1 Melakukan  observasi  awal  dengan  guru  kimia  untuk  mengidentifikasi
masalah. 2
Berkolaborasi  dengan  guru  kimia  dalam  merancang  model  pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan permasalahan yang telah diidentifikasi
melalui observasi awal. 3
Menyiapkan perangkat pembelajaran. 4
Menyusun soal latihan materi larutan penyangga dan hidrolisis. 5
Menyusun soal siklus I dan II 6
Menyusun  lembar  observasi  aktivitas  belajar  siswa  yang  berupa  numerical rating  scale  skala  angka  bertingkat  untuk  menilai  kegiatan  siswa  selama
pembelajaran,  check  list  untuk  menilai  cara  mengajar  guru  dalam pembelajaran,  serta  angket  tanggapan  siswa  terhadap  pembelajaran
berbantuan modul. 7
Melakukan uji coba soal dan analisis soal siklus  I  dan II. 3.6.2   Pelaksanaan Penelitian
3.6.2.1 Siklus I
Pokok  bahasan  pada  siklus  I  yaitu  materi  larutan  penyangga.  Siklus  ini dilaksanakan dengan lima kali pertemuan dan alokasi waktu  10 JP 10x45 menit.
Rincian pelaksanaan dari penelitian disusun sebagai berikut: 1. Perencanaan
Pada  tahap  perencanaan  peneliti  bersama  dengan  guru  kolaborator menyiapkan  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  RPP,  bahan  ajar  yang  berupa
modul,  lembar  pengamatan  aktivitas  siswa,  lembar  pengamatan  afektif,  lembar
pengamatan  psikomotorik  siswa,  lembar  pengamatan  aktivitas  guru,  dan menyiapkan soal evaluasi siklus I. Rencana kegiatan pelaksanaan diuraikan pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Sub pokok bahasan pada pertemuan pertama yaitu larutan penyangga dan
bukan  penyangga.  Guru  menyampaikan  tujuan  kegiatan  penyelidikan  yang  akan dilaksanakan  pada  pertemuan  ini
.
Pada  awal  pembelajaran  guru  memberikan pertanyaan  “Mengapa  obat  tetes  mata  tidak  perih  saat  digunakan?  Apakah
kandungannya? Pada kegiatan inti, guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok  secara  heterogen,  masing-masing  kelompok  terdiri  dari  5-6  orang.
Masing –masing  kelompok  melakukan  penyelidikan  dengan  bimbingan  guru.
Seetiap kelompok melakukan penyelidikan pH obat tetes mata, untuk mengetahui larutan  penyangga.  Sedangkan  untuk  mengetahui  larutan  non  penyangga  siswa
menyelidika  pH  asam  cuka.  Pertemuan  pertama  diakhiri  dengan  menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa.
Sub  pokok  bahasan  pada  pertemuan  kedua  yaitu  jenis  larutan  penyangga dan pH larutan penyangga. Pada  awal pembelajaran guru memberikan pertanyaan
“  Bagaimanakah  sifat  larutan  penyangga?  Apakah  yang  terjadi  jika  larutan penyangga  ditambahkan  asam,  basa  maupun  air?  pada  pertemuan  sebelumnya
kalian  sudah  mengetahui  pH  larutan  secara  praktis,  bagaimana  pH  secara teoritisnya?  Siswa  melakukan  kegiatan  diskusi  untuk  mengetahui  pH  secara
teoritis. Sub  pokok  bahasan  pada  pertemuan  ketiga  yaitu  pH  larutan  penyangga.
Pada  pertemuan  ketiga  siswa  diminta  mengumpulkan  laporan  praktikum  yang
pertama.  Guru  membahas  kembali  pH  larutan  penyangga  dan  penghitungannya. Pada  pertemuan  ketiga  dibahas  mengenai  hasil  penyelidikan  pH  larutan
penyangga yang sudah dilakukan sebelumnya Sub  pokok  bahasan  keempat  yaitu  peranan  penyangga  dalam  kehidupan.
Guru bertanya pada siswa “ Mengapa gigi kalian tidak rusak meski kalian setiap hari  makan  makanan  yang  asam  sekalipun?  Siswa  mencari  peranan  larutan
penyangga dengan bimbingan guru. Pertemuan    kelima  digunakan  untuk  tes  siklus  I.  Tes  siklus  I  berupa  30
soal  pilihan  ganda  yang  dikerjakan  dalam  waktu  60    menit.  Sisa  waktu  pada pertemuan kelima digunakan untuk mengisi angket tanggapan siswa.
2. Tindakan
Kegiatan  pada  tahap  ini  adalah  melaksanakan  skenario  pembelajaran problem based learning sesuai yang telah direncanakan, yaitu:
1 Guru  membuka  pelajaran  dengan  memaparkan  sekilas  tentang  fenomena
materi yang akan diajarkan. 2
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan materi yang  akan  diajarkan  dan  memberikan  respon  terhadap  jawaban  siswa
kemudian memberi motivasi siswa untuk mencari fenomena lain. 3
Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan 4
Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok menjadi 5 kelompok. 5
Guru  membagikan  modul,  mengarahkan,  dan  membimbing  siswa  untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
6 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai petunjuk dalam modul.
7 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaan.
8 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
9 Guru menyajikan kuis berupa pertanyaan-pertanyaan kemudian jawaban dari
kuis dikoreksi bersama-sama. Hal ini bertujuan untuk mereview pengetahuan siswa tentang materi yang diajarkan.
10 Guru  memberikan  motivasi  kepada  siswa  agar  lebih  aktif  dalam  kegiatan
belajar mengajar. 3. Observasi
Observasi  dilakukan  selama  kegiatan  pembelajaran  berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa tes dan non tes. Instrument tes
yang  digunakan  berupa  soal  latihan  dan  soal  akhir  siklus.  Instrumen  tersebut untuk  mengukur  pemahaman  konsep  siswa  selama  implementasi  model  problem
based  learning.  Keaktifan  siswa  selama  pembelajaran  diamati  menggunakan lembar penilaian aktivitas siswa. Keaktifan siswa yang diamati meliputi keaktifan
visual, oral, listening, writing, drawing, motor, emotional, dan mental. Sedangkan untuk  mengamati  afektif  siswa  digunakan  lembar  penilaian  afektif  meliputi
kehadiran,  kedisplinan,  kejujuran,  perhatian  mengikuti  pelajaran  dan  kerapian. Penilaian  psikomotorik  siswa  di  laboratorium  berupa  keterampilan  siswa  saat
melakukan  penyelidikan.  Pengamatan  aktivitas,  afektif  dan  psikomotorik  siswa dilakukan oleh observer.
4. Refleksi Refleksi  digunakan  untuk  melakukan  perbaikan  terhadap  aspek  yang
belum  terpenuhi  berdasarkan  rencana  yang  disusun.  Pada  tahap  ini,  dilakukan
analisis  siklus  I  meliputi  aktivitas  siswa  dan  guru,  aspek  psikomotorik,  aspek afektif siswa, dan kognitif siswa. Dari hasil tersebut nantinya akan dibandingkan
dengan hasil tes siklus II. Kegiatan refleksi melibatkan peneliti, guru coordinator dan  observer.  Kekurangan-kekurangan  yang  terdapat  pada  siklus  I  selanjutnya
diperbaiki  pada  siklus  berikutnya  siklus  II.  Peneliti  dan  guru  kolaborator kemudian  menentukan  solusi  pemecahan  masalah  untuk  perbaikan  siklus
selanjutnya.
3.6.2.2 Siklus II