. Siklus ini dilaksanakan dengan empat kali pertemuan dan alokasi waktu 8 JP 8x45 menit. Rincian pelaksanaan dari penelitian disusun sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti bersama dengan guru kolaborator menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, bahan ajar yang berupa modul, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan afektif, lembar pengamatan psikomotorik siswa, lembar pengamatan aktivitas guru, dan menyiapkan soal evaluasi siklus II. Sub pokok bahasan pada pertemuan pertama ion yang mengalami hidrolisis. Guru menyampaikan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan ini . Pada awal pembelajaran guru memberikan pertanyaan “jika garam dapur kalian larutkan dalam air apa yang akan terjadi? guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang. Masing –masing kelompok melakukan diskusi dengan bimbingan guru. Pertemuan pertama diakhiri dengan menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa. Sub pokok bahasan pada pertemuan kedua yaitu sifat garam hidrolisis berdasarkan komponen penyusunnya. Pada awal pembelajaran guru memberikan pertanyaan “ Mengapa petani memberikan pupuk pada tanamannya agar tanaman subur? Bagaimana pengaruh pupuk terhadap kondisi tanah? Adakah kaitannya ph tanah dengan pH pupuk? Siswa melakukan kegiatan penyelidikan untuk mengetahui sifat garam berdasarkan komponen penyusunnya. Sub pokok bahasan pada pertemuan ketiga yaitu tetapan hidrolisis dan pH garam hidrolisis. Pada pertemuan ketiga siswa diminta mengumpulkan laporan praktikum yang pertama. Siswa melakukan praktikum untuk mengetahui pH garam hidrolisis dan menentukan tetapan hidrolisisnya. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari. Pertemuan keempat dilaksanakan tes siklus II. Tes siklus II berupa 30 soal pilihan ganda yang dikerjakan dalam waktu 60 menit. 2. Tindakan Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran problem based learning sesuai yang telah direncanakan untuk siklus II. Materi pada siklus II yaitu garam hidrolisis yang dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. 3. Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa tes dan non tes. Instrument tes yang digunakan berupa soal latihan dan soal akhir siklus. Instrumen tersebut untuk mengukur pemahaman konsep siswa selama implementasi model problem based learning. Keaktifan siswa selama pembelajaran diamati menggunakan lembar penilaian aktivitas siswa. Keaktifan siswa yang diamati meliputi keaktifan visual, oral, listening, writing, drawing, motor, emotional, dan mental. Sedangkan untuk mengamati afektif siswa digunakan lembar penilaian afektif meliputi kehadiran, kedisplinan, kejujuran, perhatian mengikuti pelajaran dan kerapian. Penilaian psikomotorik siswa dilakukan di laboratorium berupa keterampilan siswa saat melakukan penyelidikan. Pengamatan aktivitas, afektif dan psikomotorik siswa dilakukan oleh observer. 4. Refleksi Refleksi digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap aspek yang belum terpenuhi berdasarkan rencana yang disusun. Pada tahap ini, dilakukan analisis siklus II meliputi aktivitas siswa dan guru, aspek psikomotorik, aspek afektif siswa, dan kognitif siswa. Kegiatan refleksi melibatkan peneliti, guru koordinator dan observer. Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I selanjutnya diperbaiki pada siklus berikutnya siklus II. Bila dalam siklus II target penelitian sudah tercapai maka penelitian dapat dihentikan.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN AKTIVITAS BERKARAKTER DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI

0 6 197

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII

1 8 205

EFEKTIVITAS MODEL INQUIRY BASED LEARNING (IBL) BERBANTUAN MODUL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA

0 32 245

IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN PERFORMANCE SISWA

3 39 258

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MY OWN DICTIONARY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS SISWA SMA

1 15 255

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK Implementasi Pendekatan Scientific Dengan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika (PTK pada Siswa Kelas VIID Semester Gasal SMP Muhammadiya

0 1 13

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK Implementasi Pendekatan Scientific Dengan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika (PTK pada Siswa Kelas VIID Semester Gasal SMP Muhammadiya

0 1 12

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE SOLUTION POSING UNTUK MENINGKATKAN Implementasi Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Kar

0 0 15

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP.

0 0 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGEMBANGKAN KARAKTER ILMIAH SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL.

0 0 6